27.

1.1K 50 2
                                    

"Bi' janson dimana?"tanya lata pada salah satu pelayan yang ada dirumahnya. Dia menatap para pelayan yang berdiri menatap dirinya dengan menunduk.

"Tuan muda ada dikamarnya non"

"Kenapa belum bangun juga jam segini?" tanya lata heran kemudian dia menatap jam diatas dinding "ini sudah jam 12 loh. Gk biasannya anak itu bangun siang siang gini"

"Saya juga tidak tau non. Tadi malam sepertinya tuan muda mabuk non terlihat sekali jalan tuan muda gontai terus bicara yang aneh aneh"

"Bicara yang aneh aneh? "

"Iya non. Para pelayan disini ingin membantunya berjalan tapi tuan muda malah berlaku kasar. Contohnya Piya non dia hampir saja dibawa tuan muda dikamarnya dan untung saja kita dengan cepat bertindak. Kalau tidak berti dak mungkin saja terjadi hal yang tidak tidak non"

"Kenapa anak itu Aneh sekali. Oh ya bi' emang akhir akhir ini perilaku janson ada yang aneh gk? "

"Iya non akhir akhir ini perilaku tuan muda aneh sekali. Selalu marah marah gk jelas. Kalau ketemu pelayan muda dia bakal berlaku kasar kemudian dia selalu ingin membawa mereka kedalam kamarnya non. Non tolong para pelayan muda ini non. Mereka takut sekali tuan muda janson seperti itu terus setiap hari. Para pelayan muda disini ketakutan semua non. Tolong"mendengar hal itu lata pun langsung menghela nafas. Ada apa dengan adiknya.

"Oh iya kalian tenang saja aku bakal bertanya pada janson. Kalian lanjutkan pekerjaan kalian"

"Iya non. Makasih"lata tersenyum kemudian dia mengangguk nganggukan kepalanya serta berjalan menjauh dari mereka semua. Beejalan kearah kamar adiknya.

Sesampainya disana dia langsung membukakan pintu kamar adiknya itu. Dia masuk dan melihat betapa hancurnya kamar adiknya. Kening lata mengkerut. Ada apa dengan janson. Dia berjalan melihat lihat kamar itu menatap setiap deret kamar bernuansa putih tersebut.

Dia berjalan kearah laci meja dan membuka semuanya. Laci yang perrama hanya terlihat buku buku kecil kemudian laci yang kedua hanya terlihat kosong hingga ketika dia ingin membuka laci yang ketiga dia menatap adiknya yang sedang melenguh pelan. Lata berdiri menatap wajah adiknya yang terlihata memerah?

Ada apa sebenanrnya dengan janson? Dia memeriksa keadaan adiknya. Mengecek kedua mata adiknya itu dengan pelan. Mata janson terlihat memerah. Suhu tubuhnya sangat dingin. Dia menggenggam kedua tangan janson menyalurkan suhu panas ditubuhnya kemudian dia mengelus pelan kepala itu dengan nyaman.

"Kak"lirih janson menatap sang kakak dengan pandangan kosongnya.

"Ada apa janson? Tolong jangan bikin kakak khawatir"

"Kak tolong ambilin obat yang ada di laci ketiga. Tolong cepat"

"Obat? Obat apa janson"

"Tolong ambilin kumohon"lirih janson pelan. Lata menatap janson kemudian dia berdiri dan mencari obat yang dimaksud janson. Dia membuka laci itu dan melihat ada banyaknya obat obatan. Lata menatap janson kemudian dia dengan cepat mengambil salah satu obat itu dan membacanya.

"Janson.  Obat apa ini?! Jangan sembarangan minum obat seperti ini janson!!!! Apa kamu tidak takut kalau kamu terjadi sesuatu!!!! Obat sebanyak itu untuk apa? Dan apa sebenarnya yang terjadi? !"teriak lata marah. Dia marah ketika janson mengonsumsi obat obat yang bahkan dirinya tidak tau obat apa itu. Obat sebnyak itu dia konsumsi setiap hari? Apa adiknya sudah gila!! Lata berjalan mendekat dan membawa obat itu dengan cepat.

Melihat keadaan adiknya yang terlihat sangat lemah. Janson mencoba meraih obat itu pelan pelan namun lata menaikan obat itu lebih tinggi. Dia ingin mendengar jawaban dari adiknya tentang obat itu. Tentang banyak nya obat yang dikonsumsi adiknya. Dia ingin mendengar jawaban.

LATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang