Author POV
Perempuan tinggi semampai dengan kecantikan yang memikat pria itu berjalan anggun menghampiri pacarnya yang fokus memetik gitar. Dia memeluk leher pacarnya dari belakang, membiarkan Redha-pria itu, mengakhiri permainan gitarnya.
"Hai cantik," sapanya sambil mendongakkan kepala.
"Aku mau ngaku sesuatu," balas perempuan itu terlihat serius.
Redha meletakkan gitarnya, mendengarkan dengan khidmat kalimat selanjutnya yang menurut Shani Indira adalah sebuah pengakuan. Shani menatap sekeliling ruangan studio yang memang sekarang hanya dijejaki dua sejoli ini.
"Sebelum menikah denganku, kamu musti tahu masa laluku. Usiaku menjelang tiga puluh dan aku mengaku baru menemukanmu sebagai cowok pertama yang membuat aku jatuh cinta. Menurutmu apa yang akan kuakui?"
"Ah kok kamu malah ngerayu aku sih.." kekeh Redha menanggapi pendahuluan pengakuan Shani Indira.
"Redha, aku serius. Aku nggak lagi ngerayu kamu. Kamu memang cowok pertama, mungkin satu-satunya. Karena sebelum ini.."
"Karena sebelum ini?" ulangnya penasaran.
"Sebelum ini aku suka perempuan dan mantanku perempuan," akunya cepat. Shani memutuskan untuk mengakui semua masa lalunya sebelum melangkah ke jenjang serius. Itu pun kalau Redha masih mau menerimanya setelah mendengar pengakuan mengejutkan
ini.Shani sudah siap dengan segala kemungkinan, Redha hanya memasang wajah terkejutnya sebentar lalu setelah itu tertawa lepas. Pria itu mengacak rambut Shani gemas, "Aku kira kamu beneran mau ada yang diomongin serius."
Sontak saja Shani bangun dari duduknya, memasang wajah dinginnya sembari mengintimidasi Redha dengan matanya, "Tolong ya, masa laluku jangan dijadikan bahan kelakarmu. Aku serius."
Tangannya meraih gelas berisi minuman di meja, membasahi kerongkongannya yang kering. Dia bersiap menarasikan kisah masa lalunya.
Shani POV
Namaku Shani Indira Natio, seorang perempuan mandiri yang bekerja sebagai konsultan bisnis. Jika kalian membayangkan sosok wanita karier yang mandiri, cerdas, dingin tapi juga cantik, maka itulah aku. Bangun imaji wanita tercantik dalam pikiranmu, maka itulah aku. Mungkin kepercayaan diriku tidak akan setinggi ini kalau saja netizen tidak memujaku secara berlebihan. FYI, aku seorang selebgram secara tidak disengaja. Aku terkenal tanpa usaha, aku cantik dan cerdas maka nasibku dengan baiknya mengikutiku.
Orang yang sama sekali tidak mengenalku menyayangkan aku tutup mata akan cinta, mereka menyebutku si cantik tuna asmara. Wajar saja, aku memang seakan menutup akses semua pria ke jenjang berikutnya. Semuanya stuck di fase berkenalan. Aku tidak menutup diriku, hanya saja aku tidak ingin membuang waktuku melakukan pendekatan tanpa ketertarikan. Tentu saja tanpa rasa tertarik, karena si sempurna ini menyukai wanita.
Menjelang usia tiga puluh, aku baru saja putus dari pacar terakhirku, namanya Ratu Viny. Tak berjarak lama, aku tak sengaja bertemu Redha, musisi yang memainkan gitar dengan kerennya. Mungkin aku jatuh cinta untuk kali pertama pada pria ya hanya padanya.
Aku menjalin hubungan pacaran selama delapan bulan sampai hari ini. Dia dengan gentle memintaku menyempurnakannya dalam sebuah pernikahan. Dia memohonku untuk melengkapinya.
Aku?
Tentu saja mengatakan iya, sebelum suara alam bawah sadarku kembali berbelok, menyusuri jalan masa lalu yang kata orang adalah kelam. Masa laluku kelam, katanya, semoga Redha bisa menerima. Tapi jikapun tidak, sempurna Shani tidak akan memohon. Tidak akan.
Author POV
"Jadi mantan terakhirmu namanya Viny, seorang desainer?" Shani mengangguk, rasanya lega telah mengatakan segalanya.
"Aku bilang ini karena aku serius mau menikah sama kamu. Tapi kalaupun kamu nggak bisa menerima aku, nggak apa. Kita bisa selesai."
Redha memijat pelipisnya sebentar, "Tapi kamu bisa janji kan sama aku, kalau selamanya kamu nggak akan kembali ke masa lalumu? Kamu nggak akan suka perempuan lagi. Dan selamanya aku satu-satunya buat kamu."
Shani diam sejenak, dia meneguk ludahnya. "Aku nggak bisa janji."
"Kamu harus janji. Pernikahan bukan mainan, ini ikatan suci."
"Kamu cari orang lain aja ya.."
Shani melangkah keluar studio setelah mengatakan itu, tapi Redha menahan lengannya untuk tetap tinggal.
"Kalau kamu butuh waktu, aku nggak akan terburu-buru. Setidaknya kamu janji ke aku." Shani menggeleng, membuat Redha kembali menghela nafasnya panjang.
"Aku cinta kamu, Redha. Aku berani bilang itu karena aku sedang di fase ini. Tapi aku nggak bisa berjanji untuk masa depan yang nggak aku tahu dan nggak bisa kukendalikan. Setidaknya aku janji, sepenuh usaha
untuk menjaga baik sakralnya pernikahan. Aku janji berusaha sebisaku menjadi yang terbaik. Tapi janji untuk nggak suka ke perempuan lagi, aku.. belum bisa.""Artinya aku harus siap kalau sewaktu-waktu kamu ninggalin aku karena kamu suka perempuan lain?"
"Atas nama pernikahan, aku nggak akan ninggalin kamu."
Redha berpikir sejenak, "Baik kalau memang maunya begitu. Ayo menikah, jangan pernah tinggalin aku."
Shani mengangguk. Dia menutup matanya sejenak, aku melakukan hal benar.
Dan sesungguhnya, cerita ini baru saja dimulai.
Halo!
Aku balik lagi, tapi sekarang lagi bucin GreShan-nya JKT48. Lagi off kpop sementara juga^^Gracianya belum keluar di chapter satu. Next kalian ketemu Gre yaaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Closer
FanfictionShani Indira jatuh cinta pada adik iparnya. -aku bermimpi memilikimu, Ci. (Gre) -memilikimu hanya mimpi, kenyataannya mendekatlah dan menjadi rekat satu sama lain. (Shani)