Part 12

3.4K 400 49
                                    

Part ini pernah ada spoiler ny ya, aku lupa di part mana yang pasti si part sebelumnya 😬

Komen selanjutnya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata kalian begitu memahami kemesumanku selama ini 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata kalian begitu memahami kemesumanku selama ini 😂

Sudah aku foll back ya... Terima kasih 🤗

Happy reading.....


Pagi menjelang, Albertus lelaki gila itu mengerjapkan matanya dan melihat tubuh tak berdaya Patricia tergolek lemah di atas karpet. Albertus menyusuri tubuh mulus gadis itu dan seketika kejantanannya berdiri.

Seharusnya semalam Albertus pulang setelah menggarap ibu dan anak tersebut, tapi dia terlalu lelah dan senang memuaskan nafsunya pada kedua perempuan itu. Apa lagi Patricia, dia sangat menikmati liangnya yang masih saja terasa sempit meski dia kecewa jika bukan hanya dia yang menyentuh budaknya. Tapi semua terbayar sudah dengan menghukum Patricia hingga pingsan.

Albert melihat Dewi yang tangannya masih terikat oleh dasi, payudaranya yang sudah kendor namun masih tampak menggoda matanya. Diremasnya payudara wanita itu hingga dia terbangun dan menatap kaget ke arah Albertus.

"Morning Babe, bagaimana jika kita melakukan threesome?"

Dewi sebenarnya sudah muak dan jijik tapi dia harus sabar dan berpura pura manis di hadapan Albertus.

"Lepas dasinya."

Albertus pun melepas ikatannya lalu mencium Dewi dengan lembut.

"bersihkan tubuhmu, lalu begabunglah."

Dewi pun mengangguk patuh, dia pergi ke kamar mandi untuk merencanakan sesuatu.

Albertus sebenarnya lebih tertarik pada Patricia, jelas saja tubuh gadis itu masih sekal dan mulus. Apa lagi sekarang wajahnya tampak lebih cantik dan dewasa.  Di angkatnya tubuh perempuan itu ke atas sofa hingga kepalanya mendongkak di bahu sofa lalu tanpa pemanasan Albertus pun memasuki Patricia dengan sekuat tenaga.

Patricia yang masih lemah hanya bisa meringgis, tubuhnya terasa lemas. Gerakan Albertus semakin brutal dan Patricia pun mulai menjerit kesakitan, kemaluannya terasa seperti robek dan perih. Lelaki biadab itu terus menyetubuhinya dengan kasar dan tanpa mereka sadari, seorang pemuda menatap kecewa ke arah mereka lalu pergi meninggalkan rumah itu.

Tak lama terdengar suara pecahan kaca, suasana seketika berubah mengerikan, darah tampak mengucur di atas sofa dengan serpihan kaca.

"Maafkan aku Patricia...."

*****

Ismail meneteskan air matanya, ternyata Patricia lebih memilih ke kehidupan liarnya yang dulu. Dia kecewa, dia salah memilih wanita yang ternyata belum bisa lepas dari kubangan nista.

Ismail terlalu percaya dan banyak percaya kepada wanita malam itu. Ismail menjalankan motornya dengan kecepatan penuh, amarah menguasainya dan menggelapkan hati Ismail.

Ismail terlalu terluka melihat orang yang di cintainya sedang bergumul dengan pria yang pantas menjadi ayahnya.

"Wanita sialan!" Namun Ismail teringat Allah...

"Astaghfirullah... Astaghfirullah.."

Mungkin Allah masih menyayanginya dan Allah menunjukkan padanya bahwa Patricia bukan wanita yang baik untuknya.

Ya, lebih baik Ismail melanjutkan ta'aruf nya dengan Maryam, wanita yang jelas-jelas dari keluarga baik-baik dan di ridhoi Allah.

Ismail melajukan motornya dengan stabil hingga akhirnya dia sampai ke rumahnya kembali.

"Ismail? Kau sudah pulang?"

Iis tampak kaget melihat putranya sudah berada di rumah daalm keadaan lusuh.

"Assalamualaikum bu..."

"Wa'alaikum salam. Bagaimana?"

Ismail terdiam, dia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada ibunya.

"Ismail tidak enak badan Bu, jadi gak jadi ke Jakarta nya." Iis menatap Ismail curiga.

"Ismail permisi."

Dia terpaksa mengabaikan ibunya. Ismail butuh waktu, dia butuh ruang untuk memikirkan semuanya. Memikirkan alasan kenapa dia mau berta'aruf dengan Maryam dan mencoba melupakan gadis yang dia cintai.

Ismail menghela nafas panjang, dia menatap ke luar jendela. Mungkin sekarang Patricia tengah beristirahat setelah percintaannya yang panjang bersama lelaki itu. Tak terasa air mata pun bergulir membasahi pipi Ismail.

Kenapa Patricia kembali ke jalan yang sesat? Ini memang salah ismail yang sudah membuat Patrica kecewa dengan tidak mengakui perasaannya pada gadis itu. Tapi bukan berarti dia harus bercinta dengan pria tua itu, kan? Pergolakan batin Ismail terus berkecamuk, dia tak tahu harus bagimana lagi.

"Ya Allah beri petunjuk hamba-Mu ini..."

Tbc

Ada yang bisa menebak, alur berikutnya seperti apa?

Ismail memilih menikahi Maryam,

Ismail tetap mengejar Patricia atau

tidak memilih keduanya?

Thanks for reading....

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang