IX. Can't Hurt Again.

357 65 11
                                    


Para wartawan terkejut mendapati Chaeyoung pingsan, dan lebih terkejut lagi Chaeyoung jatuh pada pelukan Jungkook, yang sekarang sudah menggendong dirinya ala bridalstyle.

Jungkook membawa Chaeyoung menerobos kerumunan, berjalan kearah Min Yoongi, Jung Hoseok, dan Kim Namjoon yang sudah berdiri bersama Choi Min-ik. Mereka bertiga jelas terkejut, adik kecilnya bagaimana bisa membawa seorang gadis saat ini. Sementara kilatan kamera masih mengiri langkah Jungkook.

"Gue pinjam mobil lo Bang." pinta Jungkook pada Yoongi. Yoongi yang masih sedikit terkejut dengan pemandangan didepannya, memberikan Jungkook kunci mobil.

"Kita ketemu di mansion." ucap Jungkook terakhir kali sebelum keluar dari Choi's park, membawa Chaeyoung ke dalam mobil.

Jungkook mengemudi juga sesekali memandangi Chaeyoung yang bersandar di jok mobil yang sebelumnya sudah ia pasangkan seatbelt. Chaeyoung, matanya yang masih setia tertutup, cairan di pipinya dan di sudut mata juga masih tersisa.

Yang pasti saat ini pandangan Jungkook tak pernah terlepas dari perempuan itu, entah kenapa fikiran Jungkook menuntunnya untuk membawa Chaeyoung ke mansion Yoongi. Tetapi, harus Jungkook akui, saat ini adalah kesempatannya untuk memecahkan tabung rindu selama minggu terakhir. Ia tak mengerti lagi dengan perasaannya. Mungkin jika tidak bertemu hari ini, ia akan nekat menemui Chaeyoung kembali walaupun risikonya ia harus makan hinaan.

Ya, Jungkook rindu, Jungkook ingin bertemu, Jungkook kangen pada si sarkastis Chaeyoung.

Mode mengemudi otomatis di aktifkan, ia mengusap pipi Chaeyoung dan menyeka air mata di sudut mata perempuan disampingnya itu.

"Jangan cepat bangun." ucapnya tersenyum seraya mengelus puncak kepala Chaeyoung, kemudian kembali menyetir.

Jungkook memarkirkan mobil di garasi mansion, mengelurkan Chaeyoung dari dalam lalu kembali menggendongnya seperti tadi.

Chaeyoung dibaringkan di kasur tepatnya di kamar milik Jungkook. Menyelimutinya lalu duduk di bangku depan nakas, itu semua Jungkook yang lakukan.

Lagi-lagi senyum Jungkook mengembang kala melihat perempuan yang tak kunjung membuka mata itu. Jungkook tidak khawatir ia bahkan menikmati wajah pulas Chaeyoung, ia yakin sebentar lagi perempuan itu juga bangun dan menghujaninya dengan hinaan. Ia tak mempermasalahkan itu setidaknya sudah diberi kesempatan memandangi bermenit-menit.

Pintu kamar terbuka menampilkan Yoongi dengan wajah santainya, Hoseok dengan ekspresi yang menggebu-gebu, Namjoon dengan wajah pasrah, dan yang terakhir Seokjin dengan tampan khawatirnya.

"JK, lo apa-apacan sih? Main bawa-bawa aja. Lo tahu siapa yang bakal di bebani karena tindakan lo? Itu Yoongi! Enggak mikir yah lo, Yoongi itu juga punya masalah, lo main nambah-nambahin aja." semprot Hoseok, sedang Yoongi yang dibicarakan hanya mengisyaratkan Hoseok agar bersikap biasa saja.

"Hust, jangan ribut. Chae lagi tidur." respon Jungkook, memposisikan jarinya di depan bibir.

Hoseok mengusap wajah, apa yang sedang pria muda itu lakukan sekarang?

"Lo udah panggil dokter?" tanya Namjoon yang sudah berdiri di samping Jungkook, ikut memandangi Chaeyoung yang masih tak sadarkan diri.

Jungkook menggeleng. "Bentar lagi juga dia sadar kok." ucapnya.

"Tau dari mana? Joon, panggil dokter kesini." pinta Seokjin, mulai melangakh ke arah Jungkook dan Namjoon, namun pandangannya tak lepas dari gadis yang berada diatas tempat tidur Jungkook.

Seokjin duduk di pinggiran kasur, menghembuskan nafas pasrah. Tangannya terulur menggapai jemari Chaeyoung.

"Jangan Bang." Jungkook melerai tangan Seokjin dari jemari Chaeyoung, sejauh ini ucapannya masih terdengar lembut.

Seokjin menatap Jungkook dengan tatapan bertanya-tanya. Namun kembali menyentuh jemari Chaeyoung.

"Gue bilang jangan Bang!" ucap Jungkook sedikit berteriak, lagi-lagi Jungkook menyingkirkan tangan Seokjin dari jemari Chaeyoung, tapi kini dengan sedikit kasar. Mereka yang menyaksikan dan mendengar itu bahkan terperanjat.

"Jungkook yang sopan sama Bang Seokjin!" tegur Namjoon.

"Enggak apa-apa Joon. Gue ngerti kok." ucap Seokjin seraya tersenyum kepada Jungkook.

"Bang gue enggak suka lo nyentuh dia, jadi jangan lagi, oke Bang?"

"Jungkook lo apa sih? Itu ceweknya Bang Seokjin, kok lo ngelarang dia." peringat Hoseok, sedang Yoongi hanya menggelengkan kepala lalu meninggalkan kamar Jungkook.

"Pokoknya gue enggak suka, ngertiin gue dong Bang." pinta Jungkook.

Seokjin hanya bisa diam, menatap lantai. Ia menyayangi Jungkook seperti adiknya sendiri, sama seperti Yoongi Hoseok dan Namjoon. Kalau tidak begitu untuk apa mereka berpatung-patungan untuk pendidikan dan kelangsungan hidup Jeon Jungkook?

Jungkook tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Ia tidak pernah meminta macam-macam pada Seokjin ataupun yang lain meskipun ia tahu sekarang mereka sangat berkantong tebal. Ia tinggal dua tahun bersama Seokjin di Australia, Seokjin CEO perusahaan mobil tetapi tak pernah Jungkook meminta salah satu produk mobil keluaran perusahaan, kalian tahu sendiri setiap harinya Jungkook selalu melarikan diri dari supir bus saat masih menjadi mahasiswa di Australia. Jeon Jungkook pria sederhana dan tak punya banyak permintaan, bahkan seringkali Kakak-kakaknya itu yang menjanjikannya hadiah, sama seperti konser di Wembley yang di janjikan oleh Kim Seokjin.

Kim Seokjin tidak bodoh, ia tahu apa yang sedang ia hadapi. Jeon Jungkook yang berperasaan kepada Seon Chaeyoung, walaupun tidak ada konfirmasi dari pria bergigi kelinci itu. Ia benar-benar tak memikirkan ini sebelumnya hingga benar-benar terjadi.

"Kalian?" suara Chaeyoung menginterupsi.

Ia kini sadar dan menyadari bahwa sekarang ia berada di tempat yang tidak ia ketahui, bersama dengan seseorang yang sangat ia benci Kim Seokjin, juga orang kirimannya Jeon Jungkook, serta anak MY lainnya.

Chaeyoung beranjak dari kasur, dan secepat mungkin berlari keluar dari ruangan itu. Tak ada yang menahannya sampai menuruni tangga.

Seokjin mengambil langkah. "Jangan kejar dia Bang! Biar gue aja." pinta Jungkook. Kemudian melangkah keluar dari kamar.

Lagi-lagi Seokjin menghembuskan nafas pasrah, ikut duduk di sofa dengan Hoseok.

"Kuatin Bang." Hoseok menepuk bahunya.

---

Hari sudah mulai gelap, Chaeyoung keluar dari mansion Yoongi. Ia melihat sekeliling, halaman yang luas tanpa penjaga. Matanya melirik kakinya, entah dimana highheels yang ia pakai tadi, sekarang ia benar-benar telanjang kaki.

Ia berjalan tergesa-gesa menuju gerbang berharap ada taksi yang lewat.

"Mau pergi kemana? Ini sepatu lo." ucapan seseorang menghentikannya.

Chaeyoung berbalik dan mendapati Jungkook sedang menenteng sepatunya.

"Sini sepatu gue!" pinta Chaeyoung, melirik ke arah lain.

Jungkook membungkuk lalu berjongkook, meraih telapak kaki dan memasangkan sepatu itu satu persatu. Perlakuan yang membuat semua wanita merasa istimewa. Chaeyoung tak menunjukkan reaksi apa-apa, ia terlalu terkejut dengan apa yang ia saksikan sekarang.

"Udah." ucap Jungkook kemudian tersenyum kepada Chaeyoung.

Lagi-lagi sikap yang berusaha Chaeyoung pertahankan, bersikap biasa saja.

"Lo ngapain barusan? Berusaha romantis supaya gue meleleh? Sampah tau enggak!" bohong jika Jungkook merasa baik-baik saja, ini kepedulian dibalas dengan tindakan yang tidak mengenakkan. Tetapi ia mengerti, Chaeyoung memang seperti itu padanya.

"Kenapa enggak berhasil yah?" tanya Jungkook, berusaha menyambung dengan pembicaraan yang dituturkan Chaeyoung.

"Sampah!"

To be continued....
Senin post lagi :*
Makasih yang udah baca💙
Ini aku ngantuk banget pas nulis, sorry kalo gada feel :)

Chase [JJK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang