Prolog

35.6K 1.1K 14
                                    

Takdir. Aku percaya takdir karena aku percaya Allah. Aku yakin semua sudah tertulis di lauhul mahfuz jauh sebelum aku berada di dunia ini.

Aku hancur, ya benar-benar hancur ketika bisa-bisanya seseorang menodaiku, melecehkanku hingga hampir hilang akalku.

Selama delapan belas tahun kujaga kehormatanku walau tanpa seorang Ayah, hilang begitu saja karena sebuah kesalahan fatal.

Aku benci dia, tapi aku takut durhaka terhadapnya karena sekarang dan entah sampai kapan dia akan menjadi imam dalam pelayaran kapal hidupku.

Namanya Reviandra Regasa. Teman satu sekolah yang bahkan awalnya aku tak tahu dia bernafas di satu sekolah yang sama denganku. Laki-laki berperawakan tinggi dengan mata tajam kelamnya.

Dia bukan laki-laki baik, jelas. Karena dialah aku harus berhenti sekolah. Karena dialah aku memilih mengundurkan diri dari sekolah. Dan, dialah yang merusak mahkotaku hingga akhirnya Allah satukan kami dalam ikatan suci bernama pernikahan.

Jujur, aku sangat-sangat malu ketika kami harus dengan terpaksa menikah di KUA daerah tempatnya tinggal. Aku malu pada Allah, aku malu pada Ibuk, dan aku malu pada Abangku.

Semua orang kukecewakan karena kejadian ini, walau mereka tahu ini bukan keinginanku. Ku nodai nama keluargaku, kubuat nama almarhum Ayah tercoreng dimata para tetangga. Kubuat Ibu bersedih dan kubuat Bang Rayan terus merasa bersalah atas ini semua.

Hah! Lengkap, Dhin, luka yang kamu beri pada keluargamu.

Sekarang, nasi sudah menjadi bubur. Aku terjebak dalam ta'aruf seumur hidup dengan laki-laki bar-bar macam Revi. Aku harus berbakti pada laki-laki yang sudah merusakku dengan sengaja di toilet sekolah.

Biadab, dia memang benar-benar seperti itu. Dia rusak masa depanku, dia rusak semuanya. Kalau saja aku tak faham agama, tak sedikit pun aku sudi melihat mukanya. Aku benar-benar benci, tapi aku tak sanggup untuk mengatainya.

Dia masih imamku yang akan menuntunku menuju surga. Hahaha, aku tak yakin dia akan menuntunku menuju surga. Bisa saja kebalikannya, dia membawaku ke jurang neraka.

***

Bismillah. Alhamdulillah saya hadir lagi dengan cerita baru yg pastinya baru juga. Dan, ceritanya inshaa Allah menguras air mata.

Saya berharap cerita ini bisa menginspirasi teman-teman semua.

Batam, 07 Agustus 2019

Pernikahan DhiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang