Part 34

1.1K 228 11
                                    

Ada yang tahu, bayi yang di kandung Patricia laki² atau perempuan? Apa aku pernah menyebutkan nama si bayi? Aku cari secara random gaak ketemu. (Maafkan aku 😂)

Buat yang komen kemarin, maaksih ya atas suport nya selama ini. Love u....

Happy reading....


Patricia mengerjapkan matanya, dia melihat ke segala arah dan tidak menemukan suaminya. Perempuan itu menatap ke arah jendela dan sepertinya ini sudah siang. Patricia menghela nafas, andai semalam Ismail tidak menyentuhnya berkali kali mungkin tubuhnya takkan seletih ini.

Patricia mengusap perutnya yang membuncit, ya kandungannya sudah menginjak delapan bulan dan hasrat seksualnya masih tinggi, bahkan suaminya pun makin sering menjamahnya karena menyukai tubuh Patricia yang berisi dan perut buncitnya.

"Kamu cantik, kamu seksi!"  Ucapan yang selalu dia lafalkan ketika hendak bercinta sambil mengelus perutnya lalu melafalkan doa bersegama.

Patricia tersenyum bahagia, namun senyumannya menyurut ketika mendengar suara tawa suaminya dengan seorang wanita. Bergegas dirinya mendekati jendela dan megintip.

Gadis cantik berparas ayu, meski berpakaian sederhana namun jika di poles make up gadis itu akan tampak sangat cantik dan bersinar. Gadis itu tampak malu malu saat menerima rantang stainless dari tangan suaminya.

"Salam buat Ambu."

"Wa'alaikum salam, nanti Arti sampaikan!"

Patricia tersenyum sinis, jadi nama gadis itu Arti!

Dia segera mengenakan pakaiannya dan bergegas menghampiri suaminya. Namun terlambat, gadis itu sudah pergi.

"Sudah bangun Sayang?"

Patricia mendelik kesal lalu memajukan bibirnya.

"Apa servis saya semalam tidak membuatmu puas?"

Ismail menatap polos pada istrinya sambil tersenyum geli melihat wajah istrinya yang cemberut namun merona karena godaannya.

"Makan dulu yuk?"

Patricia menatap ke arah meja yang sudah tersaji makanan yang pastinya dari gadis itu.

"Gak!"

"Tidak boleh menolak rejeki!"

"Oh jadi kamu berhak genit-genitan sama gadis itu hah?"

Ismail mengerjapkan matanya lalu tersenyum lembut.

"Arti, anaknya Ambu Ida, di tetangga disini. Dia memberi makanan karena di rumahnya di adakan syukuran atas pernikahan kakaknya Arti, Fatimah."

Patricia tetap memasang wajah suram, dia cemburu, dan dia tak suka suaminya berdekatan bahkan berbincang dengan wanita lain!

"Buang!"

"Apa?"

"Buang, atau kau saja yang makan. Aku tidak mau!" Pekik Patricia lalu menangis sambil berlari memasuki kamarnya membuat Ismail panik. Istrinya tidak pernah semarah ini.

"Sayang...."

Namun Patricia sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menenggelamkan wajahnya di atas bantal.

Ismail menghela nafas, mungkin ini bawaan hormon bayi yang membuat istrinya super sensitif, namun dia tersenyum senang. Istrinya memiliki rasa cemburu yang artinya dia mencintai dirinya.

"Arti itu masih anak-anak. Saya sukanya Patricia. Goyangan itu loh!" Goda Ismail sambil menggoyangkan pinggulnya di samping Patricia membuat perempuan itu mengerjapkan matanya dan menatap aneh.

"Kewanitaan istriku harum dan dadanya besar, ranum... Uuuh...."

Patricia menahan tawa, sejak kapan suaminya suka berucap mesum? 

"Jelek, kamu gak pantas mesum, wajahmu terlalu polos untuk begitu!" Protes Patricia manja membuat Ismail terkekeh lalu meremas payudara istrinya dengan lembut. Ismail mengernyitkan dahinya.

"Tidak memakai bra?"

Wajah Patricia merona lalu menunduk.

"Kamu mau keluar rumah tanpa menggunakan bra?"

"Itu... Itu karena aku buru-buru, aku tak suka kamu dekat-dekat dengan perempuan lain!" Bela Patricia dengan mata yang kembali berkaca kaca dan meneteskan air mata di pipi mulusnya. Ismail menghela napas lalu memeriksa ke bawah dan benar saja, istrinya pun tidak menggunakan celana dalam.

"Maaf!" Isak Patricia yang paham akan kesalahannya.

Ismail mengusap air mata di wajah istrinya lalu menggendong istrinya ke kmar mandi dan memandikannya dengan hati-hati.

Patricia hanya bisa memandang suaminya dengan penuh rasa syukur, semanja apapun dia tidak pernah marah dan Patricia merasa beruntung bisa bertemu dan menikah dengan lelaki di hadapannya ini. Patricia menatap ke bawah dan melihat celana suaminya sudah menggembung. Patricia terkekeh lalu meremas kejantanan Ismail yang masih terbungkus celana panjang.

"Ummi sayang, kita mau sholat duha." Protes Ismail namun bukan namanya Patricia jika dia tidak bisa menaklukan seorang Ismail. Di peluknya tubuh lelaki itu hingga pakaiannya setengah basah lalu menciumi leher, menghisap lembut kulit lelaki itu sambil menelanjanginya.

Ismail hanya bisa pasrah dan membalas sentuhan istrinya dengan lembut. Mereka saling berpagutan, saling menyentuh tubuh mereka satu sama lain dan mulai bercinta dengan penuh gairah, menuntaskan hasrat pagi yang kembali meledak.

*****


Patricia memajukan bibirnya, lututnya terasa lemas apa lagi ketika tadi ruku, rasanya dia ingin sekali menjatuhkan tubuhnya di atas sejadah. Namun di urungkan karena dia tengah sholat Dhuha bersama suaminya. Di tak mau merusak ibadahnya!

"Sini aku suapi!"

Ismail menyuapkan nasi dan rendang khas parasmanan. 

"Malas!"

"Astaghfirullah, apa karena Arti?"

Patricia membuang wajahnya sambil menahan tangis.

"Dia masih empat belas tahun!"

Patricia menatap suaminya tak percaya namun di matanya tidak ada kebohongan.

"Saya bukan penyuka anak kecil, bukan... Bukan.."

"Pedofil?"

"Iya itu!"

Patricia berusaha menerima kenyataan lalu membuka mulutnya minta di suapi. Ismail hanya tersenyum gemas lalu menyuapi istrinya dengan sabar.

Patricia makan dengan lahap karena setelah percintaan semalam dan tadi pagi sudah menguras tenaganya. Ismail tersenyum bahagia lalu mengelus perut buncit istrinya.

"Saya sayang kalian berdua!" Bisiknya lembut lalu mengecup perut Patricia, membuat tubuh wanita itu meremang.

"Abi, sudah!"

Ismail menatap bingung dengan penolakan istrinya.

"Iish...."

"Kenapa?"

"Lagi!"

"Makannya nambah?"

Tanpa basa basi Patricia langsung menyambar bibir suaminya dengan rakus.

"Tanggung jawab!" Ucap Patricia geram di sela sela ciumannya.

Ismail hanya bisa pasrah melayani istrinya yang agresif, sungguh hormon kehamilan ini begitu sangat menguntungkan bagi Ismail.



Tbc

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.

Thanks for reading....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang