Cilok tiga puluh dua

8.2K 974 473
                                    

Manu Rios, Night Changes.
~selamat membaca~

Tangan mulus Inggrid dengan lembut menjalar ke pundak Aden, tatapannya tidak berkedip menatap haus ke arah berondong polos, yang sering menjadi objek imajinasinya agar bisa memuaskan birahinya. Pesona Aden di mata Inggrid memang sangat kuat setelah ia melihat Aden hanya memakai celana dalam. Gundukan besar di pangkal selangkangan Aden membuat Inggrid susah move on, dan sangat ingin mencoba, sambil meremas pantat montok Aden.

Kehadiran Inggrid yang tiba-tiba tentu saja membuat tubuh Aden mendadak lemas. Selain ia sudah trauma lantaran kejadian di arisan berondong tempo hari, Aden juga takut. Ia khawatir jika Inggrid memberi tahu Pandu, kalau ternyata ibu Veronica lah yang sudah menyelamatkannya dari jeratan para pemangsa berondong.

Inggrid membungkukkan badan, mensejajarkan tingginya dengan Aden yang masih duduk di tempatnya.

"Yang sama tante itu namanya Andre," bisik Inggrid memberi tahu Aden nama laki-laki yang sedang bersamanya. "Dia habis tante beliin hape mahal lho. Tante juga bisa beliin kamu, lima sekali gus malah. Asal kamu bisa bikin tante seneng."

Manik mata Aden melirik ke arah pemuda yang ada di samping Inggrid. Benar saja, ternyata Inggrid tidak bohong. Aden melihat pemuda itu memegang hape baru yang masih terbungkus dalam kotaknya. Aden hanya diam sambil menelan salivahnya susah paya. Aden masih benar-benar trauma dengan apa yang sudah dilakukan Inggrid di arisan berondong. Lihat saja, tubuh Aden gemetaran, wajahnya semakin pucat.

Melihat perlakukan Inggrid, Pandu mengumpat dalam hati, darahnya mendidih, jemarinya mengepal bersamaan dengan rahang yang mengeras. Ingin sekali Pandu memaki Inggrid, namun Pandu masih punya malu. Pandu tidak mungkin membuat onar, karena mereka masih di tempat umum.

Akan tetapi kehadiran Inggrid membuat Pandu jadi ingat akan pertanyaanya yang belum sempat dijelaskan Aden. Prihal bagaimana Aden bisa selamat dari Inggrid. Pandu sempat melupakannya lantaran ia terlalu bahagia bisa berada dekat dengan laki-laki itu.

Lukman dan Tristant hanya bisa menatap Inggrid dan Andre yang datang secara tiba-tiba. Mereka tidak tahu apa yang sudah terjadi antara Aden dan Inggrid.

"Gimana? Mau kan punya hape bagus?" Imbuh Inggrid.

"Tante ngapain?" Tanya Pandu ketus.

"Eh Pandu, tante cuma pingin deket sama temen kamu. Boleh kan? Jangan mami—"

"Pandu kita pulang aja ya," ajak Aden memotong kata-kata Inggrid. Aden berdiri dari duduknya sambil menarik pergelangan Pandu.

"Kok pulang sih? Kan makanannya udah di pesen," keluh Lukman yang tidak tahu apa-apa.

"Aku nggak laper, aku mau pulang." Kehadiran Inggrid ternyata bisa membuat perut Aden yang tadinya lapar, mendadak menjadi kenyang. Selera makannya langsung hilang detik itu juga.

"Lho... kenapa buru-buru Aden? Tunggu dulu lah." Bujuk Inggrid dan tidak mendapat tanggapan sama sekali dari Aden.

Pandu yang sudah berdiri akibat ditarik tangannya oleh Aden, menyipitkan matanya menetap heran kepada Aden.

CASM {Mamang Cilok}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang