#78 persahabatan dari 38,4rb cerita.
10 nov 2019.~selamat membaca~
Saat ini Aden sudah berada di sebuah cafe Amanda, tempat di mana tante Inggrid akan melakukan arisan. Ia sedang berdiri di tengah-tengah lingkaran. Sebuah lingkaran di mana ada para wanita— tidak semuanya cantik, yang sedang duduk di kursi membentuk lingkaran itu. Ternyata, dari sekian banyak orang yang membentuk lingkaran, tidak semuanya berjenis kelamin wanita. Ada juga beberapa orang pria yang juga mengikuti acara arisan berondong tersebut.
Aden berdiri mematung, manik matanya memandang satu demi satu orang-orang yang sedang mengelilinginya. Meski cahaya lampu remang-remang, tapi Aden bisa melihat wajah-wajah mereka yang sedang tersenyum penuh arti ke arahnya.
Sampai saat ini laki-laki itu masih belum mengerti, mengapa ia disuruh berdiri di tengah-tengah mereka.
Aden menelan ludahnya susah payah, tubuhnya merinding, dan wajahnya terlihat sangat tegang. Jantung Aden berdebar-debar tidak karuan. Rasanya ia ingin sekali keluar dari tempat itu, tapi bagaimana caranya?
Suasana ruangan terasa sangat tenang. Meski banyak orang, tapi tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Sebelum acara dimulai, para anggota arisan berondong selalu terlebih dahulu menyuruh obyeknya supaya berdiri di tengah-tengah mereka. Selain itu calon obyek arisan diharuskan melakukan tarian strepsils sebelum arisan dibuka. Setelah diketahui siapa yang mendapat arisan, ia berhak membawa obyek arisan itu masuk ke kamar private yang letaknya tidak jauh dari tempat itu dan bebas melakukan apa pun, di sana.
Suara langkah kaki seorang wanita yang memakai sepatu hak tinggi, berjalan mendekati Aden.
Tante Inggrid melipat kedua tangannya di perut, setelah ia berada tepat di hadapan Aden. Senyumnya mengembang, manik matanya mengamati wajah Aden yang terlihat sudah memucat.
Berada di tengah-tengah orang kaya dan tidak dikenal, juga membuat nyali Aden menciut.
"Jangan tegang, santai aja," ucap tante Inggrid dengan lembut. "Mereka nggak akan nyakitin kamu kok."
"Memangnya aku mau diapain, tante?" Tanya Aden polos.
Tante Inggrid kembali senyum, "nanti kamu juga bakalan tau kok. Kamu beruntung Aden, mereka semua suka sama kamu. Biasanya tidak cuma satu yang berdiri di tempat kamu, ada dua atau bahkan tiga. Tapi mereka nggak mau yang lain, mereka cuma pingin kamu, jadi nanti kamu bakal punya banyak duit dari mereka."
Aden mengerutkan kening, ia masih belum paham dengan penjelasan tante Inggrid yang panjang lebar. "Saya nggak ngerti tante."
Tante Inggrid tidak menjawab kebingungan Aden. Ia melepaskan lipatan tangannya di perut, lalu pandangannya menebar ke arah anggota arisan.
"Gimana barang bawaan saya?" Seru tante Inggrid.
Mendengar itu Aden langsung menatap tante Inggrid dengan tatap bingung. "Barang?" Gumam Aden.
"Aduh say! Itu sih type aku banget, kamu bisa aja nemu barang model begitu!" Seru salah seorang anggota arisan berondong itu.
"Itu tinggal dipermak, di make over dikit pasti sempurna deh." Seorang pria kemayu juga ikut berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASM {Mamang Cilok}
Fiksi RemajaSampul; deerlu794 Lengkap sampai TAMAT Cuma penjual Cilok kok. kebetulan aja dia ganteng. Disukai sama remaja anak orang kaya cuma dia cowok juga. Pastinya gak mau dong penjual ciloknya kan normal. Gimna sih perjuangan anak orang kaya buat dapetin m...