DFN 22

1.2K 90 3
                                    


Hari ini Nabil  mengawali harinya dengan hal yang indah karena tadi pagi bertemu dengan gebetannya sewaktu kerja. Sayangnya harinya berakhir dengan hal yang sama sekali tidak serupa. Selesai melakukan tugasnya sebagai asisten Zeron harusnya ia sudah bisa pulang ke tempat kosnya. Namun hal itu tidak terjadi padanya ketika Zeron menariknya ke apartemen pria itu ...

... untuk menjadi babu.

Sudah lebih dari lima belas menit Nabil berkutat di dapur untuk memasak, dan selama itu pula ia tidak berhenti menghembuskan napas. Merasa nasibnya beberapa hari ini sangat sial. Zeron baru menugasinya untuk memasak sesuatu yang mengandung empat sehat lima sempurna. Nabil tadi sempat menyindir artisnya itu karena biasanya juga pria itu akan makan apa saja. Akan tetapi setelah melakukan itu apesnya ia malah kena marah lagi.

"Bil! Udah belum? Lo ini masak atau lagi ternak siput?! Lemot amat, sih?!"

Nabil kembali memejamkan matanya ketika mendengar teriakan yang sama sekali tidak santai itu. Kalau ada banyak orang yang tidak sabaran dan suka marah-marah seperti Zeron ini, Nabil yakin lama kelamaan Indonesia bakal kehilangan gelarnya sebagai negara tersantuy.

"Bentar Kak! Ini lagi bikin susunya! Supaya empat sehat lima sempurna!" balas Nabil dengan teriakan serupa.

"Kalau gitu cepetan!"

"Iye ... iye ... kagak sabaran banget jadi orang. Kena darah tinggi baru tahu rasa lo!" gerutu Nabil lirih dengan hati dongkol.

Selesai mengaduk susu rasa vanilla hangat dalam gelas berukuran cukup besar Nabil membawanya ke meja makan. Menggabungkannya bersama lauk pauk dan nasi yang sudah ia tata dengan cantik. Ia menatap sebentar mahakarya itu, merasa sangat berbakat dalam hal tata menata. Merasa hal ini sia-sia saja jika tidak diabadikan Nabil segera mengeluarkan ponsel dan mengambil beberapa jepretan dari berbagai sudut pandang hasil karyanya itu.

Nanti jika sempat Nabil akan mengunggahnya di akun instagramnya dengan caption;

Sehat itu penting, guys. Jangan lupa ya makan empat sehat lima sempurna karena yang penting itu sehat bukan kurus, guys.

"Kak! Udah!" Nabil akhirnya memanggil Zeron masih dengan nada tidak santainya.

Tidak lama kemudian Zeron datang dengan tangan yang memegang ponsel yang terus berdering. Dengan tidak peduli pria itu menarik kursi dan duduk di sana. Tangannya meletakkan ponselnya yang sudah berhenti berdering kemudian ganti mengangkat sendok dan garpunya. Namun sebelum Zeron bisa memulai makannya ponselnya kembali berdering. Pria itu melirik sekilas lalu dengan tak acuh memulai makannya.

"Kak, hape-nya bunyi."

"Biarin aja."

Nabil langsung kicep mendengar jawaban ketus itu. Laki-laki itu masih berdiri di samping meja makan sembari menautkan jemarinya dan menatap artisnya itu dengan cemas. Tampaknya Zeron menyadari kecemasan asistennya itu hingga tidak berapa lama kemudian kepalanya mendongak dan melayangkan tatapan tanya.

"Lo kenapa berdiri di situ?"

"Aku ... mau izin ... pulang. Nggak ada yang aku kerjain lagi, kan?" tanya Nabil dengan lirih, takut nanti Zeron akan memarahinya lagi.

"Hari ini lo tidur di sini aja. Gue lagi butuh teman curhat. Lo pake aja sana kamar tamu." Zeron membalas dengan sedikit geram karena lagi-lagi nada dering ponselnya berbunyi.

Melihat itu mendadak Nabil jadi penasaran siapa yang menelepon hingga Zeron tampak sangat enggan untuk mengangkatnya. Tapi lelaki itu segera terfokus lagi pada ucapan pria di hadapannya. Tidak! Ia tidak mau menginap di apartemen Zeron. Bukan karena tidak mau tapi karena ia sudah ada janji akan malam mingguan di monas bersama Maya.

DEFINISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang