Dorrrrrrr......
Dorrrrrrr......Craassssss..
Seorang gadis dengan mata biru lautnya menatap halaman yang dipenuhi pecahan kaca. Dia tersenyum miring ketika melihat tembakannya yang tepat sasaran. Setiap dia menembak sesuatu dia tak pernah melewatkan sasaran selalu tepat.
Dia meraih pistol berwarna hitam itu dengan senyuman lebar miliknya dan setelah itu diapun meniupkan nafasnya kearah pistol itu. Matanya menatap tajam kearah beberapa pecahan kaca. Seandainya kaca itu adalah seorang manusia mungkin saja orang itu sudah mati ditempat dengan kepala yang pecah berkeping-keping.
"Fiuuuhhhhh"dia membalikan badanya dan pas ketika dia membalikan badanya disana terdapat seorang pria setengah baya dengan tampilan yang sangat megah.
Pria itu berjalan dengan seorang laki laki tampan yang tersenyum kearah nya.
Pukkk.....pukkkkk...pukkkk.
Kedua laki laki yang berbeda usia itupun bertepuk tangan dengan senang. Mereka senang melihat perempuan itu Menembak tepat pada sasaran.
"Putri ku benar benar hebat. Setiap kamu menembak selalu peluru itu akan terkena tepat sasaran. Apa ini benar benar Putri ayah?"ucap pria setengah baya. Gadis itu tersenyum mendengar kata kata yang keluar dari bibir ayahnya.
"Apa ayah meragukan latasya? Aku memang Putri mu ayah. Putri kandung mu"ucapnya sambil menatap sang ayah. Dia menoleh kearah beberapa pecahan kaca itu dengan tajam. "Bukanya aku sudah berjanji ayah. Ketika aku dewasa nanti aku berjanji akan mencari pelaku yang membuat kehidupan ku dan kehidupan keluarga kita menderita. Aku LATASYA ALINSKI berjanji akan mencari orang itu dimana pun dia berada. Dan ketika aku bertemu dengan nya hari itu juga aku akan membunuhnya dengan pistol kesayangan ku ini"ucapnya dengan wajah yang menahan emosi. Dia menatap pistol ditanganya kemudian meremasnya dengan kencang.
"Ayah tidak pernah meragukan anak anak ayah latasya. Kau dan Janson kemudian gerald. Kalian akan menjadi penerus ayah dimana kalian akan mengalahkan setiap musuh musuh ayah"ucap Elang dengan wajah yang menatap kedepan dengan tajam " mereka tidak akan pernah hidup dengan damai ketika ketiga putra putri ayah ada. Mereka akan merasakan bagaimana kehidupan keluarga kita dulu. Dulu Mereka ingin membunuh putriku dengan tangan mereka. Maka Sekarang putrikulah yang akan membunuh kalian semua"ucapnya dengan wajah menahan emosi. Dia menatap kedua putra putri nya dengan senyum menyeringai.
Mereka bertiga menatap layar didepan mereka dengan tajam. Menatap musuh musuh mereka dengan tatapan dendam. Mereka semua lah yang membuat hidup ibu mereka menderita.
Latasya menatap orang orang itu dengan tajam. Tanganya mengepal. Dia masih ingat apa yang mereka lakukan padanya sewaktu dia masih berumur lima tahun. Walaupun dia masih kecil waktu itu tidak akan membuat ingatan nya lupa. Dia gadis yang pintar. Ingatan kecil semacam itu tidak akan membuatnya lupa dengan para Pelaku itu.
"Kalian akan mati! Gadis yang ingin kalian bunuh waktu itu sekarang sudah menjadi gadis yang tangguh. Gadis yang siap akan membunuh kalian dengan tanganya sendiri. Gadis lima tahun lalu yang kalian berani merusak jantung nya dengan pistol kalian. Tepat umurku 17 tahun aku akan membalaskan dendam ku pada kalian. Kalian bersenang senang saja dahulu dan nanti tinggal menunggu kabar duka dari kalian semua"ucapnya kemudian berlalu dari tempat itu.
Janson menatap kakaknya dengan wajah sendunya. Dia masih mengingat bagaimana para penjahat itu menculik kakaknya. Menarik tanganya dengan kasar kemudian mengikatnya dengan tali disetiap tubuh rapuh milik kakaknya itu.
Bagaimana kakaknya menangis meminta terlepas dari tali itu. Tetapi mereka semua malah menyiksa kakaknya dengan sadis.
Waktu itu Janson memang masih kecil. Dia masih berumur tiga tahun. Janson sama dengan latasya. Ingatan mereka sangat kuat. Walau mereka masih kecil.
Hari itulah rasa dendam Janson pada pelaku itu mulai tumbuh. Waktu itu dia memang masih kecil tetapi dengan otak cerdasnya dia bisa mencari tahu tentang mereka semua. Mengikuti kemana mereka membawa kakaknya.
Janson menatap ayahnya yang berdiam disampingnya.
"Ayah"Elang menoleh kearah putra nya itu.
"Ada apa Janson"
"Aku ingin meminta permintaan pada mu ayah. Tolong jaga bunda. Bunda adalah segalanya bagi kita. Bunda adalah wanita yang selama ini mempertaruhkan nyawa nya hanya untuk kita bertiga. Ayah. Aku tau ketika kakak sedang dalam keadaan seperti ini. Kakak akan berbuat nekat hingga mungkin mengakibatkan bunda juga mendapat kan masalah ini ayah"
"Janson. Kamu tidak perlu takut kalau ayah tidak bisa menjaga bunda Klian. Bunda kalian adalah segalanya bagi ayah. Dia adalah hidup ayah. Apapun yang diminta bunda klian akan ayah lakukan. Apapun itu"mendengar itu Janson tersenyum.
"Ayah adalah ayah yang terhebat yang kita punya. Janson sayang ayah"Janson memeluk ayahnya dengan sayang hingga Elang membalas pelukan itu.
Elang berjanji akan menjaga keluarganya dengan sangat baik. Keluarganya adalah hidupnya dan segalanya baginya.
~0o0~
KAMU SEDANG MEMBACA
LATASYA
Teen Fiction"Cup"Ucapan nya berhenti ketika angkasa mengecup bibir nya. Matanya terbelalak dengan tangan memegang bibirnya seraya membatin ' my firs kiss?' "ANGKASA!!!! FIRS KISS GUE. SIALAN MATI LO!!!!"Teriak Lata dengan kesal seraya mengejar cowok yang udah b...