20

1.3K 51 1
                                    

Didepan Rumah bak istanah itu terdapat Bendera berwarna kuning yang menandakan adanya seseorang yang meninggal.

Semua orang datang berbondong-bondong kerumah itu hanya untuk mengucap bela sungkawa kepada sang keluarga.

Latasya menatap tubuh adiknya yang terbalut kain berwarna putih disana. Dia menatap kosong kemudian dia menatap kanan dan kirinya mencoba mencari angkasa. Tetapi lelaki itu tampaknya tidak ada disini dan hal itu membuatnya tampak semakin kesal dengan angkasa.

Bukanya dia disini dan mencoba Membuat Lata tidak sedih lagi angkasa malah tidak ada. Dia ingin memeluk angkasa dan membuang semua rasa sedih nya. Tetapi keinginannya itu mungkin tidak akan pernah dia dapatkan.

"Dional Sanjaya Gh lah yang telah melakukan ini. Aku dan yang lainya mencari tau semuanya Queen. Lelaki itu lah yang telah membuat Adik dan bunda mu kecelakaan" bisik Rafael kearah Lata.

Lata mengepalkan kedua tangannya.

"Dional Sanjaya Gh. Siapa sebenarnya dia? Apa masalahnya dengan keluarga ku. Melihat nya saja aku tidak pernah Apalagi berbicara padanya. Hanya namanya sajalah yang aku tau. Dia ingin mencari masalah denganku? Oh. Akan aku terima Dional. Aku akan mencari dimana pun kamu berada dan ketika aku mendapatkan mu aku akan membunuhmu"Ucapnya pelan dengan Wajah emosinya. Dia mengambil nafas banyak banyak.

"Jaga diseluruh halaman rumah. Dalam rumah. Perketat penjagaan. Aku tidak ingin mendengar mereka menghancurkan Semua ini"Ucapnya kemudian dia berjalan meninggalkan tempat itu.

Ummi Zahra menatap Latasya. Dia mengikuti kemana Lata pergi hingga melihat Lata. Putrinya yang sedang menangis dibalik tembok. Dia terlebih dahulu terdiam mendengar semua Umpatan Lata.

"Hiks.. Bunda hiks... Maafin Lata. Seharusnya Lata ikut bunda tadi. Tidak mendengar kan kata kata bunda yang ingin menyetir sendiri. Bunda tau? Gerald telah tiada. Dia tiada akibat kecelakaan dengan bunda. Apa salahku sebenarnya. Dulu aku kehilangan kakakku. Kemudian sekarang adikku terus setelab itu. Apa bunda lagi? Hiks....."

Lata menangis menjatuhkan tubuhnya di bawah lantai. Menutup wajahnya dengan Kedua tangan nya.

Zahra Berjalan kearah Lata. Dia terduduk kemudian dia membawa Lata kedalam pelukanya. Lata terdiam sambil terus sesenggukan.

" Latasya tidak boleh menangis okay. Ummi sedih melihatnya. Kamu ikhlaskan semuanya ya. Allah lebih menyayangi Gerald. Lata tau? Ummi juga sedih mendengar kabar ini. Ummi sedih ketika mendengar berita tentang kecelakaan lavosa. Sebentar lagi bukanya Anak ummi dan Lata akan menikah? Kita harus mendoakan untuk kesehatan bunda. Supaya bunda dapat sadar dan melihat pernikahan kalian"ucap Zahra dengan lembut seraya mengelus pelan kepala Lata. Lata hanya terdiam. Tidak tau mau melakukan apa.

"Hufh... Dari tadi ummi hubungi angkasa tidak diangkat angkat. Kemana saja anak itu? Ummi pergi dulu ya sayang. Jangan sedih lagi"Zahra pergi meninggalkan Lata sendirian.

Lata tersenyum getir.

"Aku. Benci. Kamu!!"

~0o0~

Dilain tempat Angkasa Menatap hujan yang turun. Sekarang dia berada dirumah Gita.

Dia terduduk di depan rumah Gita. Sebenarnya tadi dia ingin pulang tetapi Gita malah menyuruhnya untuk Istrahat dulu disini. Menunggu hujan berhenti. Tetapi dari tadi dia menunggu hujan tidak berhenti henti. Membuat dia merasa sangat frustasi.

Dibelakangnya Gita datang dengan nampan berisi Teh hangat dan juga kue ditanganya. Dia tersenyum lebar ketika melihat angkasa yang masih duduk di teras rumahnya. Dia pikir angkasa akan langsung pulang ketika Melihat Gita masuk kedalam tapi ternyata laki laki itu masih ada dan itu membuat Gita tampak senang.

LATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang