Laura mengetuk keras kamar Nala yang ada di depannya sekarang. Sepulang dari sekolahnya tadi,Laura dan Adara memutuskan untuk menjengukknya.Tentu saja,Laura sangat khawatir dengan sahabatnya itu.Tidak ada badai,tidak ada petir. Tiba tiba saja sahabatnya sedang sakit tanpa mereka berdua ketahui.
"Masuklah,tidak dikunci." jawab sang penghuni kamar yang ada di dalam sana.
Laura memutar Handle pintu dan pintu kayu warna coklat itu terbuka.Ia masuk bersama Adara.Hal pertama yang Laura lihat adalah,Nala sedang terbaring lesu bercampur lemas di kasurnya.Dengan tatapan iba Laura menghampiri.
"Nal,kok lo nggak bilang sama gue kalau sakit." ucap Laura sambil duduk di tepi ranjang,sedangkan Adara duduk di samping Nala atas kasur.
"Nggak papa kok,gue cuma nggak enak badan aja.Santai dong Ra." jawab Nala agak serak.
"Gimana gue nggak khawatir coba. Suara lo aja rada nggak normal." Laura menempelkan punggung tangannya di dahi Nala.Hangat.
"Gue juga khwatir Nal.Soalnya, lo nggak ngasih tahu kita." ucap Adara.
Nala menarik nafas pelan."Gue cuma kecapeaan aja,dan kalian nggak perlu segitunya,ok."ucap Nala menyakinkan kedua temannya."Oh,iya apa aja yang gue lewatin di sekolah tadi?"Nala menganti topik pembicaraannya.
"Kayak bisanya kok." jawab Adara. "Tapi, tadi Laura telat berangkat sekolah."
Nala mengerutkan dahi sambil menaikkan satu alisnya. "Kok bisa?." menoleh ke arah Laura.
"Emm..alarm gue rusak.Terus,nggak ada yang bangunin." jawab Laura apa adanya.
Nala sedikit tertawa cekikikan. "Kenapa nggak nyalain alarm hp lo aja,"
"Nggak tahu." jawab Laura sambil mengerucutkan bibirnya.
Nala kembali terdiam sejenak."Ngomong-ngomong, waktu lo ngajak kita ke karnaval topeng dua hari lalu,lo kemana?kok lama banget. Kita berdua juga sempet ketemu sama Audrey.Dia nanyain lo,"jelas Nala pada Laura.Kini tatapan penuh pertanyaan oleh Nala dan Adara terlihat jelas.
Seperti ada sebuah palu godam menghantam kepala Laura. Ia seperti baru saja menjawab soal yang sangat sulit.Baru saja,ia sangat khawatir pada Nala.Berharap ia segera sembuh. Tapi,pertanyaan itu!Laura tidak tahu harus menjawab seperti apa?tidakkah ia berbohong?
Adara melihat Laura terlihat gelisah."Laura bilang," Adara tiba-tiba menjawab pertanyaan Nala tadi."Dia beli makanannya lama.Tempatnya rame banget soalnya."
Laura merasa tegang seketika.Saat di kelas Laura memang bilang seperti itu,tapi ia berbohong.Laura berusaha untuk tidak terlihat tegang,apalagi merasa gelisah.Walaupun sebenarnya Adara mengetahuinya.
"Tapi,waktu Festifal nya udah selesai,Laura udah nungguin kita di mobil.Dia juga nggak bawa makanan atau apapun." selak Nala sedikit merasa aneh.
"Mungkin makananya udah abis, ia kan Ra?" balas Adara.Ia lantas menoleh pada Laura sambil tersenyum.
"I-iya, bener." Oh..tidak!!Laura tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.
Mata Nala tiba-tiba memicing."Kenapa lo nggak nyusul kita?lo nggak bohong kan?"
"Nggak, emang bener." jawab Laura menyakinkan.Berusaha untuk tidak terlihat gugup."Gue nggak nyusul karna..udah selesai."
"Audrey waktu itu,dia juga nyariin lo.Gue sama Adara bilang lo pergi sebentar.Terus dia mau nyusulin lo." jelas Nala entah mengarah ke apa."Apa lo ketemu sama Audrey?"
Gawat!!.pertayaan rumit ini membuat kepala Laura serasa mau pecah.Belum juga dengan insiden Racell.Dan sekarang mengenai ia yang pergi bersama Alardo.Kenapa temannya itu selalu saja mencurigainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Novela Juvenil(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...