"Berdiam diri hanya akan membuat bencana. Mengapa? Karna jika kau memiliki musuh, dia sedang menertawakanmu dalam diam atas dirimu yang begitu pengecut." —Her Secret
GELAP, mencekam, membeku. Itulah yang Audrey rasakan saat ini. Hidup baginya tidak memiliki arti sama sekali. Hidup adalah sebuah kesialan belaka. Bahkan untuk bernafas pun merupakan anugrah tuhan yang membawa bencana untuknya. Hidupnya terasa kosong. Tidak ada tujuan, tidak memiliki arah, dan terasa hampa. Tujuannya selama ini hidup bahkan sudah berada di tangan orang lain.
Takdirnya begitu menyesakkan. Untuk apa hidup jika tidak ada tujuan? Satu-satunya penguat dirinya adalah perempuan bernama Laura. Namun dia sudah pergi bersama dengan orang lain. Begitu menyesakkan bukan?
Selama ini Audrey sudah mengerahui kedekatan yang kembali terjalin antara Alardo dan Laura. Audrey kehabisan ide untuk membuat mereka berpisah. Rencana apa lagi yang harus ia lakukan agar Laura mau bersamanya.
Tidak ada.
Semua sudah terbukti bahwa hanya Alardo yang dapat membuka pintu hati Laura. Berbeda dengan dirinya. Audrey yang bahkan sudah mengenal Laura lama merasa ia asing di mata perempuan itu.
Langkah Audrey terhenti di lorong gelap dan sepi itu. Jalannya hanya bertabur lampu pinggir jalan yang temaram. Hari ini Audrey pulang larut malam, kebetulan tempat lab praktek kimia dekat dengan kawasan panti. Jadi ia tidak perlu meminjam kendaraan dari pengurusnya untuk menuju ke sana.
Namun secara tiba-tiba ia merasakan feeling-nya ada yang mengikutinya dari belakang. Sejujurnya Audrey sudah pernah merasakan dirinya diikuti beberapa kali namun, ia selalu mengabaikan apa yang ia pikirkan. Dan untuk yang sekarang ia merasakan aura gelap yang nyata.
Samar-samar Audrey berusaha menajamkan telinganya. Tidak sengaja matanya menangkap kaca bulat yang ada di pinggir jalan itu. Kaca itu digunakan sebagai penanda lalu lintas jika ada kendaraan berlawanan arah, supaya tidak terjadi tabrakan. Jadi melihatnya lewat kaca itu.
Dan silal!! Dugaan Audrey memang benar selama ini jika ada yang mengikutinya dari belakang. Terbukti di kaca itu terpantul wujud sosok yang sedang bersembunyi di balik pohon yang berada tidak jauh dari posisi Audrey.
Sosok itu tidak bisa ia kenali karna gelapnya malam. Orang itu juga memakai pakaian gelap dan tertutup. Audrey tidak menoleh agar tidak menimbulkan kecurigaan. Ia memejamkan mata untuk membuat dirinya merasa tenang.
Setelah itu barulah ia mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri. Kaki Audrey yang sebelahnya melangkah lebih maju. Persis seperti akan melakukan lomba lari maraton. Ia lantas mengambil nafas panjang.
Secepat kilat Audrey berusaha untuk berlari. Ia terkejut saat mendengar suara langkah kaki seseorang mengejarnya dari belakang. Begitu Audrey menolehkan kepalanya, rasanya ia ingin mengumpat ketika mendapati orang itu berlari ke arahnya sekarang.
Sekuat tenaga Audrey berusaha untuk mengecoh agar ia bisa lolos. Ketika berada di belokan sebuah gang sempit Audrey segera berlari menuju ke sana.
Ia tahu betul kawasan perumahan yang ada di belokan itu. Saat ia berhasil menemukan sebuah celah di balik tembok ia segera bersembunyi.
Beberapa detik kemudian orang itu datang. Audrey melihatnya berhenti dan setelahnya mengeram kesal saat ia kehilangan jejak. Dia seperti mendapat panggilan dari seseorang. Lantas orang itu berbalik pergi.
Audrey bernafas lega dan keluar dari persembuyiannya. Kini banyak sekali pertanyaan yang menumpuk dalam benaknya. Siapa kah orang tersebut dan apa tujuannya mengikuti Audrey?
Tidak mungkin jika ingin merampok atau menculiknya lantas meminta uang tebusan. Gerak geriknya tidak menunjukkan hal demikian.
Perkataan Laura tempo hari menyadarkan Audrey. Mungkinkah jika orang itu suruhan Veera untuk memata-matai dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Teen Fiction(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...