Jangan lupa buat vont-nya ya,sama koment biar tambah semangat lanjutinnya.
Happy Reading!!
°•°•°•°
Suara pekikan seseorang memecah keheningan di ruang yang didominasi oleh warna biru laut dan sebuah kaca jendela besar, memaparkan bias cahaya rembulan yang masuk. Meninggalkan bayangan pekat indah dua orang yang sedang duduk disofa kala itu.
"Ah,sakit Ra. Pelan pelan dong." ucap Alardo sesekali meringis. Ada perasaan aneh dalam diri Alardo. Jantungnya tiba tiba berdetak kuat dalam posisi ini, dimana Laura dan dirinya berjarak sangat dekat. Berbeda sekali saat ia bersama perempuan lain.
"Elu-nya aja yang lebay. Lo itu kan cowok,masa gitu doang sakit. Banci lo." Laura kembali membersikan luka di wajah Alardo dengan obat p3k. Ia berusaha mengeluskan kapas itu dengan sentuhan selembut lembutnya.
Bagi Alardo ini tidaklah terlalu sakit, ia hanya sedikit modus pada Laura supaya cewek itu lebih memperhatikan dirinya.
"Udah nih." Laura menutup luka untuk yang terakhir.
"Kenapa, elo nolongin gue tadi? Gue pikir, lo udah pergi." ucap Alardo menatap Laura serius.
Laura merasa bersalah pada Alardo. Entahlah. "Kan, gue udah bilang. Gue cuma kasihan aja sama lo."
"Cuma kasihan?" tanya Alardo kembali. "Lo nggak khawatir sama gue?"
"Buat apa? Lo bukan siapa siapa gue."
"Lo lupain aja kejadian malam ini."
Laura masih diselimuti rasa aneh. Ia ingin menanyakannya. Laura mengheka nafas untuk mengumpulkan seluruh keberanian ya. "Sebenernya apa yang teejadi antara kalian berdua."
Alardo menatap Laura sejenak sebelum akhirnya mengalihkan pandangan. "Alardo jawab gue."
"Sebelumnya,gue mau nanya." ada sedikit nada kekhawatiran yang di sembunyikan Alardo. "Sejak kapan,lo kenal sama Audrey?"
"Sejak SMP." jawab Laura tanpa ada sedikit keraguan.
"Lo deket banget sama dia?"
"Lumayan."
Keheningan terjadi beberapa saat. "Lo belum jawab pertanyaan gue tadi. "Laura menatap Alardo yang saat ini berubah sendu. Apa yang di pikirkan cowok itu? Seperti ada sesuatu yang mencoba ia sembunyikan namun akhirnya telah terbongkar.
"Alardo," panggil Laura. "Apa lo punya masalah sama Audrey? Kenapa lo bisa kenal sama dia?" tanya Laura kembali, semoga cowok itu mau membalasnya.
Alardo menoleh kembali pada Laura. ''Lo bilang, lo kan bukan siapa siapa gue, kenapa juga gue harus cerita sama lo?"
Laura berdecak sebal. Rasa penasarannya benar-benar tidak bisa ia kendalikan. Terlalu banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan saat ini.
"T-tapi, gue harus tau, karna ini masalah Audrey." ucap Laura berusaha meyakinkan Alardo.
Rasanya begitu sakit jika Alardo harus mengingat kembali masalah itu. Masalah yang di perbuat oleh ibunya. Membuatnya harus menanggung beban ini. Beban yang seharusnya tidak pernah ada dalam hidupnya.
"Gue belum siap buat cerita sama lo." balas Alardo.
Laura menatap manik matanya yang perlahan mulai berkaca kaca. Apa ia akan menagis?
"Terus,kenapa lo tadi nggak ngelawan?" tanya Laura mengalihkan topik. "Gue kaget. Apa elo ngalah? Atau lo emang pengecut."
Alardo mencebikkan bibir. "Apa menurut lo, gue pengecut? Lo salah." tatapan serius terpancar di Ke dua manik Alardo. "Gue nggak mau berantem di depan cewek yang gue suka hanya karna sebuah alasan bego itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secret [ End & Completed ✅]
Novela Juvenil(Segera dibaca sebelum dihapus) Hidup dalam limpahan harta tak membuat Alardo Ravaella merasa bahagia. Justru ia menganggap hal itu adalah sebuah kutukan. Seorang badboy yang suka balapan liar dan nongkrong di pub, Alardo juga tidak pernah mengakui...