DFN 29

983 73 0
                                    


Ara memang sudah memberikan izin pada Kevin untuk mendekatinya lagi, namun apa yang terjadi pada pagi hari ini sungguh di luar perkiraannya. Hari ini hari minggu dan kebetulan Edo sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini untuk mengistirahatkan dirinya. Seharusnya hari ini Ara bisa tidur lebih lama untuk setidaknya hingga jam dinding menunjukkan pukul dua belas siang, sayangnya hal itu hanya bisa terjadi di angannya. Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan jam delapan pagi ketika Ara mendengar suara perselisihan yang sangat gaduh di lantai bawah.

Sebenarnya bisa saja Ara mengabaikannya karena kemungkinan besar itu adalah Kenzie yang sedang berdebat dengan manajer atau salah satu timnya. Sayangnya niatnya untuk mengabaikan pertengkaran itu langsung pudar begitu telinganya dengan jelas mendengar suara yang sangat dikenalnya.

"Lo ngapain di sini?"

"Lah?! Lo yang ngapain ke rumah gue?"

"Rumah lo?! Bercanda lo sama sekali nggak lucu kampret!"

Ara sangat amat mengenal suara itu sebagai suara milik Kevin. Untuk itu begitu otaknya selesai mencerna informasi itu ia dengan segera melompat dari kasurnya dan berjalan cepat ke lantai bawah. Pikirannya sudah sangat kalut kala menyadari bahwa mungkin saja mama nanti akan bertemu Kevin yang kemungkinan besar akan memperkenalkan diri sebagai mantan kekasihnya di masa SMA. Ara tidak akan membiarkan itu terjadi untuk setidaknya saat ini karena ia belum siap dicincang oleh mamanya.

"Kak Ara ada kingkong nyasar, nih?! Pagi damai nan tentram jadi hancur gara-gara nih kingkong." Kenzie langsung mengadu layaknya anak kecil yang sedang bertengkar dengan teman bermainnya.

"Berhenti panggil gue king kong dan jangan panggil Ara kakak seakan dia kakak lo!!"

"Lah?! Emang kak Ara kakak gue. Lo sarap apa gendeng, sih?!"

"Gue bilang berhenti—tunggu, lo bilang apa tadi?" Kevin mengerjapkan matanya seakan baru bisa mencerna apa yang baru saja Kenzie katakan, lalu seakan semuanya sudah direncanakan pandangan Kevin bersibobrok dengan Ara yang sudah sepenuhnya sampai di lantai bawah.

Wanita itu jelas takut pada keberadaan Kevin yang sekarang berada di ruang tengah rumah. Kepalanya melongok ke kanan dan ke kiri memastikan keadaan aman dan tidak ada tanda keberadaan mama akan muncul dalam waktu dekat.

"Kak Kevin? Kakak ngapain di sini?" Ara akhirnya bertanya dengan nada gusar dan seakan tidak habis pikir dengan apa yang terjadi di hadapannya.

Kevin dengan cepat menyadari apa yang tergambar di wajah Ara. Ia melangkah menuju Ara tanpa memedulikan bagaimana Kenzie yang semakin dibuat mendelik dengan apa yang dilakukan. Untuk saat ini Kevin akan menganggap keberadaan dan status Kenzie sebagai adik Ara hanya ilusi semata. Ya, untuk saat ini hal itu harus dilakukan.

"Kemarin aku udah tanya sana manajer kamu dan hari ini kamu free. Aku mau ajakin kamu keluar. Mau, kan?"

"Gue menolak. Siapa lo ngajakin kak Ara mejeng?!"

Wajah Ara yang sedari tadi sudah kusut karena baru bangun dari tidurnya kini semakin dibuat kusut dengan perdebatan yang tidak perlu di antara adik dan mantan pacarnya. Wanita itu menghela napas samar kemudian memijit pangkal hidungnya untuk menenangkan diri.

"Kenzie, ini urusan aku jadi mending kamu nggak usah ikut-ikutan."

"Tapi Kak—" Kenzie jelas sangat tidak setuju dengan apa yang baru saja Ara ucapakan, tapi ucapannya langsung terhenti ketika Kevin mendadak berjalan dan menyenggolnya hingga mundur beberapa langkah.

"He! Kingkong! Bisa nggak sih kalau jalan biasa aja." Kenzie jelas sewot dengan apa yang baru saja rivalnya itu lakukan. Tadinya ia pikir sebentar lagi akan terjadi adu bacot seru seperti tadi sebelum Ara datang, sayangnya hal itu sama sekali tidak terwujud.

DEFINISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang