Part 26

3.7K 431 49
                                    


Masih ingatkah ceritaku ini? Maaf ya Hiatus 🙈 susah juga menghilangkan kejenuhan dalam menulis... Selain sibuk di real life.

Aku terakhir post Desember 2019, mudah mudahan kalian belum lupa dan masih menunggu ceritaku hehe...

Kalau aku ada yang lupa lupa soal cerita ini, tolong di beritahu yaa

Happy reading....


Patricia menatap Ismail yang masih mengejar hasratnya, sementara dirinya sudah berkali-kali orgasme bahkan merasa tubuhnya tidak bertulang lagi.

Sejak kapan Ismail memiliki hasrat seksual setinggi ini? Hampir dua jam lelaki itu menggaulinya.

Ismail mencengkram pinggul Patricia dan sesuatu yang hangat terasa memenuhi rahimnya. Ismail menjatuhkan tubuhnya di samping Patricia lalu memeluknya erat.

"Tubuh kita lengket." Protes patricia yang merasa tak nyaman dengan keringat dan panas tubuhnya sendiri.

"Mandi?"

Patricia terdiam, tubuhnya masih terasa lemas dan tak sanggup berdiri. Ismail pun beranjak ke kamar mandi dan tak lama membawa ember kecil berisi air dan sapu tangan handuk. Dengan telaten lelaki itu melap seluruh tubuh Patricia hingga dia merasa kembali segar dan tidak lengket. Ismail pun mengenakan pakaian rumah sakit kembali ke tubuh Patricia.

Selesai membersihkan tubuh Patricia, lelaki itu pun ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Patricia menatap pintu kamar mandi, lelaki yang selalu setia dan mengerti akan dirinya. Mampukah dia menyakiti Ismail?

Pintu kamar mandi terbuka, ismail mengambil sesuatu di lemari dia tampak tenang dan bersemangat menggelarkan sajadah dan membuka Al Quran lalu membacanya membuat Patricia kembali teringat masa-masa dulu.

Patricia merasakan ketenangan yang teramat menyejukkan dihatinya, tangannya mengusap perutnya dan tak lama rasa kantuk pun mendera. Patricia terlelap dalam mimpinya yang indah.

*****

Ismail merapihkan pakaian istrinya kedalam tas, mereka berencana akan pulang dari rumah sakit dan  akan memboyong istrinya ke Cipanas. Disana ismail memiliki rumah kecil yang memiliki dua kamar tidur,satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu juga halaman belakang yang luas untuk menjemur pakaian dan menanam sayuran. Disana juga terdapat kolam kecil yang sudah di isi ikan mas dan nila.

Ismail berharap Patricia akan merasa bahagia tinggal bersamanya meski hidup sederhana dan ala kadarnya.

"Kita pulang ke rumah?"

Ismail tersenyum mendengar pertanyaan istrinya lalu menggelengkan kepala.

"Kita pulang ke kampungku ya?"

Patricia mengangguk senang membuat hati ismail menghangat.

"Alhamdulillah, saya kira kamu mau menolaknya."

"Tentu tidak, aku justru senang ikut denganmu suamiku."

Patricia memeluk Ismail dengan manja membuat lelaki itu merasa di butuhkan. Ismail mengecup kening Patricia.

"Kita mulai hidup kita disana ya?"

"Perusahaan Papi?"

"Saya merasa tak pantas mendapatkannya."

Patricia hanya bisa tersenyum tipis.

Mereka pun berangkat ke Cipanas dengan menggunakan sepeda motor. Mereka menikmati perjalanan dengan hati bahagia hingga akhirnya mereka sampai di daerah Cugenang, tempat dimana rumah Ismail berada.

Patricia menatap rumah yang ada dihadapannya, rumah panggung full kayu yang tampak sederhana dan asri.

Patricia menatap rumah yang ada dihadapannya, rumah panggung full kayu yang tampak sederhana dan asri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rumahnya memang terbuat dari kayu agar hangat, karena cuaca disini sangat dingin."

Patricia tersenyum lalu memasuki rumah itu, sangat klasik dan Patricia suka. Patricia pun menggoda suaminya,

"Aku akan betah tinggal disini Abi...."

"Syukur Alhamdulillah.... Abi senang mendengarnya."

Ismail pun mencium pipi Patricia dengan gemas.

"Abi memang yang terbaik!"

"Terima kasih."

Patricia membalas ciuman di pipi ismail hingga lelaki itu tertawa bahagia.

Mereka tampak rukun dan damai menempati rumah itu meski Patricia sempat kesulitan saat melihat kamar mandinya yang hanya di alasi semen saja seperti di tempat penyekapannya tempo hari, namun agak sedikit luas sehingga Patricia bisa leluasa mengajak Ismail bercinta di sana.

Setiap selesai shalat subuh Ismail akan mencuci dan menjemur pakaian mereka lalu merawat sayur mayur di belakang rumah dan menangkap ikan untuk di santap atau sesekali menukar ikan dengan ayam kepada tetangga sebelah yang rumahnya lumayan jauh, jaraknya sekitar lima ratus meter. Namun begitu Patricia tetap merasa bahagia, hingga kebahagiannya kembali terusik saat Ismail pulang membawa seseorang.

"Assalamualaikum, Patricia."

"Wa'alaikum salam... Abi kenapa dia ada disini?"

Wanita itu hanya tersenyum penuh kemenangan membuat Patricia merasa geram.

Tbc

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang