47. Racun

46 2 0
                                    

LAURA melihat Nala yang berjalan tergesa beberapa meter di koridor itu. Kemudian Nala memasuki sebuah ruangan. Penasaran apa yang dilakukannya, Laura mempercepat langkah menyusul sahabatnya itu.

Samar-samar ada suara benda-benda jatuh dari sana ketika Laura mendekat. Ia membuka pintu dan sebuah benda tiba-tiba melayang ke arahnya. Laura memejamkan mata dengan tangan terangkat ke depan wajah.

Untungnya kursi reot yang terlempar itu meleset tidak mengenainya. "Nala! Lo sengaja lempar kursi itu ke gue?" tanya Laura.

Kini seluruh gudang telah hancur diobrak-abrik oleh Nala. Cewek itu tampak kacau. Sangat kacau malahan. Wajahnya sudah tidak bisa dikatakan bersahabat.

"Lo seneng kan liat gue menderita! Ini kan yang lo mau? Bahkan dari dulu juga gitu!!" pekik Nala dalam satu tarikan nafas.

"Gue bikin lo menderita? Kayaknya gue nggak pernah buat lo menderita. Lo sahabat gue. Dan gue nggak akan setega itu." Laura berkata sambil mendekati Nala perlahan.

"Itu karna lo nggak pernah nyadar. Bahkan seorang Frida bisa-bisanya tersenyum depan nyokap gue setelah apa yang dia lakuin." Nala berujar. "Nggak tau malu banget."

"Apa? Kenapa lo selalu nyebut mama gue!! Dia punya masalah apa sama lo?" kini Laura benar-benar kesal.

"Tanya aja sendiri sama nyokap lo. Gue udah muak."  Nala berucap kesal. "Kalau lo gue maafin, serahin Alardo buat gue."

Laura terdiam. Ia tidak mungkin melakukan itu. Alardo sudah janji akan selalu bersamanya dan dia juga demikian. Dalam hati akan seperti apa jadinya jika Laura melepaskan Alardo. Menyesalkah? Jauh lebih baik jika ia kehilangan sahabat. Lagi pula Laura merasa Nala hanya berusaha mempengaruhinya.

"Jadi lo benci gue karna masalah yang ada hubungannya sama mama gue?"

"Nggak sepenuhnya. Lo udah ngambil apa yang gue incar sejak dulu. Sama kayak Frida. Ibu anak nggak ada bedanya."

"Tunggu. Lo jangan gini Nal. Biarin gue tau dulu soal hubungan dan masalah apa lo selama ini sama mama gue."

"Jadi lo nggak mau ngasih Alardo ke gue? Apa setelah lo tau tentang itu lo masih nggak mau buat relain Alardo buat gue?" Nala mengencangkan rahangnya. Matanya menyorot tajam.

Pertanyaan itu membuat Laura terdiam. Apakah masalahnya sangat rumit? Memang apa yang pernah Frida lakukan pada Nala. Setahunya Nala tidak pernah ada masalah apapun dengan ibunya. Mungkinkah berhubungan dengan masalalu? 

Sungguh Laura pusing sendiri memikirkan hal itu.

"Kenapa lo diem? Nggak bisa jawab?" Laura tersadar dari pikirannya saat Nala berucap.

"Kasih gue waktu." Nala menyeringai kecil.

"Terlalu lama gue menunggu dan lo masih minta waktu?" Nala bersedih pelan. "Gue yakin Frida nggak akan cerita sama lo. Ini rahasia terbesarnya." bisik Nala pelan. Seakan ucapan itu merupakan ancaman.

Rahasia terbesar? Rasa penasaran Laura semakin melanda. 

Nala berjalan melewatinya. 

"Gue akan buktikan kalau nyokap gue nggak salah." Laura berbalik menatap punggung Nala. "Lo salah paham."

Nala bergeming. Ia keluar dari gudang dalam diam. Menimbulkan banyak pertanyaan dibenak Laura.

***

"Nala punya masalah sama nyokab gue dan gue nggak tau itu apa." terang Laura pada Alardo yang ada di sampingnya.

"Itu penyebab dia berubah drastis? Jadi bukan karna dia suka gue?" tanya Alardo.

"Mungkin dua-duanya. Dia benci gue karna dia pikir gue merebut lo dari dia."  ucap Laura nyalang. "Abis salahnya sendiri juga dia nggak cerita sama gue kalau dia suka sama lo."

Her Secret [ End & Completed ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang