VIII. He is back.

342 73 5
                                    


"Saya hanya tidak mengerti mengapa pendatang baru itu bisa mengalahkan Oh Sehun, ini mulai tidak nyaman untuk saya, selama dua tahun berturut-turut kita memuncaki viewers musik terbanyak, dan kali ini mengapa anak baru MY itu bisa menduduki urutan kedua." ucap Kim Hanbin, saat ini ia sedang berhadapan dengan Oh Sehun dan Son Chaeyoung. Artis handal dan anak emas BIentertainment.

Oh Sehun menghembuskan nafas pasrah, sejak kemarin CEO selalu mengeluhkan hal itu, apa dia tidak tahu bahwa Sehun juga pusing sekarang ditambah lagi pertengkaran fanclubnya dengan fanclub artis pendatang baru bernama Jeon Jungkook, di twitter.

Chaeyoung sedari tadi hanya diam saja menanggapi ocehan Hanbin, ia tak merespon karena saat ini sedang tidak ingin berbicara banyak.

"Ini." Hanbin menyodorkan sebuah kontrak film drama, yang seharusnya di berikan oleh Sana managernya, tetapi karena Hanbin memintanya jadilah sang CEO itu yang berhadapan langsung.

"Kontrak drama fantasy?" tanya Chaeyoung, Hanbin mengangguki.

"Nanti saya fikirkan, saya bawa kontrak ini dulu." Chaeyoung beranjak, ia menepuk bahu Sehun sekali lalu tersenyum kepadanya sebelum akhirnya benar-benar keluar dari ruangan.

"Yer, selanjutnya kita kemana?" tanya Chaeyoung.

"Cuma hadir di acara launching Choi's park, terus selesai untuk hari ini." jawab Yerim seraya mengecek tablet-nya.

"Pukul berapa?"

"Pukul 14.00 nanti kita udah harus sampai di lokasi, sekarang udah jam 13.00. Jadi lebih baik kita sekarang berangkat." ujar Yerim.

Saat ini mereka telah berada di mobil dalam perjalanan menuju lokasi taman hiburan yang pemiliknya adalah paman CEO BI. Son Chaeyoung adalah artis yang sangat hangat di perbincangkan dua tahun terakhir sampai sekarang, bahkan popularitasnya mengalahkan artis senior, lagu-lagunya selalu memuncaki tangga lagu, dan albumnya selalu meraih penjualan terbaik setiap tahun. Jadi tidak ada alasan bagi Choi Min-ik tidak menginginkan kehadiran artis muda itu pada perilisan ladang uang terbarunya.

Chaeyoung memoleskan make-up tipis pada wajahnya, rambut yang tadinya diikat kini ia gerai. Sesekali memandangi ponselnya, itulah yang sering ia lakukan seminggu terakhir ini, benar-benar Jungkook menuruti untuk tidak mengganggunya.

Melihat ponselnya sendiri Chaeyoung selalu teringat pada pria itu, Jeon Jungkook. Tidak ada notification lagi darinya, dan sekarang Chaeyoung benci pemikiran yang menganggap hidupnya sepi tanpa notifikasi dari Jungkook. Seminggu terakhir ini Chaeyoung mengisi hari-harinya dengan tampil di berbagai acara tv, membuat vlive, dan konten untuk akun youtube-nya sendiri, ia sedang mencoba hal itu.

Mereka berdua sampai di tempat yang mereka tuju, Chaeyoung keluar sendiri dari mobil tanpa perlu menunggu Kim Yerim membukakan untuknya, ia tak terbiasa melakukan hal itu, apalagi membawa bodyguard kemana-mana, bukan Chaeyoung banget.

Chaeyoung memandangi sekeliling, ramai begitu kesan pertamanya. Sekarang permohonannya adalah semoga nanti ia tidak di serbu fans. Apalagi yang hadir dominan anak remaja dan anak-anak.

"Kita masuk sekarang?" tanya Yerim.

"Terserah deh, gue ikut lo aja." jawab Chaeyoung.

Chaeyoung membiarkan Yerim berjalan lebih dulu, mengikutinya hingga sampai di depan pintu masuk yang penuh dengan keramaian serta kamera para wartawan, sepertinya ada artis lain selain dirinya disini.

Chaeyoung menebak beberapa langkah lagi mereka mendekat ke kerumunan dan para wartawan akan menghampirinya. Namun, semakin mendekat tidak ada reaksi dari para wartawan bahkan tidak ada yang meliriknya, mereka semua sibuk menghujani pertanyaan pada para boyband mungkin, itu tebakan Chaeyoung.

Chaeyoung mendengkus kesal, pasalnya tak biasanya ia diabaikan seperti ini, dan itu membuatnya merasa begitu terhina. Sedang di serbu oleh mereka bukan hal yang baik pula.

