22

1.3K 50 3
                                    

Tuk..tuk..tukk..tukk...

Lata Menatap setiap bodyguard yang sedang Menghukum ketiga tahananya. Dia dengan santai memukul mukul kan sebuah Pisau diatas meja. Wajahnya terlihat tenang namun terkesan datar.

Crassssss.....

Argggggggggggg.......

Suara teriakan menggema membuat Lata tersenyum miring. Melihat pemandangan seperti ini membuat dia merasa sangat bahagia. Suara teriakan kesakitan itu seperti memberinya Semangat untuk Membunuh semua musuhnya. Terutama tuan besar mereka. Lata mengepalkan kedua tanganya. Menatap kedepan kemudian dia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu.

~0o0~

Latasya berjalan kearah Koridor menuju kelas miliknya. Namun Ketika dia sedang berjalan tiba tiba tanganya ditarik dengan lembut membuat Lata menoleh dan mendapati angkasa yang sedang menatapnya dengan helaan nafas panjang.

"Ta please aku mau bicara sama kamu. Tolong dengarin dulu penjelasan aku ta"Ucap Angkasa memohon. Lata tidak menghiraukan nya tetap dengan wajah datar miliknya.

Dia berjalan melewati angkasa. Hingga angkasa pun mengikuti kemana pun Lata pergi. Dia menghela nafas panjang. Takut sekali kalau latasya marah padanya.

"Mau bicara apa?"tanya Lata dengan suara setenang mungkin.

Angkasa tersenyum kemudian dia mengambil tangan Lata kemudian dia mengecup pelan tangan calon istrinya itu.

"Kamu marah sama aku?"Mendengar pertanyaan itu Membuat Lata menoleh dan menatap mata coklat didepanya. Dia tersenyum miring.

"Aku minta maaf ta karena kemarin aku gk nepatin janji. Terus tentang kematian Gerald aku minta maaf. Aku gk ada di sisi kamu. Aku waktu itu....."ucapan angkasa terpotong ketika latasya mulai berjalan menjauhi dirinya.

Angkasa menghela nafas panjang. Bagaimana cara nya untuk membujuk Lata supaya calon istrinya itu tidak marah lagi. Dia tau dirinya memang salah disini. Bukanya dia datang untuk menenangkan calon istrinya dari kesedihannya dia malah datang kerumah perempuan yang bukan siapa siapa baginya.

Baginya semua kesedihan dan air mata Lata adalah kesalahannya. Kalau saja dia tidak mendengar kan ucapan ucapan Gita mungkin saja lata tidak akan marah padanya seperti ini. Ini semua karena Gita. Dia mengepalkan kedua tanganya Marah.

"Ta please. Dengarin dulu penjelasan aku. Kumohon sayang"Ucap Angkasa dengan lirih. Mendengar itu latasya pun berhenti berjalan. Dia menghela nafas panjang. Dia paling tidak suka mendengar Suara lirih kesedihan dari angkasa. Dia sangat mencintai laki laki itu. Sangat mencintainya.

Dia menutup matanya kemudian dia menoleh kearah angkasa yang menatap memohon padanya. Dia menatap mata coklat itu dengan intens. Wajah tampan milik calon suaminya. Ya calon suaminya. Dia menutup matanya pelan kemudian dia berjalan mendekat kearah angkasa dan memeluk cowok itu dengan sedih.

Dia menangis menumpahkan semua kesedihan nya pada dada calon suaminya. Angkasa yang melihat itupun langsung tersenyum kemudian dia membalas pelukannya itu dengan kencang. Dia menutup matanya mencoba merasakan rasa nyaman pada tubuh dipeluknya itu. Tak lupa mengelus punggung Lata yang sedang menangis menumpahkan kesedihannya.

Semua siswa siswi yang berada di koridor pun menatap keduanya. Ada yang mengabadikan momen mengharukan itu dan ada juga yang saling memeluk dengan teman didekatnya. Melihat pemandangan didepan mereka membuat semuanya merasa baper.

"Aku gk tau mau bicara apalagi Sa. Hiks... Aku.. aku sedih. Mereka.. mereka mencoba membunuh ibuku dan karena hal itu adikku menjadi korbannya. Mungkin ini karena aku terlalu egois sehingga mereka menginginkan kematian keluargaku sa hiks"Mendengar hal itu membuat angkasa Menjadi heran. Maksud ucapan latasya apa? Dia benaran gk ngerti sama sekali.

LATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang