Part 16

3.4K 471 95
                                    

Maaf ya untuk DEFYING GRAVITY aku belum bisa up, inspirasi nya entah kemana padahal tinggal dikit lagi ☹️

Aku selalu kesulitan untuk masalah ending, takut kurang gimana gitu...

Ya sudahlah, happy reading....




Satu minggu beralu setelah kejadian...

Dewi bersyukur, akhirnya dia bisa bebas meski selama setahun dia tak bisa pergi ke luar negeri. Tapi tak mengapa karena dia akan mencoba mendekatkan diri dengan sang putri, Dewi ingin menebus kesalahannya.

Dewi berjalan menuju ruangan dimana Patricia di rawat, dia terkejut saat melihat seorang pemuda tertawa bahagia bersama anaknya.

"Pi, siapa pemuda itu?"

"Calon menantu kita."

"Apa?"

"Hanya dia satu-satunya pria yang mencintai anak kita."

"Tapi Pi, Mami punya anak teman Mami yang pantas bersanding dengan anak kita bukan pria berpakaian lusuh dan alim itu!"

Dewi tak suka melihat sosok pria memakai koko dan peci itu, masa anaknya menikah dengan orang yang berbeda keyakinan? Meski sebenarnya Dewi bukan umat yang taat tapi apa kata semua orang jika tahu anaknya bersuami muslim, miskin dan  lusuh!

"Mi, apa Mami tak melihat apa yang sudah menimpa putri kita? Apa teman Mami itu akan menerima Patricia aap adanya?"

Dewi terdiam, iya juga sih tapi Dewi tetap tak setuju. Dewi melangkah mendekati mereka yang langsung menatap ke arahnya. Dewi tertegun melihat wajah Ismail yang bercahaya, kulitnya tidak putih tapi auranya begitu menggoda. Bibirnya merah alami jauh dari racun nikotin apa lagi alkohol.

"Mi, Mami kenapa?"

Patricia menatap Dewi dengan heran, ibunya itu tampak terpesona. Patricia menggoyangkan tangan Dewi, membuyarkan lamunan wanita itu.

"Eh... Siapa dia Pat?"

"Ismail Bu..."

Ismail memperkenalkan diri dengan tangan bersimpuh di dada. Dewi tersenyum kecut, ih padahal dia ingin merasakan genggaman tangan pemuda itu. Dewi bisa melihat pergelangan tangan Ismail yang di hiasi guratan urat yang menambah keseksiannya.

"Mi, mereka akan menikah minggu depan."

"Apa? Secepat itu?"

"Saya tak mau berlama-lama Bu, saya tak mau berbuat dosa lagi."

"Dosa?"

"Saya ingin menghalalkan Patricia untuk saya."

Jantung Dewi terasa di hantam godam, sungguh beruntung sekali anaknya ini. Bikin iri!

"Tapi tidak secepat itu juga Ismail."

"Memang apa lagi yang Mami tunggu? Patricia sudah cukup umur,mereka saling mencintai, apa lagi?" Bela Jason membuat Dewi cemberut.

"Restui kami Mi..." Patricia menggenggam tangan ibunya dengan lembut dan akhirnya Dewi mengalah.

Namun ini hanya sementara, Dewi sungguh tertarik dengan pemuda alim ini. Apa lagi Dewi belum pernah bermain dengan berondong yang polos seperti Ismail. Masalah Patricia?  Dewi bisa urus nanti!

******

Patricia menatap ke arah kebun di dekat jendelanya, hari ini dia sudah boleh pulang oleh pihak rumah sakit. Patricia beruntung tidak mengalami trauma mungkin karena sudah terbiasa di lecehkan.

"Saya pamit, saya harus ke Cipanas untuk mengurus surat-surat."

"Ismail..."

"Ya?"

"Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang."

Patricia mengenggam tangan Ismail dan mengajaknya mendekati sekelompok bunga mawar yang cantik. Ismail tertegun saat Patricia mengusap tanah di bawah pohon itu.

"Dia June... Aku tak tahu dia cantik atau tampan. Tapi aku anggap cantik saja ya, June ini calon suami Mamma..."

Ismail merasa sedih melihat begitu terlukanya Patricia, dia merangkul gadis itu dengan lembut.

"Hai June, anak Abi yang cantik, assalamualaikum."

Patricia terkekeh mendengar celotehan Ismail. Anak Abi? Jadi Ismail ingin di panggil Abi ya oleh anak-anaknya kelak.

"June, maaf dan terima kasih. Mamma tahu kamu selalu mendoakan Mamma disana meski Mamma sudah menjahatimu." Patricia tersenyum getir.

"June tahu, Umi tidak jahat. Umi hanya tidak tahu apa yang Umi lakukan." Patricia menatap Ismail.

"Ya Allah, terima kasih Engkau telah mengirimkan malaikat ini untukku." Batin Patricia, gadis itu pun menangis bahagia sambil mendekap tubuh Ismail.

"Aku mencintaimu Ismail."

"Aku juga mencintaimu, Patricia." Mereka pun berpelukan seakan takut untuk berpisah.

Dewi yang akan mengajak anaknya makan tertegun melihat sikap Ismail yang begitu romantis dan memuja Patricia. Sungguh anak itu begitu beruntung, namun apakah keberuntungan itu akan bertahan lama? 😏

Tbc

Jadi.... Sudah tahu kan siapa penghalangnya, gak ada yang menyangka kan? jangan protes ya kalau itu di luar ekspektasi 😂😂😂😂

Thanks for reading muaaaah.....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang