Sudah satu Minggu Lata berada dirumah sakit dan sekarang waktunya untuk dia keluar dari tempat itu. Lata terlihat terduduk diatas brankar dengan kaki yang diturunkan sambil menggerak gerakannya dengan pelan pelan. Dia menatap kakinya yang beberapa hari lalu tidak bisa digerakkan akhirnya sekarang sudah bisa digerakan, bahkan dia sudah bisa berjalan kembali.
Hal itu membuat dia tersenyum dengan lebar. Saat dia sedang menikmati gerakan kakinya itu pintu pun terbuka dan menampilkan sosok tampan calon suaminya. Dia tersenyum dan begitupun dengan angkasa.
Angkasa membawa peralatan dan berbagai pakaian milik lata. Karena hari ini adalah hari dimana Lata keluar dari rumah sakit, dia harus pulang terlebih dahulu untuk mengambil pakaian Lata. Dia berjalan kearah lata dan memberikan pakaian itu untuk Lata. Lata menerimanya dan dengan cepat menatap apa yang ada didalam kantong itu.
"Sudah bisa jalan bukan?"tanya angkasa pada Lata.
"Sudah dong"dengan semangat dia menjawabnya. Saat mereka sedang ngobrol pintu terbuka, ummi Zahra datang bersama dengan suaminya ( Abi dari angkasa )
"Eh ummi, assalamualaikum!"Ucap Lata dengan semangat. Dia mencium tangan kanan ummi Zahra dan begitupun dengan sang Abi, diikuti oleh angkasa dari belakang.
"Waalaikumsalam"Jawab keduanya dengan kompak.
"Bagaimana? Sudah siap untuk pulang?"
"Siap dong ummi dan terimakasih udah ngejagain Lata sampai Lata sembuh. Lata beneran gk nyangka ummi sampai ngejagain Lata, Lata berterimakasih banget untuk semua yang ummi lakukan untuk Lata dan Janson"Ucap Lata dengan pelan seraya tangan meraih tangan kanan ummi Zahra. Zahra tersenyum dan mengelus tangan kanan lata dengan lembut.
"Udah sepantasnya Ummi lakukan itu, sebentar lagi kamu akan jadi menantu ummi dan ummi bahagia untuk itu. Ummi akan diberi calon menantu yang cantik, baik, kuat dan tetap tegar walau semuanya telah berubah. Semoga suatu saat nanti Lata bakal jadi ibu yang baik untuk anak anaknya dan istri yang baik untuk suaminya. Ummi sayang Lata, Lata udah ummi anggap seperti putri ummi sendiri dan ummi senang dengan semua ini"ucap zahra dengan senang.
******
Terlihat mobil milik angkasa berhenti tepat didepan Rumah Lata. Lata yang melihat itu langsung keluar dari mobil setelah angkasa membukakan pintu mobil miliknya. Lata keluar dari mobil itu dan menatap rumahnya yang terlihat banyak sekali para pelayan hingga bodyguard yang berdiri didepan Rumah menunggunya. Lata tampak tersenyum saat melihat mereka yang terlihat menunggunya dengan antusias. Kemudian mata Lata berhenti tepat kearah mata adiknya yang juga menatapnya.
Saat melihat adiknya, rasanya dia ingin menangis. Saat mata Lata Menatap keatas tepat dikamar ayahnya. Dia melihat bayangan sang ayah yang juga menatapnya. Tampa terasa air matanya turun dan dengan cepat dia mengusapnya dengan kasar. Tampak angkasa yang berdiri disamping Lata dan melihat bagaimana air mata itu terjatuh. Angkasa menunduk dan menutup kedua matanya.
"Ta, ayo"Lata mengangguk dan berjalan kedepan dan berhenti tepat didepan Janson. "Janson"
Janson menatap kakaknya dan tampa terasa air matanya turun, dia berlari kearah kakaknya dan memeluknya dengan kencang "Janson rindu ayah, bunda kak elena dan Gerald kak"
"Kakak juga rindu mereka. Sudah, jangan menangis. Gk malu apa diliatin banyak orang"
"Kak, jangan tinggalin Janson. Kumohon"
"Kakak gk mungkin ninggalin kamu Janson. Tenang saja"
"Kalau kakak menikah nanti, tolong jangan sampai rasa sayang kakak sama Janson hilang karena kakak terlalu peduli dengan suami kakak"Mendengar itu Lata langsung berdecak kesal dan..
Tukkk..
"Ngomong apasih. Kamu itu adik kakak, gk mungkin bukan aku gk sayang kamu. Sudah, gk usah mikirin itu. Ayo masuk, angaksa ayo masuk"
Mereka bertiga tampak terduduk dengan diamnya.
"Jadi?"
"Jadi apa?"
"Jadi lo gk mau lamar kakak gue didepan gue?"Ucapan Janson membuat kedua pasang kekasih itu saling menatap.
"Lamar? Bukanya gue udah lamar kakak Lo bulan lalu didepan kedua orang tua Lo?"
"Hufh.. itukan depan orang tua gue. Bukan gue nya"
"Terus?"
"Ck! Ya sekarang lamar kakak gue, didepan gue adiknya"
"Kok gitu sih?"
"Jadi gk mau lamar nih? Berarti gk mau nikah sama kakak gue? Iya!"
"Eh bukan begitu, cuman"
"Cuman apa?"
"Cuman_ ya"angkasa menatap Lata dan Lata hanya menaikan kedua bahunya cuek.
*****
Tampak Lata dan angkasa duduk berdua dikursi. Keduanya tampak terdiam satu sama lain. Hingga angkasa menatap wajah Lata. Dia tersenyum.
"Jadi, setuju gk?"Lata menoleh dan menatap angkasa yang menatapnya dengan senyuman lebanrnya. Dia tampak menunduk malu, sambil meremas kedua tanganya kuat.
"Hmmmm, y...y...yaaa"
"Jawab yang benar"
"Iya angkasa. Aku setuju"Mendengar itu angkasa pun tersenyum dengan lebar.
"Ummi pengen kita nikah secepatnya. Karena kita juga udah lulus bukan? Dan tinggal nunggu masuk kuliah"Lata menunduk dan dengan cepat menatap menatap angkasa.
"Hufh.. akusih terserah kamu"
"Kamu senang kita nikah? Atau bagaimana?"
"Aku senang kok sa"
"Kalau senang, kenapa keliatan sedih?"
"Hufh.. aku sedih karena kedua orang tua aku gk ada disaat aku menikah. Aku hanya sedih karena itu"
"Sudah jangan sedih. Aku jadi ingin ikut sedih karena kamu sedih"
"Makasih ya Sa, udah Nerima aku apa adanya"
"Kamu bicara apasih, aku gk lihat kamu karena kamu seorang mafia atau apapun itu. Aku tulus mencintai kamu karena Allah. Bukan karena appun, mengertikan?"
"Aku mencintaimu sa"
"Aku juga mencintaimu ta, semoga disaat kita menikah nanti. Kita dijaga oleh Allah dan semoga saja pernikahan kita baik baik saja"keduanya tampak saling tersenyum dan menatap langit diatas sana.
.
.
.
.
.
.Maaf ya lama Up nya, dan jangan kecewa karena ceritanya tambah jelek🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
LATASYA
Teen Fiction"Cup"Ucapan nya berhenti ketika angkasa mengecup bibir nya. Matanya terbelalak dengan tangan memegang bibirnya seraya membatin ' my firs kiss?' "ANGKASA!!!! FIRS KISS GUE. SIALAN MATI LO!!!!"Teriak Lata dengan kesal seraya mengejar cowok yang udah b...