Hay guys! Kembali lagi sama gue,siap buat baca lagi...Go!!
Jangan lupa Vontnya ya😁😎
•°•°•°•
Laura menguap diranjangnya, sambil menepis sang surya yang menyilaukan matanya. Setengah sadar, ia bangun dari kasur dan melirik arloji yang berada di atas nakas.
Laura membulatkan mata sempurna. Pukul tujuh tepat. Rasa kantuk dan lemas seketika lenyap berganti dengan kepanikan yang melanda. "Kenapa gue nggak di bangunin!!" Laura melopat begitu saja dari ranjang. Bergegas kekamar mandi. Tidak, Cuci muka aja udah cukup.
Menyiapkan segalanya seperti seragam dan lain lain. Dalam waktu lima menit Laura sudah siap dan segera turun ke lantai bawah. Biasanya ia tidak dibangunkan, tapi, kalau telat beginikan beda lagi.
Dengan tergesa Laura turun di tangga rumahnya. "Kenapa gue nggak di bangunin sih." gerutu Laura dengan kesal. Sangat kesal hingga ingin menerkam seseorang.
Laura kembali di kagetkan dengan hadirnya keluarga lengkapnya di ruang makan dekat dapur. Bahkan, adik perempuan mungilnya itu juga sedang makan disana. Kenapa mereka tidak bekerja pikir Laura.
Merasakan kehadiran Laura, ibunya menoleh. Frida mengeryit heran,bmenatap putrinya itu dengan bingung. Begitu juga dengan ayahnya, Frenzio.
"Sayang, kamu mau berangkat sekolah?ini kan hari minggu."
Laura menepuk jidatnya seketika menyadari keanehan yang ia rasakan. Pantas saja Ayahnya ada dirumah dan tidak bekerja. Teryata hari minggu.
"Laura lupa."
"Yaudah, sini. Kamu makan. Nanti aja ganti bajunya." ucap Frenzio mempersilahkan putrinya itu bergabung.
"Semangat banget kayaknya, sampai lupa kalau hari ini kamu libur." tutur Frida sambil mengusap puncak kepala Laura.
Senyuman lebar merekah di bibir Laura. Adik perempuannya juga tertawa dengan mungilnya seakan mengerti tingkah kakaknya.
Laura duduk bergabung bersama mereka. Ia mulai mengambil sepotong roti dan mengoleskan selai rasa coklat kesukaannya di permukaan roti.
Kebahagiaan terpancar jelas dalam diri Laura. Setiap minggu, ia memang sering kumpul kumpul bersama keluarganya.
Ting..tong..2×
Suara bel rumahnya tiba tiba berbunyi ditengah tengah kesibukan Laura yang sedang makan.
Siapa? Pikir Laura saat ini.
Tumben ada tamu datang sepagi ini. Alardo mungkin? Laura menggeleng Pelan. Kenapa Alardo bisa menelusup di kepalanya. Ia segera menepis pemikiran itu. Apa Nala? Kalau itu jelas.
Frida beranjak ingin membukakan pintu utama rumahnya.
"Biar Laura aja," cegah Laura lantas berdiri dan bergegas ke ruang tamu. Dan membukakan pintu itu. Rasa penasaran yang membuatnya ingin melihat siapa orang yang datang sepagi ini.
Entah mengapa perasaan dan hati Laura mengatakan itu adalah Alardo. Namun, kewarasannya menolak. Tanpa sadar senyuman malu terlihat di bibir Laura saat ini. Deg degan, mungkin.
Tepat saat menggegam kenop pintu dan menariknya senyuman Laura musnah saat melihat orang yang ada dihadapannya saat ini. Audrey.
"Pagi Laura." sapanya ramah dengan sebuah senyuman yang selalu terpancar.
Sebenarnya Laura merasa enggan bertemu dengan Audrey semenjak kejadian itu. Dan yang lebih membuat Laura tercengang. Sedikit. Ada beberapa luka dan memar diwajah Audrey. Ketika Laura perhatikan lebih dalam Audrey tampak sedikit meringis menahan sakit. Apa separah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Ficção Adolescente(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...