32

1K 48 6
                                    

Kedua mata yang tadinya tertutup, sekarang perlahan lahan terbuka dengan pelan. Awalnya buram, namun saat dia mengerjap ngerjapkan kedua matanya langsung saja terlihat dengan jelas. Mata itu langsung terbuka dengan jelas dan menatap kanan dan kiri tempat yang dia tempati. Saat tau dimana tempat itu, langsung saja dia menghela nafas panjang.

Dia mencoba untuk bangun dari tidurnya. Namun, tubuh itu terasa sangat lemas membuat dia merasa ini bukanlah dirinya. Dia tersenyum kecut, mengingat semuanya. Semua yang telah terjadi, dia ingin bangun dari keterpurukan ini dan mengulang semuanya dari awal. Dari dia bersama dengan bunda, ayah, kakak dan adik adiknya. Dia ingin semua itu terulang kembali. Namun, semua yang dia inginkan mungkin tidak akan pernah kembali didalam hidupnya.

Kenapa disaat dia sedang ingin menghilangkan rasa marahnya, Musuh langsung datang dan menyerang.

Apakah ini adalah akhir dimana dia dan keluarganya akan mati sia sia Tampa bisa membalaskan dendam yang tersimpan dari jauh jauh hari?

Mengingat itu, air mata Lata turun dengan deras. Dia memegang dadanya yang terasa sangat sesak.

"Bunda..hiks.. apakah keluarga kita akan mati sia sia seperti ini? Lata ingin sekali membunuh mereka semua dengan tangan Lata sendiri. Namun, lihat. Lata sekarang seperti bukan Lata yang dulu. Lata yang tangguh yang tidak takut dengan kematian. Tapi, sekarang yang ada disini adalah Lata yang berbeda. Tidak ada lagi Lata yang tangguh, tidak ada lagi Lata yang dulu. Sekarang adalah Lata yang sekarang, Lata yang lemah. Perlahan lahan orang yang Lata sayang akan meninggalkan Lata seorang diri. Apakah Lata harus mati supaya semua orang merasa puas? Hiks"ucapnya denganperlahan lahan mata itu kembali menutup dan semuanya yang dia lihat kembali menghitam.

*****


"Apa kak? Deva harus kerumah sakit sekarang?.....Deva lagi sama teman kak"ucap Deva dengan pelan seraya menatap kedua temannya yang sedang mengotak ngatik ponsel milik mereka, kemudian Deva berjalan dengan pelan kedepan untuk mendengarkan lebih jelas suara kakaknya yang terasa putus putus. "Okay okay Deva kesana. Tapi, aku bawa teman aku ya kak. Soalnya mereka mau Nginap dirumah malam ini... Iya iya Bu dokter"Deva menghela nafas saat panggilan terputus. Dia sebenarnya heran, kenapa tiba tiba sekali kakaknya itu menyuruhnya untuk pergi kerumah sakit. Tidak biasanya.

Deva menoleh kebelakang dan menatap kearah kedua temannya yang juga menatapnya.

"Kenapa?"Tanya Satria heran. Deva menghela nafas kemudian dia berjalan kearah kedua temannya itu dan ikut duduk disalah satu kursi didekat Satria dan Reza.

"Kakak gue suruh kerumah sakit sekarang. Sebenarnya gue bingung, kenapa kok tiba tiba dia suruh gue kerumah sakit. Gk biasanya tau gk"Ucap Deva dengan wajah herannya.

"Mungkin kakak Lo rindu kali sama adik satu satunya"

"Kalau dia rindu pasti dia langsung datang kerumah"

"Mungkin dia sibuk dengan pekerjaannya. apalagi,  diakan sudah menikah, jadi jarang pulang ke rumah orang tua dan sibuk dengan suaminya dirumah"ucap Satria

"Lo berdua mau gk ikut gue? Gue udah bilang tuh sama kakak gue"ucap Deva sambil menatap kedua sahabatnya. Satria dan Reza saling tatap, kemudian mereka mengangguk mengiyakan.

Setelah itu mereka berdiri dan berangkat kerumah sakit. Mereka menaiki motor masing masing dan mengarahkannya kearah rumah sakit. Satria menoleh kearah kanan dan kirinya sambil menatap orang orang yang berkendara kemudian dia mengarahkan matanya lagi kedepan. Laju motornya semakin dia kencangkan.

LATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang