Pengakuan Dosa

4.9K 423 33
                                    

Author POV

Hari pernikahan Yanuar tiba. Gracia membonceng Shani dengan dress hitamnya menuju pesta pernikahan dirayakan. Mulanya ingin meminjam mobil Redha tapi justru Redha berinisiatif untuk mengantar.

“Udah sekalian aku jalan aja deh. Nanti pulangnya aku jemput.” Redha bermaksud memberi kemudahan.

“Kalau gitu sekalian kamu aja yang kondangan, aku di rumah sama Darwis.”

Alhasil, Redha kalah dan membiarkan Shani menempati jok belakang motor butut Gracia. Diawali dengan doa supaya tidak mogok sampai tujuan, keduanya melaju pelan di atas motor yang sebentar lagi lunas cicilannya.

Pesta pernikahan ramai dipadati teman-teman Yanuar yang tersebar dimana-mana. Beberapa kerabat dari istri yang berdarah sunda itu. Gracia mencari satu-satunya kenalannya, Andela. Dia melihat teman kerjanya menggandeng pria bermata sipit.

“Mbak Dela,” sapa Gracia ramah. Andela agak terkejut melihat Gracia, lalu girang memeluk temannya itu.

“Eh Gracia, senang banget ya ketemu di nikahan Kak Yan. Cowok kamu diajak nggak?” Andela memang masih terobsesi dengan cowok dibalik bekal telur dadar itu.

Gracia menggaruk ujung dahinya yang tak gatal, Shani disampingnya menyentuh lengan Gracia meminta penjelasan.

“Hm aku kesini sama Ci Shani, Mbak.” Gracia memilih menjawab aman.

“Oh ini Ci Shani? Halo aku Andela teman kerjanya Gracia.” Andela mengulurkan tangan mengajak Shani berjabat tangan. Shani menyebutkan namanya, ikut mengenalkan diri.

“Gracia punya pacar dek?” Shani secara mengejutkan ikut menambah pertanyaan yang harus dijawab Gracia, membuatnya pening saja.

“Ci Shani juga nggak tahu kamu punya pacar Gracia?” Andela menggeleng kepala heran.

“Kemarin cowoknya Gracia bawain bekal waktu kita kerja bareng. Lumayan sering juga sih. Aku penasaran aja dibalik cowok perhatian begitu, kaya gimana sih orangnya,” lanjut Andela semangat.

Menyebut bekal makan siang, terjawab sudah keingintahuan Shani, ternyata yang dimaksud adalah dirinya. Namun tidak ingin berhenti sampai disitu, dia ingin menggoda Gracia.

“Wah kenapa nggak pernah dikenalin sih dek? Aku juga penasaran sama kaya Mbak Dela.”

“Bukan gitu ci, masalahnya orangnya gampang-gampang susah. Mau banget sebenarnya dikenalin sama lainnya. Tapi ya gitu deh.”

“Aku jujur aja ya Gracia ke cici kamu. Kata Gracia, dia udah punya anak Ci Shani. Makanya sibuk banget.”

Shani membelalakkan matanya pura-pura terkejut, “Ya ampun dek. Aku nggak nyangka, tapi nggak papa. Cinta memang nggak bisa memilih, dia datang dengan sendirinya. Semangat ya dek sama hubunganmu, langgeng terus.”

“Tuh kan, Ci Shani aja dukung, Gracia. Harusnya kamu jujur aja dari dulu.”

“Hehe, iya Mbak Dela. Nggak kepikiran. Makasih ya ci nasehatnya, semoga aku sama dia bisa bareng-bareng terus dan ngelewatin semua tantangan sama-sama. Oh iya Mbak Del, barusan kayanya bawa gandengan nih.” Kini gantian Gracia menggoda Andela. Nama yang dimaksud mendadak celingak-celinguk mencari gandengan barunya, kemudian memanggilnya untuk dikenalkan.

“Namanya Alan, ketemu di Malioboro hehe.” Alan berkenalan dengan Gracia Shani, sambil memamerkan senyumnya yang membuat matanya menghilang.

“Kirain ketemu di tinder Mbak,” seloroh Gracia.

“Sebenarnya ya kenalnya di tinder, yah buka kartu aja kamu Gracia. Aku jadi malu nih.”

Setelah mengobrol ringan antar keduanya, berlanjut menyapa mempelai pengantin. Shani tampak sedikit canggung, bagaimanapun dirinya pernah menjadi gebetan Yanuar. Istri Yanuar tersenyum penuh arti kepada Shani, dia tahu siapa alasan dibalik betah menjomblonya suaminya ini.

Step CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang