45. Tawa dan Senyum

57 4 0
                                    

"Saat melihat tawa dan senyummu rasa kehilangan itu kembali menyapa. Bukan bahagia melainkan sakit yang justru mendera. Apakah tuhan memberiku isyarat agar aku sadar, bahwa mungkin suatu hari aku tak akan melihat tawa dan juga senyumanmu?"—Her Secret


SETELAH membeli kue ulang tahun, Laura memutuskan untuk merayakannya di cafetaria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SETELAH membeli kue ulang tahun, Laura memutuskan untuk merayakannya di cafetaria. Mereka sedang dalam perjalanan sekarang.

"Lo udah siapin kado 'kan buat gue?" tanya Alardo memecah keheningan yang sempat terjadi.

Laura menoleh dengan wajah misterius. Ia tidak menjawab. Memilih diam sambil memegang dus kotak berisi kue dipangkuannya.

Kemudian Laura memicingkan mata saat mobil berhenti bukan pada tempat yang seharusnya. Jangan bilang Alardo membawanya ke klub. Tempat ramai dan banyak Alkohol. Namun, entah mengapa tempatnya berbeda dari Klub yang ia lihat biasanya.

Bangunan tua bergedung tinggi terlihat di depan Laura. Di halaman gedung itu banyak sekali orang. Bahkan banyak yang keluar-masuk dari dalam sana.

"Kenapa?"

Laura menoleh dan mendapati Alardo menatapnya sadari tadi. "Gue pikir kita ke cafe."

"Siapa bilang? Menurut gue itu kurang seru. Satu fakta yang harus lo tau tentang gue Ra. Gue nggak suka tempat-tempat romantis kecuali pantai."

Mendengar itu Laura memberenggut kesal. Namun ia sangat senang mengetahui soal itu. Ia bisa mengenal Alardo lebih jauh. "Jadi ini klub. Kok tempatnya kelihatan serem, ya?"

"Ini lebih dari sekedar klub." balas Alardo lalu sedikit menyeringai. "Yuk kita ke sana."

Alardo turun dari mobil. Laura segera menyusul. Ia berjalan bersama Alardo bersebelahan. Ketika mereka melewati kerumunan banyak yang menyapa Alardo. Laura berfikir sebagian besar semua orang di sini mengenal Alardo. Bahkan ada yang berceletuk mengenai Alardo yang membawa perempuan. Bukan masalah jika Alardo sering membawa cewek. Bahkan hampir setiap hari. Namun setelah berminggu-minggu Alardo baru mengajak cewek ke tempat ini.

Tangan Alardo terulur untuk mengandeng Laura tepat saat mereka memasuki bangunan itu. Saat itulah keramaian jauh lebih mendominasi. Laura menyapu pandangan dan mengamati sekitar. Banyak sekali sofa dan karpet tempat duduk. Ada sebuah bar besar yang berada tak jauh. Dan ada kerumunan di tengah ruangan yang bisa Luara perkirakan seperti lapangan sepak bola itu. Di sana ada arena balapan serta banyak sakali seruan dan teriakan menggema para penontonnya.

Musik berhentak mengalun menciptakan suasana yang semakin gaduh. Tidak hanya itu, banyak sekali pria remaja yang sedang bercumbu dengan gadis berpakaian feminim. Mungkin di sini hanya dia cewek yang berpakaian tertutup. 

Hilir mudik orang-orang berlalu-lalang. Laura menoleh ke belakang dan bingung dengan pintu masuk yang sudah lenyap di telan jarak. Alardo mengencangkan genggaman tangannya pada Laura. Takut jika saja terlepas. Cewek itu pasti pertama kalinya datang ke tempat favorit Alardo.

Her Secret [ End & Completed ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang