Hari itu Kevin sedang tidak memiliki jadwal ke artisan yang padat sehingga ia bisa menjalani kehidupan yang normal sebagai siswa SMA setelah sekian lama. Tentu saja hal ini tidak ia sia-siakan dan karenanya Kevin berniat bertemu dengan kekasihnya. Sebelumnya mereka sudah berjanji akan bertemu di atap sekolah ketika pulang.
Saat tiba di sana Kevin sudah melihat punggung kekasihnya itu dari kejauhan. Dengan gerakan perlahan laki-laki berseragam putih abu-abu yang masih menenteng tas itu berjalan mendekat. Setelah sudah semakin dekat dengan tiba-tiba Kevin berjalan cepat ke arah Ara dan mencium pipi gadis itu.
"Kak Kevin!" Ara spontan berteriak dan terlihat kaget dengan apa yang baru saja Kevin lakukan.
"Kamu serius banget. Lagi lihat apa?" Kevin bergerak merangkul bahu Ara dan mengikuti arah pandang gadis itu sebelumnya tanpa memedulikan bagaimana wajah meronanya.
"Nggak ada. Cuma lihat pemandangan."
Kevin mengernyit karena ucapan Ara itu sendiri. Memangnya apa yang indah dari jajaran gedung-gedung dari kejauhan dan rumah warga yang semrawut?
"Memangnya apa yang kamu lihat?"
"Langit."
Seketika Kevin langsung mendongak ke atas. Matanya langsung mendapati langit sore yang memadukan birunya langit yang sedikit dihiasi oleh mendung.
"Mendung. Kayaknya nanti malam bakal hujan." Kevin berpendapat yang langsung mendapat persetujuan dari Ara berupa sebuah anggukan.
"Duduk, yuk! Aku capek berdiri terus."
Laki-laki itu mendadak duduk secara sembarangan dan membuat Ara melotot. "Kak, itu kotor. Aku nggak mau."
"Udah, nggak apa-apa. Sini." Dengan sedikit memaksa Kevin menarik tangan Ara ke bawah.
Cara itu rupanya berhasil karena beberapa detik kemudian gadis itu menuruti ucapannya. Dengan gerakan hati-hati Ara lebih dulu mengecek spot yang akan ia duduki dan melanjutkan gerakan dengan sedikit enggan.
Suasana kemudian hening karena tidak ada satupun dari keduanya yang berbicara. Hanya ada hembusan angin yang terdengar, hingga kemudian kepala Kevin menghadap ke samping. Dari sana ia dapat melihat betapa cantiknya kekasihnya itu walau dilihat dari samping. Sepertinya apa yang dilakukannya sedikit mengganggu Ara hingga tidak berapa lama tatap mereka bertemu.
"Ada apa?" Ara memiringkan kepalanya dengan wajah bertanya.
Kevin otomatis tersenyum melihat wajah itu. "Nggak ada. Cuma merasa beruntung aja aku punya kamu."
***
"Aku atau Zela."
Kevin tersentak mendengar ucapan Ara barusan. Reflek matanya menatap lurus ke arah gadis itu dengan tidak habis pikir.
"Apa sih maksud kamu?!"
"Aku bilang! Kamu pilih aku atau Zela! Udah itu aja!"
Jadi untuk ini Ara memintanya untuk bertemu? Untuk memojokkan dirinya di situasi yang sulit ini? Dengan kasar Kevin menghempaskan punggungnya di sandaran kursi lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
Demi apapun ia tidak pernah bisa memilih salah satu dari mereka berdua!!
"Kalian berdua sama-sama berarti buat aku," gumam Kevin dengan suara lirihnya.
Ara tersenyum sinis mendengar jawabannya. "Oh, ya? Kalau gitu mana yang lebih berarti. Aku atau Zela?"
"Buat apa kamu tanya hal kayak gini?"
"Buat memperjelas posisi aku di mata kamu!!"
Kevin memejamkan matanya rapat lalu menatap Ara kembali. Wajah gadis itu sudah memerah, entah karena amarah atau kesedihan.
"Zela lebih berarti buat aku," jawabnya dengan suara tajam.
Ara tersenyum miris disertai satu tetes air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. "Aku udah ngira itu dari awal. Harusnya aku nggak pernah nerima cinta kamu."
"Kita putus."
Dan setelahnya Ara menguak pintu mobil. Keluar begitu saja tanpa menengok kembali ke belakang. Tidak mau membiarkan Kevin melihat kehancurannya lebih lama.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DEFINISI
RomanceCOMPLETED [SPIN OFF AKU / Ara Story] [Romance] Kehidupan Ara sebagai seorang aktris papan atas nyaris sempurna. Ia memiliki fans yang selalu setia mendukungnya dan film yang hampir keseluruhannya mendapat predikat box office. Semuanya begitu sempurn...