DFN 33

868 60 0
                                    

Acara belanjanya dengan Maya tanpa diduga membutuhkan banyak waktu hingga berakhir di restoran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara belanjanya dengan Maya tanpa diduga membutuhkan banyak waktu hingga berakhir di restoran. Ara bersama manajer dan asistennya makan malam bersama sebelum akhirnya pulang. Ia kira makan malam itu hanya akan terjadi di antara ketiganya hingga mata Maya tidak sengaja menemukan keberadaan Reno yang masuk ke dalam restoran dengan wajah lelah dan kusut.

Pada akhirnya Edo hanya perlu mengantar Maya pulang, sedangkan ia sendiri pulang bersama dengan Ara. Setelah dari restoran ia berpisah dengan Maya dan Edo di parkiran lalu menuju mobil Reno yang sudah terlampau dia kenal.

"Baru belanja? Kenapa nggak minta temenin aku aja?" Reno menunjuk ke arah kantung-kantung belanjanya yang berada di kursi belakang.

Ara tertawa sebentar. "Ngajak kamu? Buat apa? Yang ada kamu malah bosen nanti."

"Biasanya cewek suka banget belanja ditemenin cowoknya. Aku pikir kamu juga kayak gitu." Reno menjawab sembari membawa mobil keluar dan memasuki jalan besar.

"Aku lebih suka belanja sama teman sesama cewek. Bisa diajak milih baju, kalau sama cowok yang ada malah bikin kesel."

Reno tertawa sebentar lantas tidak menjawab lagi ucapan Ara. Suasana mobil menjadi hening dan hanya diisi dengan suara mesin kendaraan dan klakson yang bersahut-sahutan. Suasana hening itu kemudian berubah menjadi canggung yang membuat tenggorokan Ara menjadi kering dan tidak nyaman.

Apa ini karena pernyataan Reno yang mendadak melalui telepon waktu itu?

Mungkin saja iya, karena setelah pernyataan suka itu Ara dengan segera mengalihkan pembicaraan. Mengatakan jika ia baru saja mendapat tawaran film lain dan meminta pendapat Reno setelah memberitahu genre yang akan dimainkan film itu. Mungkin Reno mengira ia tidak menyadarinya, tapi ia jelas tahu suara laki-laki itu berubah agak melemah dan kecewa.

"Kerjaan kamu gimana?" Ara memutuskan untuk berbasa-basi.

"Baik. Kerjaan kamu sendiri kayaknya juga semakin baik. Beberapa hari ini aku selalu lihat artikel baik tentang kamu."

"Ah, iya. Itu berkat film terakhir yang aku bintangi. Film itu ngasih keberuntungan bagus buat aku."

Tidak ada yang salah dengan jawaban Ara yang normal, tapi sepertinya tidak menurut Reno. Laki-laki itu bergerak tidak nyaman dan mendesis pelan tidak suka dengan jawabannya. Percaya atau tidak ini adalah kali pertamanya melihat sosok Reno yang seperti ini.

"Ada yang salah dengan jawabanku?"

Reno menoleh ke arahnya sebentar lalu kembali menatap ke depan dan membuka jendelanya saat akan masuk ke area perumahannya. Kepalanya menggeleng singkat. "Nggak ada sebenarnya, tapi belakangan ini aku jadi cemburu setelah tahu Zeron deketin kamu lagi, dan semakin dibuat cemburu karena secara nggak langsung kamu tadi ngomongin dia."

"Ini bukan kamu yang biasanya," balas Ara bersamaan dengan mobil yang berhenti tepat di depan gerbang.

"Aku tahu, dan aku punya alasan kuat kenapa aku bertingkah tidak seperti biasa."

DEFINISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang