12 ::🍂Bersama (b)

79 3 0
                                    

Alardo terdiam cukup lama. Menatap Laura lamat lamat mulai dari pipinya yang merah merona dan hidungnya yang serasa mengetarkan jiwa Alardo. Lalu berakhir di bibir pink Laura yang membuat Alardo ingin melayangkan sebuah ciuman di bibir mungil itu.

Alardo kembali fokus untuk mengendalikan dirinya. Ia harus ingat sekarang berada di sebuah tempat umun. Tidak baik kan jika tiba tiba menerjang Laura karna saking tidak tahannya. Alardo berusaha menguasai dirinya saat ini. Dekat dan bersama dengan Laura itu sudah cukup. Tak perlu melakukan hal mesum seperti itu.

"Ok,mau kemana lagi?" tanya Alardo.

"Terserah lo aja,"

Mereka berjalan ke kasir untuk membayar. Pandangan Laura beralih ke sebuah hiasan pernak pernik yang ada di sebelahnya.

"Lo mau?" tanya Alardo.

"Emangnya boleh?"

"Kalau lo mau sesuatu gue pasti beliin kok."

Jlep..!

Padahal, mereka tidak pacaran. Tidak ada hubungan apapun. Tapi, Alardo tetap melakukan apapun yang Laura inginkan.

Laura mengambil sebuah gantungan kunci snowball. Lantas ia memberikan gantungan yang sama kepada Alardo. "Kita Couplelan ya,"

Senyum Alardo mengembang."Ok."

Setelah selesai, mereka keluar dari mall menuju tempat parkir.Alardo berhenti sejenak. "Nih, langsung pake." Alardo memakaikan jaket itu pada Laura.

Betahanlah Laura, ucap Laura dalam hati.

Setelah itu, Alardo melajukan motornya dan pergi entah kemana. Laura sempat berfikir, apa mereka sudah seperti sepasang kekasih sekarang. Pipi Laura serasa bersemu malu. Apalagi mengigat semua perhatian yang Alardo berikan padanya. Entah mengapa Laura bisa dekat dengan Alardo seperti ini. Dirinya baru saja menjalankan sebuah rencana agar ia dapat menjauh dari Alardo,tapi,kenapa justru berbanding terbalik.Dan ia malah menjauhi Audrey. Orang yang menjadi pacar pura pura Laura.

Laura merasa gugup berada satu motor dengan Alardo. Spalagi dadanya terasa mau copot saat ia tanpa sadar tangannya memegang pinggang Alardo untuk berbegangan. Karna merasa tak tahan dengan suasana mencekam dan kegugupan ini, Laura mengucapkan sebuah pertanyaan.

"Kita pergi kemana sekarang?" tanya Laura di tengah perjalanan mereka.

"Menurut lo?" tanya Alardo balik.

"Em..gue nggak tau." ucap Laura sedikit kesal.

Alardo tertawa kecil. Laura sangat mengemaskan. "Gue mau ngajak lo ketempat favotit gue."

"Taman yang waktu itu?"

"Bukan."

Hari makin siang, sang mentari lama kelamaan mulai condong ke atas. Suhu udara mulai bertambah. Cuaca yang begitu cerah. Sangat cocok sekali apalagi ini memang hari minggu,yang kebanyakan orang akan menggunakan waktu langka ini untuk bersenang senang atau sekedar liburan bersama keluarga setelah seminggu tidak meliburkan otak karna bekerja.

Setelah keheningan terjadi beberapa saat. Alardo bertanya pada Laura mengenai cewek itu yang tiba tiba menganjaknya pergi. "Lo kenapa sih, nyuruh gue buat bawa lo kabur?"

Laura gelagapan. Tangannya rada gemetar seperti menerima sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. "I-itu, kalimatnya salah bukan gitu. Gue cuma jenuh aja di rumah.Gitu doang, lagian, sahabat gue mereka pada sibuk. Gue nggak bisa ngapa ngapain." jelas Laura.

Alardo mengela nafas. Sudah kentara sekali bahwa Laura seperti menyembunyikan sesuatu. Jika ia tidak ada sahabatnya Nala dan Adara, bukankah ia masih punya pacarnya itu.

Her Secret [ End & Completed ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang