Part 21

3.8K 489 22
                                    

Happy reading.....





Ismail mengerjapkan matanya, suara adzan subuh berkumandang dan mengusik tidurnya. Ismail menggoyangkan tubuh Patricia hingga perempuan itu ikut terjaga.

"Ada apa?"

"Ayo mandi junub dan sholat subuh." Patricia pun mengangguk patuh.

Dalam menjalankan ibadah, Ismail memang sangat disiplin. Meski mereka mandi bersama namun Ismail tidak mencoba mencuri kesempatan untuk bercinta dengannya. Patricia berharap Ismail menyentuhnya namun lelaki itu tidak meresponnya. Patricia kecewa, namun kekecewaannya sirna setelah shalat subuh usai.

Ismail kembali menerjang tubuhnya dan memberikan kepuasan kepada Patricia. Entah berapa kali orgasme tapi yang pasti Ismail cepat belajar dan mulai mendominasi percintaan mereka. Ismail pun akhirnya mengalami orgasme, pria itu tampak terengah-engah sambil menatap wajah Patricia.

"Sakit?" Istrinya menggelengkan kepalanya.

"Kau suka?" Patricia mengangguk pelan.

"Lagi ya..."

Ismail pun kembali menghujamkan kejantanannya kedalam milik Patricia.

Patricia hanya bisa menahan kenikmatan dan merasakan kebahagiaan yang mmbuncah. Akhirnya dia bisa membuat Ismail liar di ranjang dan menaklukan pria agamais ini.

Ada rasa bangga menyeruak di hatinya karena dulu Patricia pernah gagal untuk menggoda iman suaminya.

*****

Dewi menatap Ismail dan Patricia yang tengah menikmati sarapannya. Ada rasa cemburu saat melihat kebahagiaan tercetak jelas di wajah mereka.

"Ciee... Pengantin baru!" Patricia dan Ismail hanya tersenyum malu.

"Bagaimana malam pertamamu Ismail?"

"Mami!" Protes Patricia namun di balas tatapan tajam dari ibunya.

"Aku bertanya pada Ismail karena aku tahu bagimu itu bukan malam pertama tapi entah malam ke berapa? Tapi, aku tak tahu dan tak mau tahu!"

Patricia menuduk, dia kesal dengan ucapan ibunya.

"Mami tak pantas berujar seperti itu pada anak Mami."

"Ismail sayang, please deh jangan bela anak ini. Kamu sudah tahu masa lalunya kan dia seperti apa?"

"Mami tolong, saya tak mau ada keributan."

"Asal kamu tahu aja ya Mail, Patricia itu pelacur, wanita penggoda!"

"Ibu tolong, apakah anda tidak berpikir jika Patricia seperti itu karena kesalahan anda? Dia juga mencontoh perbuatan ibunya!" Ismail mulai menaikan nada bicaranya.

Dewi mengerjapkan matanya, dia tak menyangka Ismail akan berkata seperti itu.

"Ingatlah, buah takkan jatuh jauh dari dari pohonnya." Ismail pun membawa Patricia kembali ke kamarnya.

Dewi melempar sendoknya, bagaimana bisa Ismail berkata kasar seperti itu kepadanya? Dewi bertekad untuk menaklukan Ismail bagaimana pun caranya. Dewi merasa sakit hati dengan apa yang di ucapkan oleh lelaki itu meski semua ucapannya itu benar adanya.

"Kamu kenapa lagi?"

Jason menatap isi piring yang berserakan akibat hentakan sendok yang di lempar.

"Ini bukan urusanmu!"

"Berhentilah menggoda lelaki lain apa lagi itu suami anakmu!"

Dewi menatap tajam ke arah Jason, tumben sekali lelaki itu memberinya peringatan.

"itu bukan urusanmu dan jangan pernah mencoba untuk ikut campur, Jason!"

Dewi pun menghentakkan kakinya, berjalan menuju kamarnya dengan perasaan kesal.
Dewi tak menyangka jika hari ini akan begitu sial baginya, Ismail yang membangkang dan Jason yang sok menasehatinya.

Dewi menatap wajahnya di cermin, sebenarnya dia lelah dengan kehidupannya. Apa Dewi mengakhiri hidupnya saja? Sudah lama Dewi ingin melakukan itu namun dia tak berani menahan sakitnya terluka dan meregang nyawa. Dewi pun menangis, dia meluapkan seluruh kekesalannya yang selama ini ada dihatinya.

*****

Patricia bahagia, Ismail membelanya, namun dia juga malu dengan sikap jalang ibunya. Ismail mengusap kepala Patricia dengan sayang.

"Kamu lapar?"

Patricia berpikir sejenak, ya tadi dia lapar namun melihat tingkah ibunya rasa laparnya menguap entah kemana.

"Kamu lapar, Ismail?"

Pria itu menggelengkan kepala lalu memeluk tubuh Patricia dengan lembut.

"Maafkan Mami!"

"Saya sudah memaafkannya, kamu harus memaklumi sikap Mami."

"Kenapa?"

"Mungkin Mami tertekan dan sedang ada masalah."

"Aku tak mengira Mami akan bersikap seperti itu, padahal kamu itu suamiku, suami anaknya!"

"Apa Papi mencintai Mami?"

Patricia tertegun mendengar pertanyaan ismail, selama ini mereka memang seperti hidup masing-masing dan tak pernah melihat mereka bermesraan. Justru mereka saling berselingkuh terang-terangan.

"Aku rasa tidak."

Ismail hanya menghela napas lalu mengecup kening Patricia cukup lama .

Tbc

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang