Part 5

3.5K 444 12
                                    

Happy reading.....


Ismail menatap Patricia yang masih berbaring di tikar membelakangi dirinya. Sepertinya gadis itu masih marah kepadanya,  Ismail pun mengambil air wudhu dan mulai mengaji.

Patricia mulai terpengaruh oleh alunan ayat suci yang di bacakan Ismail, hatinya kembali merasa bersalah dan terluka. Dia memang belum sepenuhnya jujur kepada Ismail soal aborsi yang dilakukannya serta semua kejahatannya yang lain. Patricia hanya menjabarkan garis besarnya saja agar dia mengerti akan kesakitan yang Patricia pendam selama ini.

"Sondakh Allahu adziim...." Lamunan Patricia buyar mendengar suara Ismail yang sepertinya sengaja sedikit di kencangkan agar lamunannya terhenti.

"Kamu menyukainya?" Patricia menunduk malu, apa yang harus dia katakan?

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Ismail, kenapa kau ingin memperkenalkan Islam kepadaku?" Ismail tersenyum lalu merapihkan sejadahnya.

"Aku hanya ingin berbagi kedamaian denganmu." Patricia menatap ketulusan di dalam mata pemuda itu.

"Ismail, aku sudah rusak!"

"Kamu masih bisa diperbaiki!" Patricia menggelengkan kepalanya.

"Aku terluka dengan kata-katamu."

"Yang mana?"

"Wanita itu mulia, karena dia bisa mengandung dan mendidik anak-anaknya.... Tapi aku..." Patricia mulai terisak.

"Kau kenapa?"

"Aku sudah membunuh June, aku sudah memaksanya keluar dari rahimku dan aku membunuhnya...." Isak Patricia lalu menceritakan semua kejadiannya.

Ismail tampak shock, dia memeluk tubuh Patricia dengan kaku. Usia tujuh belas tahun, di perkosa lalu menjadi budak seks. Ketika mengandung si pria berengsek itu mencampakkannya. Patricia harus menghadapi Masalah yang begitu berat di usia mudanya.

"Kau tahu, rasanya sangat sakit Ismail. Jiwa dan ragaku sakit. Aku harus menahan kesakitan dengan jiwa yang ikut terluka, merasa bersalah. Aku melihat janin itu. Dia sudah tumbuh sempurna hanya ukurannya saja yang kecil. Aku...."

"Cukup Patricia, cukup!" Ismail menangkup wajah cantik perempuan itu.

"Kau lupakan masa lalumu, berdamailah dengan masa lalumu. Maafkan semua orang yang pernah melukaimu. Meminta maaflah pada dirimu sendiri karena dirimulah yang paling terluka dan menderita selama ini."

"Tapi aku jahat...."

"Dengan mengakui kesalahanmu, semua dosamu itu sudah cukup. Lihatlah masa depanmu yang sekarang dan tutup masa lalumu. Perbanyak istighfar Patricia." Patricia mengerjapkan matanya, dia meresapi kata-kata yang dilontarkan Ismail kepadanya.

Ismail menarik tangan Patricia, dia membimbing Patricia untuk berwudhu lalu mengajaknya sholat. Patricia harus tahu dengan sholat hatinya akan tenang, dia bisa curhat dan meminta apapun pada Allah.

Patricia hanya bisa pasrah mengikuti apa yang di lakukan oleh pemuda itu.

*****

Sudah dua minggu Patricia mengenal agama Islam, dia mendengarkan ceramah Ismail, kajian Al Quran dan melakukan sholat. Setiap malam Patricia berdzikir,  mengadu kepada Allah dan ya perasaannya berangsur membaik. Patricia mulai berpikir untuk keluar dari kesedihan, dendam dan masa lalunya. Karena selama sepuluh tahun dia mendendam, hanya kerugianlah yang dia dapat. Patricia hanya merusak dirinya, melukai dirinya dan juga orang lain.

Patricia pun menyesal sudah menyakiti Zidni dan mengganggu Yunus.

"Kau tampak lebih ceria." Ismail tersenyum sambil memberikan rantang berisi sayur asam dan nasi.

"Ini semua karena kamu, Ismail. Terima kasih." Ismail tersenyum.

"Dan sepertinya kau sudah boleh pulang."

Tiba-tiba Patricia merasa hatinya sakit, apa Ismail sudah bosan dan ingin membuangnya? Jujur saja Patrica sudah nyaman hidup seperti ini meski semua terbatas dan jauh dari kata mewah.

"Kenapa? Kau tidak senang?" Patricia menggelengkan kepalanya lalu menunduk, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Alhamdulillah, saya senang bisa berbagi kedamaian denganmu. Saya bahagia bisa ada untuk kamu tapi...."

"Apa?"

"Saya tak bisa menahanmu lebih lama lagi. Kamu punya kehidupan dan saya tak mau di penjara karena telah menculik dan menyekapmu."

Patricia tertawa kecil, ya Ismail benar, dia tak mungkin juga meminta makan dan membebani Ismail. Apa lagi dia bukan siapa-siapanya Ismail dan hal itulah yang membuat dada Patricia terasa sesak.

"Kau bisa main kesini atau saya yang akan mengunjungimu di Jakarta karena setiap seminggu dua kali saya mengirim sayur ke Jakarta." Wajah Patricia berubah cerah, dia merasa ada harapan.

"Janji kau akan menemuiku?"

"Mau juga saya yang bertanya begitu." Patrica tertawa lalu menatap Ismail, suasana hening seketika. Patricia mendekati wajah Ismail lalu menciumnya.

Patricia memejamkan matanya dan memperdalam ciumannya. Setelah merasa cukup Patricia melepaskan pagutannya dan menatap wajah Ismail yang tidak lagi pucat jika Patricia cium. Sepertinya Ismail mulai terbiasa diajak mesum!

Patricia tersenyum.

"Itu zina dan dosa terakhir yang aku lakukan. Ismail, boleh aku meminta sesuatu?" Ismail tersenyum lalu mengangguk.

"Aku ingin masuk Islam...."


Tbc

PDF Mas Yunus sudah tersedia ya, kepoin aja profilku atau lapak Mas Yunus karena di IG aku belum memberitahukannya 😁

Thanks for reading....

Muaaah....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang