Semua siswa maupun siswi berhamburan ke kantin. Bukan tanpa alasan seperti ingin istirahat atau apa. Mereka ingin menantikan momen putusnya Alardo dengan Adara. Sudah lima hari semenjak mereka jadian. Dan seperti yang diduga banyak orang bahwa perkiraan mereka tidak salah. Dan tepat pada hari ini, mungkin seharusnya kurang dua hari seperti mantannya yang terdahulu.
Banyak dari siswa dan siswi kini menoleh ke satu pusat, ke sebuah meja yang ada di tengah-tengah kantin. Beberapa dari mereka ada yang membawa ponsel dan mengarahkan kameranya untuk merekam. Yang nantinya rekaman itu akan digunakan menjadi bahan gosip yang kebanyakan dilakukan oleh para cewek-cewek centil.
Alardo berdiri didepan Adara dengan santai. Ia tidak peduli dengan semua tatapan-tatapan yang mengarah padanya. Sedangkan Adara, ia tampak tak nyaman dengan semua orang yang kini menatapnya dengan ekspresi yang berbeda-beda.
Alardo menatap Adara lekat sampai sebuah senyuman aneh tersungging di bibirnya. Adara membalas senyuman itu pula. Dengan kesal Alardo berdecih pelan karna perempuan di depannya ini tidak mengerti maksud dari ekspresinya itu.
"Ada yang ingin aku bicarakan ke kamu." ucap Alardo dengan senyuman yang masih tercetak.
Adara memasang wajah penasaran dengan senyumannya. "Apa?" tidak mengerti dengan ucapan Alardo.
"Kita putus." ucap Alardo terdegar santai.Dengan ekspresi tersenyum yang terlihat jelas bahwa ia merasa tidak peduli dengan reaksi seperti apa yang akan diterimanya.
Senyuman Adara musnah seketika.Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Kamu bercanda?"
Alardo mengela nafas.sebelum ia berkata. "Aku serius." dengan nada yang tentu saja masih santai dan seolah tidak peduli.
Bagi Alardo, mengatakan hal seperti itu tidaklah sulit. Tidak kebanyakan orang yang begitu berat dengan ucapan semacam itu.
Alardo menatap sekumpulan manusia yang kini menatapnya dengan ekspresi yang berbeda-beda. Ada beberapa siswa perempuan menatap mereka dengan senang karna Alardo memutuskan Adara dan beberapa dari mereka ada yang menatapnya dengan kesal termasuk para siswa laki-laki. Yang mungkin Alardo tebak adalah karna telah menyia nyiakan gadis secantik Adara.
"Tapi kan kita baru..." ucapan Adara terhenti sejenak.Ia sadar dirinya baru pacaran lima hari!!." Kita kan belum ngapa ngapain?" potongnya dengan penuh ke hati hatian.
"Justru karna itu,gue bosen sama lo." ucap Alardo kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan Adara dengan ekspresi tak percaya.
Satu hal, Alardo membuat alasan untuk memutuskan pacarnya hanya dengan satu alasan yaitu bosan. Adara menatap ke pergian Alardo dengan tatapan bingung. Ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi padanya.
Adara membiarkan Alardo pergi begitu saja. Biasanya para cewek tak sungkan untuk menampar wajah tampan Alardo. Begitu cowok itu memutuskan dirinya. Tapi, kali ini berbeda. Sepertinya Adara adalah tipe perempuan baik yang membiarkan Alardo lepas begitu saja. Wajar saja, Adara adalah murid pindahan dari SMA Nusa Bangsa. Jadi ia belum mengenal seperti apa Alardo dan merasa tidak mengerti mengapa Alardo memutuskannya begitu tiba-tiba.
Setelah kepergian Alardo, maka berakhirnya sekumpulan orang yang mulai membubarkan diri seperti melihat sebuah pertunjukan yang sudah berakhir. Kini, semua pasang mata dari para perempuan perempuan di kantin yang sedang duduk menatapnya dengan tatapan seolah merendahkan. Banyak dari mereka berbisik membicarakannya. Bahkan sampai sampai desas desus itu dibuat keras agar Adara mendengarnya.
"Cewek kayak dia itu nggak pantes buat deket sama my cogan Alardo."
"Akhirnya dia diputusin Juga, itu momen yang paling gue tunggu-tunggu."
"Tadi juga udah gue rekam kok.Jadi tinggal nonton aja bareng bareng kayak di bioskop."
"Kayak kisah drama romance yang berakhir dengan sadis."
Terdengar tertawa cekikikan dari meja belakang Adara. Sepertinya mereka sibuk membicaraka kekonyolannya. Tidak habis pikir, bahwa ia akan di permalukan hingga seperti ini.
Dengan cepat Adara beranjak dari tempatnya dan segera berlari ke luar dari kantin menahan air matanya yang sebentar lagi akan jatuh.
Braakkk!!!
Tanpa sengaja Adara menabrak salah satu siswi yang sedang berjalan sambil membawa nampan. Kini nampan itu jatuh dan piring yang ada disana pecah menjadi beberapa bagian dilantai.
"Ah.Maaf!!" spontan Adara berjongkok dan ingin mengambil piring-piring itu.
"Eh,nggak usah. Itu bukan hal besar." cegahnya yang yang langsung ikut berjongkok. "jangan di ambil pake tangan."
Suasana kantin hening untuk sesaat. Adara tebak mereka pasti sedang menertawakaannya. Belum masalahnya dengan Alardo. Sekarang ia mendapat satu masalah lagi.
"Akan ku ganti." mata Adara mulai berkaca-kaca. Ia belum siap mendapat dua masalah sekaligus.
"Kau tidak perlu menagis seperti itu." Ucapnya dengan tatapan meyakinkan. "Dan juga,tidak usah diganti."
Gadis itu berajak sebentar untuk mengambil sapu. Lantas membersihkan kekacauan kecil ini.Ia tersenyum pada Adara sebentar. "Lo..siswi baru kan disini?"
"Iya." jawab Adara canggung.
"Jangan bersikap seperti itu. Sekarang lo, gue, temenan. Gimana?" Gadis itu membuang pecahan beling dan mengembalikan sapunya lantas menghampiri Adara kembali yang masih mematung di tempat. "Gimana?"
"Baiklah. Terima kasih." jawab Adara masih canggung karna belum mengenal orang yang sedang berbicara padanya sekarang.
"Yuk kita harus pergi dari sini. Banyak perempuan kecentilan yang nyebelin banget." bisik gadis itu.
Kini mereka berjalan berjalan beriringan keluar dari kasak kusuk kantin. Berganti kesebuah lorong-lorong sekolah yang tidak terlalu padat muridnya.
"Eh. Nama lo siapa?gue Nala Oktavina. Panggilannya Nala." ucap gadis itu yang bernama Nala.
"Emm. Gue ... Adara. Adara Mahestri."
"Salam kenal Dara. Itu lebih pas." ucap Nala sambil tersenyum ramah." Gue prihatin deh sama lo." sambungnya setelah menyadari apa yang baru saja menimpa Adara.
"Ya, gue ... tahu." jawab Adara ragu.
"Seharusnya lo jangan deket-deket sama Alardo. Dia itu playboy." ucap Nala to-the-point.
"Gue siswa baru di sini,jadi nggak tahu." jawab Adara mengerti.
"Seharusnya lo nanya dulu deh ke beberapa orang yang ahli soal para cogan. Misalnya, gue?!" ucap Nala sambil menaik turunkan alisnya. Dan berhenti berjalan sejenak."Gue adalah seorang ... stalker."
〰〰〰〰
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Roman pour Adolescents(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...