Chaeyoung memilih terus berjalan mengikuti Yerim yang sudah bersalaman dengan pria tua dengan jas hitamnya, Chaeyoung mengikuti Yerim, ikut berjabat tangan dengan pria itu lalu tersenyum untuk sebuah formalitas.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Choi Min-ik.

"Begitulah, aku selalu sibuk. Tapi aku berusaha menghadiri acaramu." ia tentu harus bersifat manis pada paman dari pemimpin agensinya.

"Bagus, banyak orang-orang hadir disini karena kedatanganmu dan juga beberapa artis yang di naungi oleh keponakanku lainnya." ujar Choi min-ik.

"Pantas saja aku lihat kerumunan disana, jadi kapan acaranya dimulai?" tanya Chaeyoung.

"Lima belas menit dari sekarang, kau duduk saja dulu." ucap Min-ik, lalu meninggalkan Yerim dan Chaeyoung.

Chaeyoung duduk disalah satu bangku taman, diikuti oleh Yerim yang duduk di sampingnya.

"Enggak kayak biasanya, wartawan enggak nyamperin lo Bos." ucap Yerim.

Chaeyoung mengangkat bahu acuh, sebenarnya ada rasa tidak nyaman dan kecewa juga, para wartawan mengabaikan kehadirannya, sangat menyedihkan. Chaeyoung memutuskan menghampiri tempat yang diatasnya terdapat tanda panah kebawah dan tertulis 'Are you hungry?'. Dapat ia tebak pasti disanalah pusat makanan dan minuman, ada banyak stan dan aroma makanan enak.

Saat memasuki tempat itu Chaeyoung berhenti di salah satu stan yang menyajikan soteok (sausage tteok).

Ia menghirup aroma dan mengambil setusuk makanan itu lalu mencicipinya, Yerim juga sama ia mengikuti apa yang Bos-nya lakukan.

"Enak banget, udah lama enggak makan ini." jujur Chaeyoung, seketika mood yang sedikit hancur karena dicueki oleh wartawan sedikit menghilang. Hari ini selain enak makanannya juga gratis, itu yang membuat pengunjung yang datang sejahtera.

"Iya sih, enak banget bungkus dong Bos." pinta Yerim.

"Lo jangan makan terus! Lo gendut gue cari asiten lain lho." canda Chaeyoung, ia tertawa puas saat Yerim merengut. Kapan lagi ia bisa mengerjai bawahannya itu.

Tawa Chaeyoung terhenti saat seseorang yang tengah mendampingi pembuat soteok tadi berbalik. Pria tinggi, tampan, bibir yang sexy. Pria itu menatap Chaeyoung dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Chaeyoung meletakkan Soteok yang berada di tangan kirinya dan yang berada di tangan kanan yang tinggal sedikit itu terjatuh ke tanah, ia menggeleng tak percaya dan pergi dari stan itu.

Yerim menatap pria tadi, ia mengenalnya, kemudian ikut berlalu mengejar bos-nya. Sedangkan si pria hanya terdiam kaku, ia bahkan tak tahu mantan kekasihnya itu juga berada di sini.

Chaeyoung berlari hingga ia menabrak seseorang yang baru saja keluar dari keramaian setelah menjawab beberapa pertanyaan beruntun dari wartawan. Dia Jeon Jungkook.

Sebenarnya itu menabrak, tapi orang-orang yang melihat itu akan menyimpulkan bahwa Chaeyoung yang berhambur memeluk Jungkook. Kini Jungkook tidak tahu mengapa ia jadi memeluk Chaeyoung, menahanjya agar tidak terjatuh, sedang Chaeyoung meletakkan kedua tangannya di depan dada bidang Jungkook. Seketika semua kamera menyoroti mereka, para wartawan tidak menyia-nyiakan itu, mereka memotret keduanya.

Chaeyoung yang semenit kemudian tersadar. Sementara Jungkook masih terpaku menyerapi keadaan yang terjadi sekarang. Dengan secepat kilat Chaeyoung mendorong Jungkook, ia menutupi wajahnya sendiri dengan tangan dan para wartawan mulai berhambur jalan menuju ke arah mereka.

Chaeyoung tidak menginginkan ini, bagaimana pendapat banyak orang pada dirinya nanti, mereka akan berasumsi yang entah itu buruk atau tidak. Suasana yang sesak Chaeyoung rasakan para wartawan mendesaknya, inilah akibat karena tidak membawa bodyguard kemana-mana, sekarang ia benar-benar merasakannya. Yerim yang dianggapnya sidah cukup bahkan tak bisa membantunya.

Mata Chaeyoung melembap menatap para wartawan itu, ia mulai sesak. Jungkook dihadapannya juga tidak melakukan apa-apa, hanya memandanginya.

Tatapannya mengabur, dia tidak punya riwayat sesak nafas, atau sakit apapun. Tapi entahlah, sepertinya ia trauma di kekang. Sampai akhirnya matanya terpejam dan tak sadar akan apa-apa lagi.

To be continued....
Terima kasih yang udah baca :)

Chase [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang