Part 20

3.7K 479 20
                                    

Malam pertama Patricia dan Ismail, next cerita Dewi di sambung lagi 😘

Happy weekend and happy reading .....


Patricia gusar, kenapa Ismail belum juga memasuki kamarnya? Apa lelaki itu tersesat? Atau Dewi menjegalnya? Patricia segera mengenakan jubah lalu berjalan menuju pintu bertepatan dengan Ismail yang membuka pintu.

"Assalamualaikum."

Patricia mendelik kesal, dia menatap curiga apa Ismail sudah tergoda dengan ibu mertuanya?

"Assalamualaikum Sayang." Ulang Ismail dengan lembut.

"Wa'alaikum salam!"

"Begitu dong istriku yang cantik!"

Ismail mengusap pipi Patricia dengan lembut membuat wajah gadis itu merona.

Tak ada seorang lelaki pun yang memperlakukannya selembut ini, Patricia benar-benar merasa tersanjung. Biasanya lelaki yang menidurinya itu mencium kasar dan merebahkan tubuhnya di kasur dan menindihnya, memasukinya dengan kasar setelah puas pergi pergi begitu saja. Namun Ismail berbeda, lelaki itu menatapnya lembut, tidak memberinya tatapan lapar.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Ismail, apa benar kau mencintaiku?" Ismail tersenyum geli dengan pertanyaan istrinya.

"Insya Allah sayang, aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu!"

Patricia tersenyum senang, perempuan itu membantu melepaskan dasi Ismail.

"Mandilah, tubuhmu pasti terasa letih dan lengket." Ismail tersenyum lalu meninggalkan istrinya dan melangkah ke dalam kamar mandi.

Jantung Patricia berdegup kencang saat suaminya selesai membersihkan tubuh, selembar handuk sudah membelit pinggang Ismail menutupi daerah favorit Patricia.

"Kau belum mengantuk?"

Patricia menggelengkan kepalanya. Ismail menangkup wajah Patricia lalu mengecup keningnya cukup lama.

"Bismillah allahumma jannibnas syaithaan wa jannibis syaithaana maa razaqtanaa...."

Mata Patricia berkedip indah, Ismail pun mencium bibir Patricia dengan lembut.

Patricia merasakan kelembutan bibir Ismail yang beraroma mint, segar dam manis.

"Ismail...."

Patricia mendesah nikmat saat lelaki itu mencium lehernya dan menyesapnya dengan kuat.

"Kamu wangi!" Puji Ismail lalu mengulum telinga gadis itu sambil membisikan doa membuat Patricia merasa begitu di cintai. Ismail menarik tali gaun tidur istrinya dan menatap payudara indah yang begitu menggodanya.

"Ismail..."

"Kamu cantik, sangat cantik, Alhamdulillah aku sekarang sudah memilikimu."

Patricia tersenyum lalu menarik handuk yang menutupi tubuh Ismail. Kejantanan suaminya sudah berdiri tegap dengan ukuran yang standar tapi cukup panjang. Patricia hendak mengulumnya namun Ismail mencegahnya.

"Jangan lagi, saya tak suka!"

Patricia jadi teringat sewaktu penyekapan yang dilakukan Ismail dulu. Mereka berciuman panas dan hampir saja bercinta andai saja Patricia tidak mengoral lelaki itu. Sebersit pertanyaan pun mengganjal pikirannya.

"Kenapa kau menolak aku untuk mengoralmu?"

"Kau terlalu mulia untuk melakukan itu, kau tahu jika milik lelaki itu juga mengeluarkan kotoran berupa air seni? Saya tak mau kamu kena penyakit." Mata Patricia berkaca-kaca,

"Bukankah lelaki menyukainya?"

"Tapi saya tidak, saya tak suka kamu bersujud dihadapanku seperti itu. Kau hanya boleh bersujud dihadapan Allah. Saya tak mau kau terlihat seperti budak yang memuaskan tuannya."

Air matanya pun luruh, Ismail benar-benar menghormatinya bahkan memuliakan dia sebagai wanita.

"Allah menciptakan ini untuk di nikmati, di masukan ke tempat yang semestinya!" Goda Ismail sambil meremas milik Patricia dengan lembut membuay gadis itu tertawa geli.

"Ismail!"

"Sudah jangan sedih-sedih, ayo kita berjima."

Patricia tertawa dengan perkataan aneh Ismail. Lelaki itu mengusap air mata yang membasahi pipi istrinya lalu mengecup mata itu satu per satu.
Ismail kembali mencium bibir Patricia dengan lembut dan mulai mempermainkan payudara gadis itu dengan jemarinya membuat Patricia mendesah nikmat.

Mereka berciuman melepaskan rasa cinta yang kini tengah menggebu-gebu.

"Bismillah allahumma jannibnas syaithaan wa jannibis syaithaana maa razaqtanaa..." 

Ismail pun memasuki milik Patricia dengan lembut membuat istrinya mendesah karena nikmat.

Tak ada penghalang? Jelas Patricia bukan perawan, namun Ismail tetap menikmati setiap gesekan yang membuatnya begitu bergairah. Ini percintaannya yang pertama dan mungkin Patricia merasakan keamatirannya karena gadis itu yang begitu aktif menggerakan pinggulnya.

"Aku di atas!"

Mereka pun merubah posisi. Benar saja, gadis itu langsung bergerak lincah membuat Ismail mengerang keenakan, Patricia lur biasa terlatih untuk memuaskannya. Tak lama gadis itu pun mengalami orgasmenya dan Ismail pun membalikan kembali tubuh Patricia dan mengejar kepuasannya. Ismail terus bergerak dengan cepat dan semburan panas pun mengisi seluruh rahim Patricia.

"Alhamdulillah...."

Ismail memeluk tubuh istrinya dengan erat.

"Aku mencintaimu."

Patricia tersenyum puas, dia pun memejamkan matanya, larut dalam rasa lelah dan kantuk yang mulai menerjangnya.


Tbc

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang