Ibaratnya jantung hati, tersayat pedang tajam.
Betapa sakitnya, kurasakan itu..
-Terbakar Cemburu
Peringatan: CHAPTER INI DRAMA BANGET.
Author POV
Ponsel di atas nakas berbunyi, menampilkan panggilan dari nomor tak dikenal. Shani mengangkat dengan mata penuh kantuknya.
"Halo.."
"Shan," suara itu langsung membuat mata Shani terbuka sempurna.
Dia melihat nomor ponsel tanpa nama itu lalu menutup panggilan. Tangannya mengetuk beberapa pesan pada aplikasi chat. Nomor yang sama.
Shan, aku di depan kost kamu. Kita harus ngomong, aku tungguin kamu sampe keluar.
Viny.
Shani menghela nafas lelah, dia lebih dari paham tabiat Viny yang keras kepala. Matanya melirik Gracia yang masih tertidur. Baiklah, dia memutuskan untuk menemui Viny. Usai mencuci muka dan menyisir rambutnya, dia keluar dengan wajah muram.
"Shani," sapa Viny dengan senyum hangatnya.
"Kita ngomong disana." Shani menunjuk kursi di depan.
"Shan maaf ya aku hubungi Sisca buat minta nomor kamu."
"Langsung aja deh Kak, mau ngomongin apa cepetan," katanya tak sabaran.
Viny mengubah wajahnya sempurna menjadi sedih, "Aku nggak bermaksud neror kamu ataupun bikin kamu nggak nyaman. Aku mau bilang kalau aku kangen banget sama kamu, sampai rasanya aku mau mati. Nggak tahu ada magnet apa, tapi rasanya aku nggak bisa lepas dari kamu."
"Terus intinya apa Kak?" potong Shani tergesa, dia mulai tak sabar dengan arah bicara Viny yang menurutnya ngelantur.
"Jangan jauhin aku, jangan jadi orang asing."
"Kak Viny ngehabisin waktu percuma kalau mau ngomongin ini aja. Kita udah selesai, aku udah sama kehidupanku dan kamu harus berhenti dari semua tentang aku."
Viny menghela nafasnya pasrah, "Tapi kita putus baik-baik kenapa kayanya kamu memusuhi aku? Kenapa kita nggak mencoba berteman?"
"Kak Viny mau kita berteman? Yakin nggak akan lebih menyakitkan hanya sekedar menjadi teman?"
"Tolong beri aku kesempatan untuk jadi kakak atau teman yang baik buat kamu, aku nggak masalah kita sekedar teman, aku sebagai kakak kamu atau apapun, tapi berhenti jadi orang asing sama aku Shan." Kali ini suaranya terdengar parau.
Shani melihat sekilas tatapan mata Viny yang menguncinya. Dia larut dalam teduhnya mata itu, hingga tak sengaja mengangguk setuju.
"Oke kita berteman," katanya sepakat.
Viny tersenyum, dia memeluk Shani tanpa menyadari sepasang mata menatapnya dengan cemburu.
"Terima kasih Shan, ya udah aku pergi dulu. Aku nepatin janji aku sekedar ngobrol ini sama kamu. Jangan jutek sama aku di sosial media yaa." Viny mengacak pelan rambut Shani lalu pergi sambil senyumnya tetap mengembang. Sedangkan Shani masih menyesali kenapa dia selemah itu.
Gracia POV
Mataku menangkap cahaya, melihat tepian ranjang yang kosong. Aku mencari Ci Shani dan mendapatinya dalam pelukan seseorang. Wajahnya sangat asing, namun aku mengingatnya, dia adalah orang yang harus kucemburui. Tentu saja tanpa diingatkan hatiku telah ngilu dengan sendirinya. Tubuhnya semalam memelukku dan kini ada di pelukan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Closer
FanfictionShani Indira jatuh cinta pada adik iparnya. -aku bermimpi memilikimu, Ci. (Gre) -memilikimu hanya mimpi, kenyataannya mendekatlah dan menjadi rekat satu sama lain. (Shani)