Nafas Laura memburu begitu juga dengan Alardo. Menyadari sikapnya yang posesif Alardo melepas bibir Laura dari dirinya. Sedikit menjaga jarak dari Laura sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Peluh Alardo semakin deras mengalir saja begitu juga dengan Laura yang nampak syok.
"Lo gila!!" pekik Laura dramatis.
Alardo mundur menjauh bersiap bahwa Laura akan berubah menjadi monster yang siap memakan Alardo dan melahap cowok itu tanpa ampun.
Rasanya Laura ingin marah, beteriak, mencakar wajahnya dan memaki Alardo. Atau membeturkan kepala cowok itu kedinding berikut nyawanya. Tapi, semua seakan diluar kontrol. Nafas Laura memburu disertai detakan dadanya yang berbunyi kencang menandakan kalau Laura seperti terkena sakit jantung. Entah debaran aneh apa ini. Tapi Laura menyukainya. Sebuah gelenyar aneh menari-nari ditubuhnya. Ketika Laura menatap manik mata Alardo yang menatapnya dengan sayu membuat debaran jantung Laura kambuh.
"Ma-maksud lo apa sih. Main nyosor aja. Lo pikir ini ada dimana? Lagian--" Laura menghentikan kalimatnya saat melihat mata Alardo seperti melihat sesuatu dengan intents.
Laura hendak mengikuti arah pandang Alardo tapi seketika tertahan karna tiba-tiba Alardo bersuara sampai mendekat ke meja. "Lo lagi ngapain?"
Laura menyambar laptopnya yang hendak Alardo lihat. Untung saja Alardo belum sempat membacanya. Jangan sampai Alardo sadar bahwa Laura sedang mengorek masalah keluarga Alardo dan ada hubungan apa Alardo dan Audrey.
"Nggak usah kepo deh." seru Laura.
Alardo mengernyit. "Lo lagi ngerjain tugas ya?" tebak Alardo. "Atau ... Lo nyembunyiin sesuatu, ya dari gue?" mata Alardo menyipit.
Laura menggegam erat Laptopnya. Takut-takut kalau Alardo mengambilnya. "Nggak kok, bukan apa-apa." ucap Laura setengah berbohong. "Lo ngapain nyium gue barusan." ucap Laura mengalihkan topik.
Alardo tersenyum jail. "Mau lagi?"
Seketika Laura menatap Alardo horror. Jujur, Laura mengiginkannya tapi, ia tidak boleh kehilangan kewarasannya. Jangan sampai Laura jadi tergoda dengan rayuan maut Alardo. Dasar cowok mesum.
"Gue bener-bener nggak abis pikir ya, kenapa sih cowok kayak lo bisa jadi idola sekolah. Udah player, tukang rusuh. Dan, gue yakin udah berapa banyak cewek yang lo cium untuk yang kesekian?"
"Lo salah Ra, lo adalah cewek pertama yang gue cium." Alardo berucap dengan nada yang terkesan serius.
Laura tertegun.
Dan sekarang ia justru menatap Laura penuh. Tersenyum miring, Alardo lantas duduk dikursi yang berhadapan dengan meja belajar milik Laura. Laura menyingkirkan rok seragammnya yang masih tersampir disandaran kursi.
"Lo ngerjain tugas apa? Kalau ada, gue ajarin." ucap Alardo sambil melihat-lihat buku Laura yang tertata disana.
"Nggak ada tugas kok. Emang lo pikir gue bego? Gue bisa ngerjain sediri.''
"Dua hari lagi,kita udah semester satu.Lo nggak belajar?" tanya Alardo masih sibuk pada buku Laura. Aktivitasnya terhenti sejenak saat melihat secarik kertas koran milik Laura.
"Iya, gue bakalan belajar." mata Laura membulat melihat Alardo memegang koran lama miliknya. Tangan Laura teulur cepat untuk merebut kertas itu. Tapi, Alardo ternyata jauh lebih gesit karna ia dengan sigap menghindar dari tangan Laura.
Seketika seluruh tubuh Laura menegang kala Alardo bersiap membacanya. Tangan kiri Laura yang memegang pinggiran meja bergetar hebat, sambil mengigit bibir bawahnya. Bagaimana jika Alardo benar-benar membacanya. "Itu nggak penting!!" ucap Laura asal. Semakin Laura memberontak justru membuat rasa curiga dan rasa penasarannya bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Novela Juvenil(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...