Balik lagi sama aku,jangan lupa Vonmentnya ya Guys!!!
Kalau ada typo bilang ya?
💨Happy Reading..!!!!😤😤
•°•°•°•°
"Ada hubugan apa, lo sama Audrey?"
Rasanya, seperti ada sebuah palu godam yang menghantam dada Alardo begitu mendegar kalimat itu. "Kenapa, lo tiba tiba nanyain itu?"
Laura merasa tak enak. "Audrey, temen gue sejak smp, dia itu sering curhat sama gue setiap ada masalah. Sedikit aja, pasti dia bakal bilang ke gue. Dan kemaren, gue nggak ngerti, kenapa dia bisa jadi emosian gitu? Kayaknya Audrey benci banget sama lo.Dan gue nggak ngerti masalahnya itu apa, sampai Audrey semarah itu sama lo." ucap Laura menjelaskan.Ia mengambil nafas sebelum melajudkan ucapannya. "Yang bikin gue nggak ngerti lagi, kenapa Audrey bisa kenal sama lo? Padahal, kalian nggak satu sekolah. Terus, Audrey juga nggak pernah cerita tentang lo."
Alardo membuang nafas kasar. "Audrey curhat sama cewek? Kurang kerjaan banget."
"Lo belum jawab pertanyaan gue barusan." geram Laura. Melihat Alardo yang bukam seribu bahasa membuatnya semakin kesal.
Alardo tampak menimang-nimang. Mustahil ia menjelaskan masalah yang begitu rumit tentang keluarganya, yang bahkan Alardo saja tidak ingin mengungkit ngungkit masalah itu lagi. Apalagi terlibat di dalamnya. Mengingatnya saja membuatnya muak. Urusan ibunya bukanlah urusan Alardo juga. Ia bahkan tidak peduli degan nasip ibunya jika kasus itu terbongkar di media.
Alardo memejamkan mata,untuk dapat merilekskan dirinya. "Itu.." ia menggantungkan kata itu. "Lo nggak perlu tau, cukup gue dan Audrey aja."
"Ih, lo nggak asik banget sih. Kenapa lo jadi main sembunyiin rahasia gini?"
"Bukannya lo benci sama gue? Lo juga bilang gue bukan siapa-siapa lo. Nggapain juga gue ngasih tau lo." Kalimat yang spesifik itu membuat Laura tertohok seketika. Memang benar nyatanya.
Sekarang giliran Laura yang tidak bisa berkata-kata. Ia memang tidak menyukai Alardo sama sekali. Tapi, perasaan Laura bertolak belakang dari itu semua.
Laura dengan kesal melanjutkan kesibukan makannya yang sempat tertunda dengan suapan ganas karna saking sebalnya.
Alardo menatap Laura entah seperti apa, yang pasti Laura tidak melihatnya.
Setelah sama sama diam,akhirnya mereka selesai makan. Matahari mulai tenggelam ke barat. Mungkin ini waktu yang tepat untuk melihat sunset. Burung camar berterbangan mengepakkan sayapnya di sepanjang bibir pantai.
"Yuk." Alardo beranjak di susul Laura dengan malas.
"Lo jangan cemberut gitu dong. Entar cantikkanya ilang lagi." goda Alardo lagi.
Laura menatar nanar sosok Alardo didepannya. Lantas berjalan melewatinya begitu saja dengan sewot.
"Woy, tungguin gue!"
Masih marah dan sedikit kesal, Laura menuju ke tempat parkir. "Gue pengen pulang."
"Lo ganti baju dulu?"
"Nggak terlalu basah kok, nggak usah."
Alardo bungkam. Entah apa yang di pikirkan cowok itu.
"Lo yakin langsung pulang?"
"Iya."
〰〰〰
Alardo melajukan motornya. Namun, tempat yang dituju bukanlah rumah Laura.
Laura menyadari jalan yang di lalui Alardo, mengernyit heran. "Eh, ini bukan jalan ke rumah gue,"
"Udah lo diem aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Teen Fiction(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...