Part 31

2K 335 21
                                    

Happy reading......


Dewi mendekati ismail yang baru selesai mengaji.

"Mami."

"Assalamualaikum Ismail." Ismail tersenyum bahagia,

"Wa'alaikum salam Mami."

"Besok kamu bisa bantu Mami?"

"Insya Allah, apa yang bisa Ismail bantu?"

"Mami ingin masuk Islam." Ismail tersenyum bahagia.

"Alhamdulillah ya Allah..."

Wajah Dewi merona, ya dia sudah mantap untuk memeluk agama Islam. Karena selama dia sholat dan mengadu pada Allah, ada rasa damai yang menjalar di hatinya dan ketika ismail mengaji hati Dewi begitu nyaman dan tentram.

"Baiklah, besok Ismail akan ajak Mami ke pak Kyai."

"Terima kasih Ismail." Dewi pun pergi ke kamarnya meninggalkan Ismail.

Keesokan harinya....

Semua berjalan lancar dan Dewi sudah resmi memeluk agama Islam, pengucapan kalimat dua syahadat pun meluncur mulus dari bibir Dewi.

"Alhamdulillah, Mami selamat ya." Patricia menyalami Dewi lalu memeluknya.

"Alhamdulillah, terima kasih sayang."

"Mami.."

Dewi menatap ismail lalu tersenyum lembut.

"Tolong jaga putriku, Ismail. Bahagiakan dia."

"Insya Allah Mami."

"Alhamdulillah, Patricia, Ismail. Mami harus pergi."

"Pergi kemana?"

Dewi pun mengambil ponselnya dan menunjukan suatu tempat di Jakarta, dimana pondok pesantren berdiri khusus untuk mualaf.

"Mami ingin berubah total, Mami ingin serius mendalami agama ini."

"Alhamdulillah, insya Allah kami akan menengok Mami disana."

"Terima kasih Ismail, kau memang lelaki baik."

"Aku akan merindukan Mami!" Patricia kembali memeluk Dewi.

"Jaga diri baik-baik, juga cucu Mami, patuh pada suamimu. Kamu beruntung memiliki suami seperti Ismail."

"Iya Mami, Alhamdulillah...."

"Mau kami antar?"

"Kamu jaga Patricia saja, putriku masih hamil muda tak baik menempuh perjalanan jauh." Ismail pun hanya mengangguk patuh.  Dewi pun melepaskan pelukan Patricia lalu mengecup kening putrinya.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikum salam."

Patricia menangis bahagia, di sisi lain dia bersyukur Dewi mau berubah tapi di sisi lain Patricia merasa sedih. Disaat dia bisa dekat dengan Dewi, sang ibu harus meninggalkannya demi menyempurnakan agamanya.

"Kita bisa menjenguknya sayang."

Patricia hanya mengangguk mendengar ucapan suaminya.

*****

Jason di rundung rasa bersalah, dia teringat terus akan sikap kasarnya pada Dewi. Ada rasa sesal karena dia sudah menampar dan menceraikan istrinya, mungkin semuq sudah terlambat jika Jason mengakui jika dirinya sebenarnya mencintai Dewi.

Hanya saja selama ini perasaannya telah ditutupi perasaan benci yang tidak mendasar. Jason selalu teringat bagaimana Dewi selalu memasak untuknya meski jarang sekali Jason pulang dan menyantap makan malam di rumah karena dia pasti sudah makan malam bersama selingkuhannya.

Jason menatap pesan yang baru saja masuk, Tania selingkuhannya yang baru. Biasanya Jason akan sangat bergairah jika mendapatkan pesan dari gadis itu, tapi kini semua berbeda. Jason hanya menginginkan Dewi, istrinya.

Jason menelepon Dewi, namun mesin mailbox yang menjawabnya. Apa Dewi baik-baik saja? Jason pun mendatangi rumahnya, namun pelayannya berkata jika Dewi berkunjung ke Cipanas untuk menengok putrinya. Jason pun pergi ke Cipanas, dia merasa khawatir jika Dewi nekad menggoda Ismail dan menghancurkan rumah tangga anaknya.

Ada rasa nyeri di hatinya membayangkan Dewi bermesraan dengan Ismail, bagaimana nasib Patricia? Jason pun akhirnya tiba di rumah besannya. Mereka tampak terkejut karena baru beberapa hari yang lalu Dewi kembali ke Jakarta.

"Biar saya antar pak Jason ke rumah Ismail ya?" Tawar Guntur dan mereka pun pergi ke Cugenang.

Disana Patricia tampak bahagia meski hidup sederhana,

"Papi?"

Patricia langsung memeluk Jason untuk melepaskan rindunya.

"Kamu bahagia, Nak?" Patricia mengangguk cepat.

"Puji Tuhan, Papi senang mendengarnya."

"Biar Ismail siapkan makan siang, Papi dan Patricia mengobrol saja ya." Pamit Ismail dan Jason pun hanya tersenyum, menatap pemuda yang perhatian dan lembut.

"Ada apa Papi ke sini? Apa Papi baik-baik saja?"

Jason terdiam sejenak lalu mengusap pipi putrinya.

"Apa Mami kemari?" Patricia mengangguk pelan.

"Papi cari Mami tak ada di rumahnya."

Patricia merasa bingung untuk menjelaskan namun dia tak tega melihat wajah khawatir ayahnya.

"Mami pergi ke pesantren."

"Apa?"

"Mami sekarang memeluk agama Islam Pi..."

Jason tertegun, dia tak menyangka jika istrinya pun tergoda masuk agama Islam.

"Mami ingin berubah dan Mami sudah bertobat, Pi. Mami ingin memulai hidup dari awal lagi."

Mata Jason berkaca-kaca, bagaimana ini?

Dulu mereka terhalang oleh dendam dan sekarang terhalan oleh agama karena Islam tidak memperbolehkan wanita muslimah menikah dengan non muslim.

Jason hanya bisa menunduk, merasakan hatinya yang terasa sakit.


Tbc

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang