"Tapi, rasanya kayak setahun."
Laura sadar jika Audrey merindukannya. Ucapnya barusan mengartikan hal demikian.
"Kenapa diem?"
"Maaf Drey, gue nggak bisa bales perasaan lo." ungkap Laura. Dari dulu ia ingin mengatakan hal ini.
"Nggak papa. Kalau lo berubah pikiran, lo bilang sama gue. Kalau ada yang nyakitin perasaan lo bilang sama gue. Gue akan selalu ada buat lo. Tapi.. Gue akan tetep nungguin lo kok."
Rasanya ingin menagis mendengar ucapan Audrey yang terdengar tulus padanya. Laura mengigit bibir bawahnya.
"Lo sibuk nggak hari ini?"
"Nggak."
"Mau jalan bareng?"
"Hah?"
Laura mendengar Audrey seperti tertawa. Apa ada yang aneh?
"Gue ada di depan rumah lo sekarang."
Laura sedikit terkejut. Ia mengalihkan pandangannya ke depan. Di sana tepat di pagar rumahnya, Audrey berdiri dengan ponsel yang masih tertempel di telinga dan melambaikan tangan begitu Laura melihatnya. Sejak kapan Audrey berada di sana? Laura benar-benar tidak menyadarinya.
Audrey berjalan mendekat. Hingga dirinya berhadapan dengan Laura.
Audrey tersenyum. Dan Laura yakin sekali Audrey agak berbeda. Bahkan dari terakhir kali ia lihat sebelumnya. Tatapannya lebih hangat.
"Jadi gimana?"
"Apa?" Laura berusaha mengontrol dirinya yang sedikit agak syok. Ia tidak menagkap ucapan Audrey dalam pikirannya.
"Gue mau ngajak lo jalan bareng. Kalau lo mau." ucap Audrey memperjelas.
"Ya jelas Laura mau lah." Nala datang dan menyela. "Ok, kalau gitu gue sama Adara pulang, ya?"
Laura kehabisan kata-kata. Dari pada dirinya di rumah tidak melakukan apapun lebih baik ia pergi bersama Audrey. Sebenarnya dalam hati ingin menolak namun ia tidak enak pada Audrey.
Dia juga ingin menanyakan sesuatu.
Awalnya Laura merasa terkejut mengetahui Audrey membawa mobil. Sejenis mobil keluarga. Sempat Laura ragu itu mobilnya atau bukan. Laura ingin bertanya namun ia urungkan.
Sampai ketika dirinya satu mobil dengan Audrey pertanyaan yang ingin sekali ia lontarkan tertahan di tenggorokan. Enggan untuk mengeluarkan suara.
"Oh iya Ra. Lo mau kita pergi kemana?"
Audrey yang terlebih dahulu mengeluarkan suara setelah beberapa detik terdiam."Terserah lo aja."
Dan kembali sama-sama diam, sampai akhirnya mobilnya berhenti. Audrey memakirkan mobilnya bersama dengan mobil-mobil lain. Lantas mereka keluar. Laura memandang sekitar dan hanya rumah-rumah pemungkiman warga sipil yang ada disekitarnya.
"Kita cuma bisa jalan sampai sini." Audrey keluar mengintari mobil lalu membukakan pintu untuk Laura.
Laura tersenyum agak canggung saat Audrey menggandeng tangannya.
Mereka berjalan beriringan menyelusuri setiap jalan dari paving blok itu. Melewati bangunan demi bangunan khas venice yang memanjakan mata.
"Gue nggak yakin lo pernah ke tempat ini." Audrey membuka suara setelah beberapa menit terdiam.
"Gue nggak pernah keluar rumah. Biasanya gue sering main hp. Apalagi kalau pas liburan." jawab Laura seadanya.
"Rebahan mulu sih lo. Jadi kurang pengalaman, kan?" Audrey berkata dengan sedikit diselingi kekekehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Teen Fiction(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...