DFN 7

1.7K 114 1
                                    


Kevin sangat bersyukur karena jadwalnya tidak sepadat seperti hari-hari kemarin. Ia jadi bisa pulang ke apartemennya sebelum waktu makan malam. Rencananya hari ini ia akan membuat mie instan untuk makan malamnya karena sudah merindukan cita rasa lezat dari micin yang khas. Sebagai seorang selebriti Kevin tidak selalu bisa memakan makanan penuh micin itu setiap saat karena wajahnya akan terlihat bengkak nantinya dan untungnya manajernya mengizinkannya hanya untuk malam ini.

"Akhirnya pulang juga. Udah ditunggu juga dari tadi."

Kepala Kevin tersentak dan menolehkan kepalanya dengan sangat cepat ke arah sumber suara ketika mendengar sebuah suara saat melintas di ruang tamu. Seakan dengan itu saja tidak cukup laki-laki itu masih harus dikagetkan dengan penampakan lainnya yang membuatnya melotot. Di salah satu sofa milikinya, temannya yang bernama Gading sedang duduk dengan salah satu kaki yang berada di atas kaki yang lain dengan mata yang menatapnya dengan lelah.

 Di salah satu sofa milikinya, temannya yang bernama Gading sedang duduk dengan salah satu kaki yang berada di atas kaki yang lain dengan mata yang menatapnya dengan lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo ... ngapain ada di sini!!"

Bukannya kaget, yang ada Gading justru tertawa melihat respon Kevin yang super lebay.

"Apa sih. Masa main ke tempat teman sendiri nggak boleh." Gading mengubah posisi tubuhnya yang semula duduk menjadi berbaring di atas sofa panjang yang didudukinya.

"Heh?! Bangun nggak! Apartemen gue ini bukan panti sosial!"

Dengan gerakan yang hampir sama cepatnya dengan petir yang menyambangi bumi Kevin bergerak dengan cepat ke arah sofa. Tangannya dengan paksa menarik salah satu tangan Gading dan memaksanya kembali terduduk. Untungnya temannya itu tidak melakukan perlawanan berarti selain mengerang tidak terima.

"Jangan kurang ajar, ya!!Gini-gini gue itu bos lo."

Kevin berdecak dangan tangan yang berkacak pinggang. "Mana ada, yang bener pak Arya yang jadi bos gue."

Pak Emyr yang dimaksud Kevin adalah ayah dari temannya satu ini, sekaligus pemilik dan pemimpin dari perusahaan di mana tempatnya bernaung selama ini. Bhoomi Entertainment.

"Sama aja kali. Entar kalau papa pensiun gue juga yang bakal megang perusahaan. Sini duduk dulu. Gue pengen dengar cerita lo waktu ketemu sama Ara."

Satu tambahan tentang Gading. Dia adalah teman dekatnya sejak masa SMA dan sudah pasti karena statusnya itu dia juga tahu kalau Kevin pernah berpacaran dengan Ara. Masih teringat jelas di pikirannya bagaimana hebohnya Gading saat tahu ia akan main film bersama Ara. Salah satunya yang paling diingatnya adalah Gading yang terus mewanti-wanti dirinya tentang clbk alias cinta lama bersemi kembali. Peringatan konyol yang sangat tidak mungkin terjadi, karena ia sudah memiliki Zela yang sangat mencintainya dan paling mengenalnya.

"Males! Gue lagi pingin makan."

"Halah, makan bisa nanti. Mau makan apa, sih? Entar gue yang beliin."

Sebenarnya Kevin sama sekali tidak berniat mengiyakan perintah Gading, tapi entah kenapa mendengar kata 'gue yang beliin' kakinya jadi otomatis berjalan ke arah sofa. Dengan sangat menurut laki-laki itu duduk di tempat di mana tangan Gading dari tadi menepuk.

DEFINISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang