Doubel update lagi..
yessshh!!!
Selamat membaca~
###################################################
Taehyung baru akan mengapai knop pintu ketika seseorang membuka dari sisi satunya.
"o! hyung" Taehyung sedikit terkejut. "ingin menemui Seokjin hyung?"
Namjoon membuka pintu lebih lebar, memberi ruang agar Taehyung dapat melewatinya. Ia mengangguk sebagai jawaban lalu melirik kearah Seokjin.
"Tae, kau punya masalah?" Taehyung menghentikan langkahnya lalu menatap Namjoon yang memberikan isyarat kepada Taehyung dengan dagunya.
Taehyung mengikuti kemana arah dagu itu tertuju. Disana Ada Seokjin dengan bibir merengut, melipat tanganya didada menatap mereka berdua.
"oh... tadi, Seokjin hyung hanya menceritakan lelucon lucu tentang cincin ini" Taehyung menunjukan bandulan kalung yang melingkar di lehernya.
"itu bukan lelucon, Taehyung" Seokjin menajamkan tatapannya pada Taehyung. "aku menceritakan yang sebenarnya"
Namjoon menganguk-anggukan kepalanya paham. "bagaimana jika itu benar?" kini Namjoon bersandar pada pintu, matanya menatap pada kalung Taehyung.
Taehyung memutar matanya malas "hyung, kau ikut-ikutan Seokjin hyung juga?"
"kalian sedang menjebak ku? Menjahiliku? Atau.... Jangan-jangan ada kamera tercembunyi disini."
Taehyung memandang sekeliling, mengitari seluruh bagian ruangan hingga ke sela-sela kecil di antara lemari.
"tidak ada" telunjuknya di dagu, mencoba berpikir. "hmm..... jadi... sepetinya hanya lelucon saja" Taehyung mengedikkan bahunya.
"namjoon-ah...., lihat... dia tidak percaya pada ku" rengek Seokjin menggoyang-goyangkan bahunya. Namjoon menghela nafas, mengusap wajahnya kasar.
Namjoon menutup pintu dan menguncinya, memastikan tak akan ada yang mengganggu percakapan mereka atau memastikan agar Taehyung tak lari keluar ruangan... mungkin.
Lalu mendekati Seokjin, menepuk-nepuk bahu Seokjin menenangkan.
Dengan satu tangan di saku celananya "Taehyung..." Namjoon memanggil, mengisyaratkan Taehyung untuk menduduki kursi di depan meja Seokjin.
Taehyung dengan malas mengikuti, kembali duduk di tempatnya semula "apa lagi?"
Namjoon mendaratkan diri di meja Seokjin, duduk santai dengan Seokjin yang kini memeluk pinggangnya.
"ini mungkin terdengan seperti lelucon--..."
"itu memang hanya lelucon" Taehyung menyela
Namjoon sekali lagi menghela nafasnya kasar. "dengarkan aku dulu, Tae"
Kemudian Namjoon mengeluarkan 3 lebar foto dari saku dalam jasnya, meletakannya di atas meja berjajar. Taehyung melihat satu persatu foto yang ada lalu mengambil salah satunya. Itu adalah foto cincin seperti miliknya.
"apa maksudnya ini?"
Taehyung membuka kalungnya, mencocokan setiap lekukan ukiran rumit pada cincin dengan foto yang ia pegang. Di dalam foto tersebut terdapat dua cincin dengan bentuk hampir sama, sama-sama memiliki ukiran rumit. Perbedaan hanya terletak pada diameter dan lebarnya saja. Yang menjadi bandul kalungnya adalah cincin yang besar, jadi dimana cincin satunya?
Taehyung menatap Seokjin dan Namjoon bergantian. Bibirnya melengkung kebawah, bingung. Namjoon menggeser dua foto lain ke arah Taehyung, mempersilahkan Taehyung untuk melihatnya. Taehyung kembali mengambilnya, melihat keduanya bergantian.
"jadi??" Tanya Taehyung. Memiringkan kepalanya seperti anak anjing kebingungan.
Seokjin sudah ingin mengacak-acak rambut Taehyung, tapi mana tega melihat wajah mengemaskan seperti itu. Dia hanya bisa membuang nafasnya berat.
"jadi... Taehyung, apa yang dikatakan Seokjin sebelumnya itu benar" Namjoon menjelaskan.
"Kau telah dijodohkan. kau lihat foto cincin itu kan?" Taehyung mengagguk
"terdapat dua cincin disana, satu cincin ada pada pihak keluargamu lebih tepatnya padamu sekarang dan untuk yang satunya ada pada pihak keluarga lainnya dalam hal ini ....." Namjoon melirik Seokjin yang juga melirik dirinya "keluarga kerajaan"
"ini adalah buktinya" mengetuk-ngetuk dua foto lain diatas meja. "ini adalah foto surat warisan dari kakekmu dan kakek Putra Mahkota" lanjutnya.
"Taehyung" Seokjin mengenggam tangan Taehyung. "ini bukan lelucon. Surat wasiat dan cincin itu bukti. Perjodohan itu benar-benar ada" benar, tak mungkin Seokjin membuat lelucon dengan wajah seserius ini.
Tapi apa mungkin...
Aku? Dengan .... Putra Mahkota?
Taehyung diam, ia hanya bisa diam. Tak tahu harus seperti apa menaggapinya. Ia terkejut, tentu. Tapi sebagian pikirannya masih tidak percaya.
Bagaimana bisa?
"aaa... hyung... mmm apakah ini benar?" Taehyung ragu, menatap Namjoon masih berharap ini hanya sebuah lelucon.
"iya" jawab Namjoon pasti "ini yang sebenar-benarnya Kim Taehyung"
"lalu... bagaimana kau tahu tentang ini?"
Namjoon menarik salah satu sudut bibirnya "tentu aku tahu, aku salah satu pegawai istana sekarang dan ku pikir.... tak lama lagi kau akan dipanggil ke istana untuk membahas perjodohan ini" seketika mata Taehyung membola entah karna baru mengetahui tentang pekerjaan Namjoon atau tentang perjodohan ini.
Jujur saja Taehyung baru mengetahui bahwa Namjoon merupakan salah satu pegawai istana. Seokjin tak pernah mengatakan apapun mengenai pekerjan Namjoon. Terakhir Taehyung tahu Seokjin bilang Namjoon diterima bekerja disebuah kantor kecil di pinggir kota.
Tubuh Taehyung tersandar lemas pada kursi. Hening...
Seokjin menatap Namjoon seperti bertanya 'Bagaimana sekarang?' yang dibalas gedikan bahu oleh Namjoon. Mereka menunggu Taehyung untuk merespon.
"Tae—"
"STOP!" Taehyung menyela, tubuhnya kembali tegap dan tangan seketika naik, membuka jarinya lebar dihadapan Namjoon. "berhenti sampai disini. Aku ingin bekerja" kemudian Taehyung bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan ruangan.
##############################
Ceritanya bosenin ga si?
Takut pada bosen...
KAMU SEDANG MEMBACA
CROWN PRINCE(SS) [KOOKV]
FanfictionBagaimana jika masih ada keluarga kerajaan di zaman modern ini? Kini sang Pangeran tak lagi menggunakan kuda putihnya, lalu bagaiman dengan kisah cinta? apakah akan sama dengan kisah para pangeran terdahulu? Apa benar ia akan bertemu dengan putri ca...