Dua

16.6K 1.5K 145
                                    

"Ini rumah lu kak?" Tanya Tristan sambil merapihkan tas gendong di punggung nya. Manik matanya tidak berkedip menatap kesebuah bangunan rumah bercat cream yang mempunyai tiga lantai itu. Rumah yang terlihat sangat mewah, perpaduan antara klasik dan moderen.

"Bukan!" Lukman mencabut kontak motor setelah ia mengunci stangnya.

"Trus rumah siapa? ngapain kita kesini?" Tristan menjadi penasaran.

"Ini rumah bokap gue." Lukman tersenyum nyengir dan menaik-turunkan alisnya, menatap Tristant.

Yang ditatap mendengkus kesal, "sama aja kali." Ucapnya.

"Yuk, masuk."

Lukman menarik pergelangan Tristan, kemudian kedua remaja itu berjalan mendekati pintu rumah. Meskipun bengong dan bingung, namun tetap saja Tristant pasrah mengikuti tarikan tangan Lukman.

"Emang mau ngapain sih kak?" Tristan semakin penasaran.

"Udah diem, katanya lu mau ngelakuin apa aja biar bisa gabung bareng kita?" ucap Lukman mengingatkan kata-kata Tristant.

Mengabaikan kebingungan remaja imut itu, Lukman menutup pintu rumah lantas menyeret Tristant masuk ke kamarnya.

***

Di tempat berbeda, Roby, Jonathan dan Aldo sedang berkumpul di satu kamar, di rumah Alex, sedang asyik bermain game online.

"You has been slained"

"Sial, mati gue." Jonathan mengumpat saat pengisi suara dari game yang sedang ia mainkan, membari tahu kalau hero yang sedang ia mainkan terbunuh oleh lawan. "Bego banget yang pake maraksman, gue bantuin malah kabur, dasar bocah. Sial!"

"-pantes bego, liat aja item dia. Masak Lesly pake Concentrated Energy? Itukan bulit nya mage." Jonathan semakin kesal saat ia mengecek hero yang dipakai teman team nya, memakai item yang bukan seharusnya.

"Lex lo solo lord, gue pancing mereka ke bawah." Perintah Roby yang juga masih bermain game satu team dengan Jonathan.

Jonathan, Alex dan Roby kalau sedang berkumpul, mereka selalu asyik bermain game bersama, dan bergabung dalam satu team atau biasa dikenal dengan mabar— main bareng.

Kecuali dengan Aldo. Ia lebih asik dengan dunianya sendiri. Dari kelima teman Pandu, Aldo satu-satunya anak yang tidak hoby bermain game. Ia lebih senang membaca komik, sambil mendengarkan musik dari HP, melalui headset yang ia sumpel ke kuping. Ia paling malas kalau sudah mendengar teriakan teman-temannya saat sedang bermain game itu.

Pandu dan Lukman sebenarnya juga tidak begitu hoby. Hanya saja sesekali mereka berdua menerima ajakan, Jonathan, Alex, dan Aldo untuk bermain bersama-sama.

Jonathan yang sedang menunggu heronya Cooldown, atau menunggu heronya kembali hidup, ia beringsut merapat ke Alex, untuk melihat permainannya.

"Kuat nggak lo nge-lord sendiri?" Tanya Jonathan.

"Tenang aja sih. Alucard gue udah jadi. Enteng." Jawab Alex dengan gayanya yang sombong.

"Eh gimana si Lukman udah bilang sama Pandu belum?" Tanya Aldo sambil melepas headset yang menutup telinganya.

"Entah," jawab Jonathan tanpa menoleh. Ia masih asik melihat Alex bermain game. "Kayaknya sih udah, cuma belum chat lagi."

Meskipun ke enam anak remaja itu selalu bersama, cuma mereka tidak satu kelas. Hanya Pandu dan Lukman yang berada di kelas yang sama. Yang lainya masing-masing berbeda kelas. Pada saat mereka membahas soal dugem tadi, kebetulan Pandu sedang tidak berkumpul bersama mereka.

CASM {Mamang Cilok}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang