~selamat membaca~
Irawan pandu Atmaja.
Biasa dipanggil Pandu. Anak semata wayang dari seorang pengusaha sukses di kota Jakarta. Dia masih kelas dua SMA. Cuma dia sekolah di sebuah Yayasan— yaitu yayasan di mana Sekolah dasar, Sekolah menengah pertama, dan Sekolah menengah atas, berada di satu lokasi.
Sekolah elite, hanya orang-orang berduit yang mampu menyekolahkan anaknya di tempat seperti itu.
Kalau kata temen-temennya atau anak jaman now mengatakan, Pandu itu katanya badboy. Nakal atau bandel, itu adalah kata paling identik yang tepat untuk menggambarkan kat-kata badboy. Tapi Pandu memang anak yang terkenal galak, di seantero jagat sekolahan itu.
style-nya aja tidak pernah rapi. Seragam tidak pernah dimasukan, kancing seragam bagian atas selalu dibiarkan dibuka. Gaya rambut yang dipotong sasak membuatnya seperti terlihat acak-acakan.
Tapi jangan salah, meskipun Pandu terkenal nakal, tapi dia juga terkenal sebagai sala satu cowok terganteng di sekolahnya. Anehnya meskipun dia seperti berandal, Pandu tetep menjadi idola bagi remaja putri di sekolahnya. Banyak banget cewek-cewek yang ngebet pingin jadi pacarnya. Tapi sayang, secantik apapun cewek yang menyatakan cinta sama Pandu, satupun tidak ada yang diterima. Maugimana lagi? Pandu tidak suka dengan mahluk wanita.
Tidak ada yang tahu kalau Pandu ternyata suka juga dengan laki-laki.
Cuma dia sendir yang tahu soal itu. Soalnya tidak mungkin ia cerita sama temen-temen sekolahnya kalau dia itu berbeda. Bisa-bisa reputasi dia sebagai cowok garang, cowok berutal bakal tercemar, kalau sampai temen-temen Pandu tahu soal itu.
Pandu emang selalu bisa bersikap keras, tegas, dan juga nakal sama temen-temennya. Tapi semua kegarangan atau gelar badboy nya dia seakan hilang, kalau Pandu sedang berhadapan dengan;
Haris aden sanjaya.
Nama panggilannya Aden. Aden sebenarnya masih seumuran dengan Pandu. Umurnya sekitar tujuh belas tahun. Kalau Aden melanjutkan sekolah harusnya dia sudah kelas dua SMA. Sama seperti Pandu.
Cuma karena Aden anak orang kurang mampu, jadi terpakasa dia harus putus sekolah. Orang tuanya cuma mampu menyekolahkan Aden hanya sampai pendidikan tingkat pertama saja.
Untuk membantu atau meringankan beban orang tua, Aden yang berasal dari Ciamis, sala satu kabupaten di Jawa Barat itu, terpaksa harus merantau ke ibu kota. Di Jakarta Aden tinggal di rumah kontrakan bersama kakak dan kakak iparnya. Pekerjaan Aden sehari-hari, dia membantu kakak iparnya menjual 'cilok' di depan sekolah Pandu.
Aden sebenenarnya anak yang ganteng— genteng banget malah. Cuma karena dia berasal dari pelosok kampung nun jauh di sana, jadi kegantengannya seolah tidak terlihat. Aden itu tidak tahu gimana caranya berpakaian yang keren. Baju yang dia pakai ukurannya selalu lebih besar dari badanya. Jadi seperti baju minjem— Sangat bertolak belakang sama Pandu.
Tinggi badannya juga kalah dari Pandu. Beda beberapa centi. Cuma untuk bentuk badan Aden lebih padat dan berisi. Yah walaupun tidak seperti binaraga, tapi Aden memiliki bahu yang lebar, tulang yang besar dan kuat. Perutnya rata, belum kotak-kotak sih tapi kelihatan keras. Baru kelihatan dua kotak saja di perutnya. Warna kulitnya sawo matang— beda dengan Pandu yang putih dan bersih.
Matanya agak sipit dan ada tailalat di ujung mata sebelahnya. Alisnya lirus dan tebal. Bibirnya maskulin. Terus kumis tipis yang baru tumbuh membuat Aden kelihatan manis. Kalau dia senyum dan kelihatan giginya, pasti bikin orang yang melihat, jantungnya jadi berdebar-debar— terutama Pandu.
~♡♡♡~
Pagi hari, mobil Alphard berwarna putih, berhenti di samping pintu gerbang Sekolah. Di samping pintu sudah berdiri lima remaja putra, yang sedang menunggu seorang yang akan keluar dari mobil Alphard tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASM {Mamang Cilok}
Teen FictionSampul; deerlu794 Lengkap sampai TAMAT Cuma penjual Cilok kok. kebetulan aja dia ganteng. Disukai sama remaja anak orang kaya cuma dia cowok juga. Pastinya gak mau dong penjual ciloknya kan normal. Gimna sih perjuangan anak orang kaya buat dapetin m...