26.

1.4K 40 4
                                    

"Bunuh mereka semua! Bunuh dan hancurkan mereka semua. Nyawa dibayar dengan nyawa. Satu nyawa hilang maka mereka semualah yang akan menanggung semuanya. Hancurkan mereka"ucap seseorang dibelakang lata.

Lata yang sedang menatap cermin besar didepannya dengan tangan yang memegang pistol pun langsung menoleh kebelakang ketika suara yang dia kenali terdengar. Dia menoleh kebelakang dan mendapati sosok gadis berpakaian serba putih yang dia yakini adalah kakaknya. Langsung saja air mata lata turun ketika melihat wajah yang selama ini dia rindukan.

"Kakak"lirih lata pelan. Gadis yang dipanggil kakak itupun langsung tersenyum dan berjalan pelan kearah lata. Dia berdiri didepan lata dan mengusap pelan air mata itu.  Dia tidak ingin melihat sedikit pun air mata yang turun dipelupuk mata adiknya. Adiknya adalah segalanya baginya. Dia ingin adiknya kuat. Kuat dalam melawan semua musuhnya. Itu yang dia inginkan. Hanya itu.

"Bukanya kita dulu sudah berjanji akan membalaskan semuanya. Semuanya yang telah terjadi. Kita tidak boleh rapuh. Kalau kita rapuh maka musuh akan menang dan kalau musuh menang pasti kita akan kalah"ucap sang kakak sambil menatap mata biru adiknya kemudian dia berjalan kearah meja dan mengambil pistol disana. Dia meremas pistol itu kuat dan sekuat mungkin. Seakan pistol itu ialah para musuhnya. "Kalah adalah satu kata yang tidak boleh keluarga alinski dapatkan. Satu kata yang boleh keluarga alinski dapat iyalah kemenangan. Satu kata itulah yang akan kau dapatkan lata"memegang kedua bahu lata.

"Ingat janji kita"Ucapnya kemudian menatap cermin besar didepannya dan mengarahkan tangan nya pada cermin dan....

Prang....

Lata memejamkan matanya...

Lata terbangun dari tidurnya dengan wajah yang sudah dibanjiri oleh keringat. Dia mengingat mimpinya tadi. Mengingat kata kata yang diucapkan kakaknya. Dia mengusap wajahnya pelan. Dia mengambil nafas banyak banyak dan membuangnya dengan pelan pelan. Dia turun dari kasur dan berjalan dengan sempoyongan kearah kamar mandi. Sesampainnya disana dia langsung masuk kedalam dan langsung membasuh wajahnya dengan air serta menatap wajah basahnya pada cermin didepannya.

"Bunuh mereka semua! Bunuh dan hancurkan mereka semua. Nyawa dibayar dengan nyawa. Satu nyawa hilang maka mereka semualah yang akan menanggung semuanya. Hancurkan mereka"lata mengulang kata kata yang kakaknya ucapkan dengan pelan. Matanya menatap tajam pada cermin itu kemudian dia mengepalkan kedua tanganya dengan kencang seakan dia sedang menghajar para musuhnya.

"Nyawa dibayar dengan nyawa!!" Dia tersenyum miring dan menatap keatas dinding.

"Aku berjanji akan membunuh mereka semua dengan tanganku sendiri. Nyawa kakak hilang karena mereka. Nyawa bunda hilang karena mereka. Nyawa gerald hilang karena mereka. Ayahku sakit karena mereka. Apakah mereka masih akan terlihat senang ketika Sang pencabut nyawa telah kembali? Sang pencabut nyawa yang akan membunuh mereka satu persatu.  Mereka akan tau bagaimana sang pencabut nyawa ini membunuh kalian"dia berjalan menjauh kemudian dia memencet sebuah tombol yang ada diantara kupingnya.

"Temukan dia dan bawa kemarkas. Aku tidak ingin melihat satu luka pun yang ada ditubuhnya.  Karena akulah yang akan membuat luka diantara tubuh busuknya nanti!!! "Dia berjalan dan keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar dari kamar miliknya.

*******
Lata berjalan dengan angkuh diikuti oleh beberapa bodyguard miliknya. Dia berjalan kearah ruang tahanan. Dia tersenyum tidak sabar untuk melakukan aktifitas yang ditunggu tunggunya. Inilah hobi lata. Membunuh para musuh biadabnya dengan sadis tampa ada kata maaf dari mulutnya.

Ketika sampai didepan pintu kedua bodyguard yang bertugas menjaga pintupun langsung membukakan pintu itu untuk sang Queen setelah membungkuk sedikit pada lata. Lata mengangguk dan langsung masuk kedalam.

LATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang