XXXVII. They hate me

284 48 16
                                    

Chaeyoung menopang dagu, menatap bibir jalan. Rasa kesal yang menggebu-gebu untuk disalurkan ia tahan-tahan sedari tadi. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang merasa seperti gadis yang paling konyol di dunia ini, ia terus membayangkan ucapan-ucapannya pada Jungkook tadi, dan itu membuatnya jijik sendiri. Apalagi saat ia kini melirik Jungkook disampingnya yang masih saja tertawa cekikikan.

Plak,

Jungkook mengaduh kesakitan saat Chaeyoung mungkin yang spontan menggeplak area telinganya.

"Harusnya kalau lo emang enggak mau lepasin gue, lo bilang dong! Hentiin gue ngomong kek, apa kek," omel Chaeyoung yang kini berada di puncak emosinya.

Mendengar itu bukannya merasa bersalah Jungkook malah menirukan ucapan-ucapan Chaeyoung di rumah tadi.

"Kecupan paling menyedihkan yang pernah aku rasakan," ucapnya dengan suara yang diimut-imutkan.

Chaeyoung bertambah kesal, memalingkan wajah dan menatap keluar kaca mobil lagi. Ia masih membayangkan bagaimana saat ia akan melangkah pergi, Jungkook malah menggendongnya dengan paksa, memasukkan ke dalam mobil lalu menguncikannya sendiri di dalam untuk pergi mengambil koper.

Rasanya Chaeyoung ingin muntah, memikirkan kembali kalimat-kalimat sialan itu.

"Woi, Chaeyoung! Lo itu ya milik gue sekarang! Mutlak, berhenti ngebantah karena enggak ada orang lain yang bisa jagain lo sebaik gue jaga lo, oke?" Jungkook berucap ditengah-tengah ia dalam kefokusan menyetir.

Sontak Chaeyoung berpaling cepat memandang bagian kanan dari tubuh Jungkook, lihat dia sangat percaya diri, dia pikir Chaeyoung itu barang.

"Apa buktinya kalau gue itu milik lo? Dipikir gue barang?"

"Ada!" jawab Jungkook bersemangat melirik sekilas.

"Apa? Ada suratnya kalau gue itu milik lo?"

Jungkook mengangguk lucu, itu sangat menggemaskan membuat Chaeyoung mengulum senyum.

"Iya ada, nanti di Australi kita buat akta nikah."

Chaeyoung menggeleng tidak percaya, sejauh itukah pikiran Jungkook, padahal ia belum ingin menikah, astaga, ini gawat dia sama sekali belum siap.

Melihat Chaeyoung yang keheranan tawa Jungkook pecah, dan membuat Chaeyoung bergumam. "Yakin banget dia kalau gue bakalan mau sama dia."

"Apa?! Jelas lo mau lah sama gue! Kalau enggak mana mau tidur sekamar, ngapain aja itu?" Jungkook memandang Chaeyoung sekejap dengan senyuman nakalnya, sialan Jungkook membuat dirinya terpojok.

Tapi Chaeyoung kalah tidak semudah itu. "Woi, Jungkook! Nih ya, jangan terlalu percaya diri dulu, siapa tahu aja suatu saat gue kepikiran pergi ninggalin lo!" Chaeyoung berucap asal, menimpalinya dengan tawa.

Tapi sepertinya Jungkook menganggap itu serius. Pria itu membuat mobil menjadi mode mengemudi otomatis.  Ia menoleh dengan alis tertaut menampakkan wajah tidak terimanya. "Coba aja! Pergi, gue bakal cari lo. Lo enggak tahu gue punya kakak-kakak yang tajir-tajir cari lo doang, kecil!"

Jungkook kembali mengemudi, meluruskan pandangannya yang sudah membelah jalan.

Chaeyoung tak berkata-kata lagi, ia memalingkan wajahnya menatap kembali keluar jendela, menyembunyikan perasaan yang sebenarnya ia sangat tersentuh karena Jungkook tidak ingin melepasnya, tidak tahu nanti tapi sekarang begitu.

Sampai pada saat mereka memasuki area depan bandara, media dan bahkan mungkin para penggemar berkumpul disana. Jungkook dan Chaeyoung saling bertatapan.

"Pakai topi dan masker lo, jangan keluar sebelum ada bodyguard yang bukain pintunya."

Bukannya malah menuruti perkataan Jungkook Chaeyoung malah melirik orang-orang yang berkumpul di depan bandara dan sebagian berlari kearah mobil Jungkook yang terhenti tepat didepan bandara.

Chase [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang