Tujuh

12.9K 1.2K 211
                                    

Kok gue nggak suka, liat elu deket sama dia,
Perasaan macam apa ini?

~Selamat membaca~

Pagi itu Aden lebih sibuk dari biasanya— melayani anak-anak sekolah yang sedang membeli cilok. Entahlah, sejak Pandu memposting photo cilok di akun instagramnya, cilok Aden menjadi lebih laris dari biasanya.

Meskipun Pandu bukan selebgarm, tapi sebagai cowok populer di sekolah ia mempunyai banyak follower. Jadi postingan cilok Pandu kemaren dapat dilihat oleh banyak followernya yang rata-rata masih satu sekolah dengan Pandu.

Aden mengucap syukur di hatinya— ditengah ia sibuk melayani pembelinya. Senyumnya yang menawan selalu mengembang di bibir laki-laki itu. Senyum yang selalu membuat Pandu tidak bosan menatapnya dari jarak jauh.

Sesekali Aden mengusap peluh di pelipis menggunakan punggung tangan. Meski merasa kualahan, tapi Aden merasa sangat senang dan tetap bersemangat. Bagaimana tidak, dagangannya laris.

Sekian menit kemudian sekerumanan anak-anak berseragam sekolah sudah mulai terlihat sepi dari hadapan Aden. Mereka sudah memasuki halaman sekolah, lantaran bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi.

Seperti biasa juga, enam remaja paling populer di sekolah, sudah berkumpul di dekat pintu gerbang. Di dekat Aden yang sedang berjualan.

Kadang sebelum bel masuk berbunyi, keenam cowok populer itu lebih senang menghabiskan waktu mereka di post satpam. Menurut mereka tempat itu paling aman untuk menghisap rokok, atau sekedar nongkrong sambil bermain game.

Cuma Aldo yang tidak pernah bermain game, ia punya dunianya sendiri. Kalau Pandu dan Lukman, tergantung mood mereka.

Lalu karena merasa sudah saling kenal dan akrab, Pandu tidak ragu lagi menyapa Aden di dekat teman-temannya. Begitupun sebaliknya, Aden juga membalas sapaan Pandu dengan gayanya yang ramah.

"Den masih ada nggak?" tanya Pandu setengah berteriak.

"Masih," jawab Aden. Ia bisa langsung mengerti kalau Pandu pasti bertanya soal cilok. Apalagi? cuma cilok yang Aden jual. Tidak ada yang lainnya.

"Gue mau ya, satu porsi," pinta Pandu yang dijawab dengan acungan jempol oleh Aden.

Pandu menatap teman-temannya satu-persatu, sambil bertanya. "Pada mau nggak? Kalau mau gue traktir."

"Traktir? Maulah..." sahut Jonathan cepat.

"Mau..." imbuh Alex.

"Walaupun cuma cilok, kalau ditraktir gue juga nggak nolak," lanjut Roby.

"Lo mau nggak Do?" Tanya Pandu sambil memukul pelan pundak Aldo, karena sepertinya Aldo tidak mendengar obrolan mereka. Ia sedang fokus membaca komik, sedangkan kupingnya disumpel headset.

Aldo yang sedang berjongkok mendongak sambil membuka headseat di sebelah telinganya, "apaan?"

"Cilok, gue traktir mau nggak?" ulang Pandu.

Aldo mengangguk pelan, "oh... boleh deh," jawabnya, lantas memasang headset dan kembali fokus dengan komik kesayangannya.

"Dasar lu, komik mulu," dengus Pandu, namun tidak digubris oleh Aldo. Laki-laki itu sudah langsung asik dengan dunianya. Mendengarkan musik sambil membaca komik.

CASM {Mamang Cilok}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang