Part 15

3.3K 465 47
                                    

Happy reading......

Patricia tersenyum bahagia, ismail menyuapinya makan dan membantu meminum obat. Allah ternyata adil, Dia sudah mengirim malaikat tak bersayap pada dirinya yang penuh dosa. Ismail benar, asal dia bertobat sungguh-sungguh maka Allah akan memaafkan dan memberikannya  kebahagiaan.

"Sudah kenyang."

Patricia menutup mulutnya dengan tangan, Ismail tersenyum lalu menyimpan sisa potongan buah apel yang sudah dikupas.

"Kau mau tidur?"

Patrica menggelengkan kepala lalu menggenggam tangan Ismail, pria itu hendak menolak namun Patricia menahannya.

"Aku tahu kita bukan mahram, tapi tolong kali ini saja Ismail. Aku ingin tahu bahwa ini bukan mimpi."

Ismail tersenyum lalu mengelus pipi Patricia dengan lembut.

"Saya akan segera menikahimu."

Senyum Patricia memudar, menikah? Ismail mau menikahinya? Apa Ismail merasa kasihan padanya?

"Ismail aku...."

"Aku mencintaimu dan tak mau kehilanganmu lagi. Aku ingin kau disampingku agar aku bisa membahagiakanmu dan menjagamu." 

Kedua mata Patricia berkaca-kaca, dia tak menyangka ismail akan berkata seperti itu. Bahkan Yunus saja tak pernah berkata seperti itu, memintanya menikah dan akan membahagiakannya.

"Ismail..."

Patricia memeluk pria itu dan menangis bahagia, tapi hatinya merasa kotor dan malu. Dia tak pantas untuk Ismail yang terlalu suci untuknya.

"Aku kotor Ismail... Aku tak pantas untukmu, aku pendosa dan aku...."

Ismail mencium  bibir Patricia dengan lembut dan amatiran namun sanggup membuat Patricia tertegun. Ismail segera melepaskan ciumannya lalu tersenyum.

"Aku juga pendosa karena sudah menciummu, aku sama denganmu jadi tolong jangan berkata seperti itu lagi. Aku mencintaimu apa adanya sayang."

Patricia hanya bisa menatap Ismail dengan takjub.

Pria itu menciumnya!!!

******

Jason terharu melihat cinta tulus yang diberikan oleh Ismail terhadap anaknya. Tuhan masih menyayanginya, Dia masih mau memberikan kebahagiaan kepada putrinya yang sudah lama menderita. Jason berharap cinta Ismail takkan pernah luntur sampai maut memisahkan mereka.

Jason segera mengurus kebebasan Dewi dan dia sudah menutup kasus pembunuhan Albertus karena polisi sudah tahu kejahatan pria itu dan dia memang pantas mati. Meski begitu, Jason tetap harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk membereskannya.

Sekarang Jason tinggal menyiapkan pernikahan Patricia dengan Ismail. Meski pemuda itu tampak alim dan udik, Jason tak masalah. Yang terpenting kebahagiaan Patricia dan dia sangat bersyukur masih ada lelaki yang mau menerima anaknya.

Jason mendekati Ismail yang tampak bersenda gurau dengan Patricia. Raut bahagia terpancar di wajah keduanya dan membuat Jason semakin yakin untuk menikahkan anaknya dengan pemuda baik hati itu.

"Nak."

Ismail menoleh ke arah Jason dan tersenyum.

"Jadi mau kapan kamu melamar anak saya?"

"Dua minggu lagi, saya tak mau keluarga saya cemas melihat lebam di wajah Patricia."
Jason mengangguk setuju.

"Bagaimana jika di rayakan di hotel berbintang lima?"

Ismail tampak terkejut lalu menggelengkan kepala.

"Saya..."

"Bapak yang tanggung semua biayanya. Bapak ingin memberikan pesta meriah untuk anak bapak satu-satunya."

"Ismail mengerti pak tapi... Ismail ingin sederhana saja. Bagaimana denganmu Patricia?"

Gadis itu tersenyum lalu merangkul lengan kekasihnya.

"Papi, sederhana saja dan hanya keluarga saja yang datang."

"Tapi..."

"Juga kolega penting Papi dan Mami, bagaimana?"

Jason terdiam, dia teringat aib anaknya yan sudah menyebar. Jason pun mngangguk setuju. Ada benarnya juga, Jason tak mau ada pengacau yang merusa acara sakral anaknya.

"Baiklah, Papi jemput Mami dulu."

"Mami sudah bebas?"

"Iya sayang, Papi sudah urus semuanya."

Patricia mengangguk pelan lalu menatap Ismail yang masih tampak sedang berpikir.

"Kenapa sayang?"

"Patricia, maafkan aku. Aku hanya bisa memberimu mahar sederhana."

Patricia tersenyum nakal lalu meremas kejantanan Ismail membuat pria itu shock.

"Sebenarnya hanya dengan membawa kejantananmu saja sudah cukup, sayangku!" Ucap Patricia sambil tertawa lepas melihat wajah pucat Ismail.

Astaghfirullah....

Tbc

Ini gak sempat aku ss semua, hanya tebakan kalian tak ada yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gak sempat aku ss semua, hanya tebakan kalian tak ada yang tepat. Tapi itu bagus, berarti ceritaku ini tidak bisa di tebak...

So, next part kalian bakalan tahu siapa yang menentang hubungan Ismail-Patricia dan siap-siap aja untuk terkejut, kesal sekaligus geli.

Thanks for reading

Muaaah.....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang