DFN 8

1.5K 102 0
                                    

Zela melangkah perlahan menyusuri rak sayuran sembari sesekali mengambil dan memasukkannya ke dalam troli. Hari ini perempuan itu sudah berjanji mengantarkan makan siang pada Kevin yang sedang mengisi sebuah festival musik dan itu saja sudah sangat menjelaskan keberadaannya di sini.

Beberapa kali Zela perhatikan ada saja pengunjung supermarket lain yang menoleh dua kali padanya lantas kemudian tersenyum. Sebenarnya ia bukan orang yang gampang akrab dengan orang asing, tapi berhubung publik sudah mengetahui wajahnya sebagai kekasih dan calon tunangan Kevin maka perempuan itu tidak punya alasan untuk tidak membalas senyuman itu.

Inilah susahnya punya kekasih yang terkenal.

Setelah hampir setengah jam mencari bahan-bahan yang dicarinya untuk memasak hari ini sekaligus juga persediaan di kulkas Zela berjalan ke arah kasir. Berbaris bersama pengunjung lain sembari masih tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya hingga kemudian matanya melihat sosok perempuan yang melangkah dari kejauhan. Perempuan itu mengenakan pakaian yang tidak mencolok yang justru karena itu membuat dia mencolok.

Itu Araisha Nuansa yang sedang berjalan bersama perempuan lain yang kemungkinan besar adalah temannya.

Sebenarnya Zela bisa saja mengabaikan keberadaan Ara yang langsung menarik perhatian para pengunjung yang lain. Sayangnya itu tidak dilakukannya karena setelah melakukan transaksinya di kasir perempuan itu dengan sedikit terburu-buru mengikuti langkah Ara. Sebagian diri Zela menyuruhnya untuk berhenti mengikutinya dan berbalik, tapi sebagian dirinya yang lain justru menyuruhnya untuk semakin mempercepat langkahnya. Memberitahunya jika tidak ada salahnya untuk menyapa teman lama yang kebetulan tidak sengaja bertemu.

"Ara!" Zela memanggil dengan suara yang sedikit keras dan beruntungnya langsung menarik perhatian Ara yang langsung menoleh ke belakang.

Apa yang pertama kali Ara lakukan setelah berbalik adalah menurunkan sedikit kacamatanya hingga sampai pada ujung hidung. Matanya menatapnya dengan meneliti sembari kaki Zela terus bergerak mendekat ke arahnya. Tidak lama kemudian begitu menyadari siapa yang telah memanggilnya ada sebuah senyum yang muncul di wajahnya diiringi dengan rentangan tangan yang bersiap untuk memeluknya.

Dan tidak sampai sepuluh menit kemudian ia dan Ara sudah duduk di salah satu meja kafe dengan ruangan yang lebih privat. Zela memutuskan untuk berbincang sebentar dengan Ara. Toh tidak ada salahnya bukan jika ia sedikit terlambat untuk mendatangi Kevin.

"Kamu tambah cantik, ya?" cetus Zela yang langsung membuat Ara yang sedang menyeruput jus dinginnya mendongak sedikit.

Perempuan itu menegakkan tubuhnya dan menatap lurus ke arahnya. Sebenarnya jauh di dalam dirinya ia sedang gugup setengah mati karena sungguh dirinya bahkan tidak mengerti bagaimana bisa akhirnya duduk di sini dengan orang yang dulunya sangat tidak disukainya.

"Kamu juga tambah cantik dari yang terakhir kali aku lihat. Ngomong-ngomong ... udah lama banget ya kita nggak ketemu."

Zela tertawa kecil merasa senang karena pertemuannya dengan Ara tidak sekaku yang tadinya sempat dibayangkannya.

"Iya, terakhir kali kita ketemu...."

Zela menggantungkan ucapannya, merasa tidak mampu dan tidak enak untuk melanjutkan ucapannya. Seketika perempuan itu langsung merutuki dirinya karena telah salah mengeluarkan kata-kata karena sungguh pertemuan terakhir mereka sama sekali bukan jenis pertemuan yang menyenangkan.

Mengetahui apa yang Zela maksud wajah Ara yang tadinya sempat sumringah berubah menjadi dingin. Buru-buru perempuan itu segera kembali tersenyum dan mengalihkan obrolan mereka secepat mungkin.

"Aku nonton film kamu yang kemarin dan bagus banget. Pantes aja dapet penonton banyak. Selamat, ya."

Sepertinya keputusan Zela untuk mengalihkan pembicaraan ke arah film adalah hal yang benar karena tidak lama kemudian perempuan di hadapannya mulai tersenyum kembali. Ara meraih gelas jusnya kemudian meminum beberapa teguk dan kembali menatapnya.

DEFINISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang