DFN 3

2.4K 150 6
                                    

Hari ulang tahun pak Rahagi akhirnya tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ulang tahun pak Rahagi akhirnya tiba. Pesta itu begitu meriah dan mewah seperti yang bisa diduga dari orang sekaya beliau. Begitu Ara dan Adit masuk ke dalam usai membiarkan para awak media melakukan sesi pemotretan juga wawancara singkat mata mereka dibuat terpana dengan dekorasi yang amat mewah. Di waktu yang sama semua mata justru tertumbuk pada mereka berdua saat keduanya masuk dengan tangan Ara yang memeluk lengan Adit, termasuk Kenzie yang ternyata datang dengan mama.

Kenapa itu anak datang sama mama!!

Ara melotot sebentar mendapati hak itu, tapi akhirnya berubah kalem. Ia akan meminta penjelasan mengenai hal itu nanti saja karena sebenarnya Ara ingin segera menghampiri pak Rahagi dan mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung, tapi ketika wanita itu bersiap melangkah menuju sang pemilik acara Adit lebih dulu menariknya ke arah lain. Rupanya mama melambaikan tangan ke arah mereka dan pria itu melihatnya. Tubuh Ara sempat memberontak ingin tetap menuju ke arah yang diinginkannya, tapi itu tidak bertahan lama karena beberapa orang menyadari gerakan tidak wajar mereka. Karena tidak mau mengundang perhatian yang memunculkan berbagai spekulasi yang tidak-tidak akhirnya perempuan itu menuruti Adit.

"Ini ... teman kamu?" tanya mama dengan mata yang berbinar ke arah Adit.

Tidak jauh beda Kenzie juga memberikan tatapan yang sama. Dari mata kedua keluarganya itu Ara bisa melihat jelas ada kebahagian-entah karena apa-di sana. Tanpa diduga mama menyambar tangan Adit dan mengajak berjabat tangan masih dengan wajah yang sumringah.

"Iya, Tante. Nama saya Aditya." Adit membalas jabatan tangan mama dengan senyum lebarnya.

"Saya mamanya Ara. Oh ya, kamu ganteng banget loh pake jas warna gini. Kalian sejak kapan kenal? Kok Araisha nggak pernah cerita sama Tante?"

Dari perkataan mama barusan Ara langsung paham apa yang sedari tadi bersarang di kepala wanita yang disayanginya itu. Pasti mama mengira ada hubungan yang lebih di antara mereka berdua. Wajah Kenzie juga tidak jauh beda, matanya memandang Adit penuh kekaguman layaknya orang yang baru pertama kali masuk ke peradaban modern.

"Kak, aku setuju kalau kakak nikah sama yang ini."

Sekilas mama menengok ke arah Kenzie dengan tatapan kaget, merasa tidak percaya kalau keponakannya akan berpikir sama dengan dirinya. Tidak berselang lama kemudian kepala mama kembali pada Ara dan Adit kemudian mengangguk setuju dengan wajah bahagianya. Dalam hati Ara mendengus, merasa jengkel sekaligus dongkol dengan kelakuan mama dan juga adiknya. Kalau saja saat ini mereka sedang ada di rumah sudah bisa dipastikan Ara akan mengoceh panjang lebar serupa asap bajai.

Lewat ekor matanya Ara bisa melihat jika Adit tampak bingung dengan reaksi kedua keluarganya ini. Dengan sisa-sisa kejengkelan yang masih menggumpal di hati wanita itu menghela napas sesaat lantas memandang mama dan Kenzie dengan tatapan berusaha memberi pengertian.

DEFINISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang