Malam yang dinantikan semua siswa siswi Dalton akhirnya tiba. Hari di mana semuanya berpesta menyambut ulang tahun sekolah yang ke-57. Aula utama sekolah sudah dipenuhi oleh banyak siswa. Memakai pakaian yang terlihat glamor namun juga elegan.
Mereka saling simpang-siur. Bercanda, mengobrol dan saling bertukar pengalaman. Banyak juga yang bergosip membicarakan kejadian tempo lalu yang berhasil menjadi trending topik di sekolah.
Kejadian kala di kantin. Seorang gadis biasa tanpa tingkat ke-famousan sama sekali dengan berani dan secara terang-terangan mencium Alardo di depan semua orang. Alardo yang merupakan cowok paling berpengaruh di sekolah tentu jadi bahan issue termasuk untuk para penggemarnya.
Benar-benar momen yang menggemparkan.
Beberapa juga menuding Nala karna cewek itu telah melampaui batas. Kakak kelas khususnya ada yang berniat mem-bully Nala habis-habisan. Namun karna mereka melihat Nala berteman dengan Krystal, mereka tidak berani. Taulah Krystal pasti akan membuat perhitungan. Paling mereka berteman dekat.
Pandangan semua orang beralih pada pintu utama aula. Kedatangan seseorang yang sering mereka bicarakan itu telah tiba. Yang membuat semua orang tercengang kali ini dia datang tidak sendirian. Ada seseorang di sampingnya. Mereka bergandengan dan tentu jika dilihat mereka tampak serasi. Seperti sepasang kekasih yang menghadiri pesta resmi.
Alardo dan Laura berjalan dengan anggun memasuki Aula. Laura tidak nyaman di perhatikan seperti ini. Ia berusaha terlihat biasa-biasa saja. Beda dengan Alardo. Cowok itu tersenyum miring seolah sedang pamer kemesraan. Dasar.
"Iihh... Gue iri banget."
"Baru ini loh Alardo bareng cewek pas pesta."
"Gue pikir dia sama Nala atau Krystal gitu."
"Aaa... Mereka kece banget. Laura juga cantik lagi."
Laura tidak menghiraukan komentar-komentar mereka. Lebih baik fokus pada diri sendiri. Alardo menggiring Laura ke meja yang telah di tempati oleh teman-temannya. Di sana sudah ada Malik, Drian, dan juga Andra.
"Wah, jadi pusat perhatian seluruh manusia lo." cibir Andra. "Pantesan aja disuruh bareng gue nggak mau. Udah ada yang booking ternyata."
"Emang lo pikir gue apaan pake di booking segala." balas Alardo tidak terima. "Ya, nggak masalah sih. Dari pada lo, lo, lo, yang masih jones."
"Bangke banget lo njir." ketus Drian. Kemudian pandangannya menelisik ke sekitar. "Lo liat cewek itu?" tunjuknya dengan jari.
"Waduh montok bener dah. Pas buat gue. Digombalin kecantol nggak, ya?" ucap Andra.
"Enak aja, itu udah gue klaim. Lo mending yang tinggal di kolong jembatan aja tuh baru ok." balas Drian.
"Sialan lo. Harga diri gue mau ditaruh mana?" Andra tiba-tiba berdiri. "Kalau gitu siapa cepat dia dapat." kemudian Andra berlari menuju ke sang target.
"Eh, itu mangsa gue!" Drian lantas menyusul.
"Cowok cewek drama semua." Alardo tertawa mendengar ucapan Malik. Untungnya ia masih punya teman yang tidak miring seperti Andra dan Drian. "Syukur dah gue masih punya sahabat yang masih waras kayak lo Lik."
Sepertinya acara akan segera dimulai. Suara MC di atas panggung mempersilahkan Alardo selaku ketua osis, ke atas menaiki panggung untuk memberikan kata-kata sambutan sebelum masuk ke acara inti.
"Lo disini dulu, ya? Gue ke panggung bentar." Laura mengangguk patuh dan memperhatikan Alardo yang sudah berlalu.
Kecanggungan jadi terasa. Laura menoleh pada Malik yang dari tadi sibuk sendiri dengan benda pipih ditangannya. Ia pun mengambil gelas di meja dan meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Teen Fiction(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...