Dua hari berlalu. Dan hari dimana semua siswa sibuk dengan urusan nilai pun akhirnya tiba. Bagi SMA Dalton Internasional High School, nilai adalah hal yang paling penting. Siswa yang diterima disini, adalah dia yang meraih prestasi dengan sangat memuaskan. Banyak juga siswa yang lulus tes karna pintar, namun tak diterima karna tidak dapat membayar biaya sekolah. Untuk itu, sekolah ini membuat daftar beasiswa yang di khususkan untuk siswa kurang mampu.
Laura baru saja keluar dari ruangan kelas setelah mengumpulkan lembar kertas hasil ujian semesternya. Ekor matanya melirik ke kanan, ke kiri. Hanya lorong depan kelas penuh para siswa yang sedang belajar menunggu mata ujian selanjutnya. Laura mencari dua sahabatnya yang sudah pergi duluan entah kemana. Mungkin, mereka ke kantin sambil belajar.
Sesekali melihat-lihat, mungkin temannya masih berada disini. Laura berjalan, memutuskan untuk pergi ke kantin. Begitu sampai Laura kembali menyapu pandangan ke penjuru kantin. Dan benar saja, kedua temannya ada disana.Tanpa pikir panjang Laura menghampiri.
Seolah sadar ada yang melihat, Nala dan Adara menoleh. Memberikan ekspresi cuek terhadap Laura.
"Kalian kok nggak nungguin gue sih." ucap Laura sambil duduk.
Tidak ada yang menjawab, mereka malah sibuk dengan makanan yang mereka pesan.
Sekarang Laura benar-benar merasa bersalah karna terlalu sering membohongi mereka. Apa ia harus menceritakan semua tentang Audrey yang tiba-tiba menembaknya. Juga sikapnya yang sering gelisah membuat kedua temannya curiga. Apa Laura juga harus menceritakan dirinya yang saat itu pergi sendiri dengan alasan membeli makanan saat mereka sedang melihat pertunjukkan karnaval topeng? Bahkan tentang kejadian di toilet yang mana, Racell melabraknya habis-habissan sampai ia basah kuyub diguyur air. Laura tidak yakin. Apa resphon mereka?begitu banyak sekali rahasia yang ia pendam dari kedua temannya. Bahkan hal yang tidak semua orang mengetahui seorang Alardo dan ada hubungan apa ia dan Audrey sampai mereka saling membenci.
Laura seperti jatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Seakan-akan kedua temannya mendesaknya dengan bersikap mendiamkannya seperti itu. Apa jadinya jika mereka mengetahuinya. Tapi, bagaimana pun Nala atau pun Adara adalah sahabatnya. Sahabat selalu membantu sabahatnya jika salah satu anggotanya mendapat masalah. Sahabat adalah orang kedua setelah orang tua yang bisa menjadikan sandaran dalam setiap masalah. Apapun itu.
"Oke, gue bakalan cerita." ucap Laura membuat mereka berdua menoleh sedetik. Laura tidak harus menceritakan semuanya. Ia bingung harus memulai dari mana. Begitu banyak kejadian yang tidak dapat ia deskripsikan. Jadi, Laura memutuskan untuk memilih salah satu dari sekian masalah. Dan, masalah itu sedang menimpanya sekarang. Beberapa hari yang lalu. "Gue bener-bener minta maaf udah rahasiain ini dari kalian. Gue nggak mau bikin kalian khawatir. Jadi gue memutuskan untuk pendam semua ini sendiri."
Tidak ada respon. Mereka masih berekspresi datar. Menunggu kelanjutan ucapan Laura.
Sejenak Laura menghembuskan nafas panjang. Berfikir bagaimana untuk memulainya. "Gue pernah dilabrak sama kak Racell. "
"Lo dilabrak sama kak Racell? Gara-gara apaan?" tanya Nala spontan.
"Dia bilang, gue deketin cowoknya dia, Alardo." ucap Laura menjelaskan. "Terus, dia nyuruh gue buat ngejauhin Alardo. Mungkin ini gara-gara rumor waktu itu."
Laura sadar, ia sedikit berbohong. Pasalnya saat itu, ia justru melawan Racell dan memaki-maki dirinya. "Gue sampe diguyur air sama dia. Untungnya, gue pake seragam olahraga. Kalau nggak, gue nggak tahu harus gimana."
Nala menggebrak meja dengan tenaga penuh emosinya membuat beberapa pasang mata orang di kantin menoleh ke sumber suara "Cewek cabe nggak tahu diri! Bisa-bisanya di gangguin sahabat gue. Lo tenang aja Ra,gue bakalan bales!" ucap Nala dengan nada tinggi seolah menumpahkan seluruh emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Fiksi Remaja(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...