Vampire My Pretty. [ TAMAT ]

Vampire My Pretty : 20

[ BUDAYAKAN LIKE & COMEN SETELAH BACA NOVEL GUE!! ]

*** HAPPY READING ***

Pertemuan keluarga yang mengharukan sampai-sampai winter dianggap sebagai pajangan di sana.

Papa Steve dan Nia saat ini masih asyik berbincang, seolah-olah kesedihan mereka sudah hilang sirna dengan kedatangan anak angkat mereka.

20 menit berlalu begitu cepat, sebuah teriakan dari arah dapur seperti memanggil mereka untuk datang ke arah dapur " makanan sudah siap " teriak mama Steve.

Papa Steve dan Nia begitu bersemangat. Wajah gembira mereka terlihat bersinar terang. Sudah lama keluarga Steve tak berkumpul lengkap saat makan.

Nenek dan kakek Steve pun tak menampakkan batang hidungnya.
Mereka masih betah tinggal di rumah temannya itu.

Kakek dan nenek Steve tak tau masalah yang menimpa keluarga anaknya itu. Tak tau kesedihan yang pernah keluarga Steve alami.

Karena keluarga Steve tak ingin mengganggu dan membuat khawatir nenek dan kakeknya itu.

Mereka sudah terlalu tua untuk mengkhawatirkan keadaan keluarga Steve. Sudah waktunya untuk mereka menikmati hidup mereka dengan tenang.

" Ayo sayang kita ke dapur " sahut antusias papa dan menarik tangan Nia untuk mengikutinya.

Sebelum beranjak dari duduknya, Nia Lee menatap ke arah tuan winter yang berubah menjadi seorang manusia.

Winter hanya mengangguk menyetujui Nia. Winter tak mau beranjak dari duduknya karena winter tak mau mengganggu mereka yang akan makan malam tersebut.

Senyuman manis terpancar dari wajah Nia. Dengan ijin Tuan winter itu, Nia mengikuti langkah kaki papa nya.

" Baiklah " Nia bangkit dan berjalan seirama dengan gerakan kaki sang papa.

Setibanya di dapur, papa Steve tampak antusias melihat berbagai makanan lezat ada didepan mata nya.

" Duduklah sayang " ucap papa Steve.

Nia memang merindukan masakan buatan sang mama, tapi ia juga tak dapat merasakan rasa makanan favoritnya itu.

Lidahnya seperti mati rasa, Nia hanya tersenyum dan ikut makan agar tak mengecewakan orang tuanya itu.

Diambilnya sebuah nasi lengkap dengan lauk kesukaan Nia. Satu suapan mendarat di mulut Nia.

Nia menangis tak tau apa karena terharu atau apa " makanan yang lezat " ucap Nia sambil terus melahap makanan di piring nya itu.

Di tatapnya satu persatu manusia yang ada didepannya kini. Nia tersenyum melihat tawa keluarga Steve bangkit kembali.

Namun Nia tersenyum kecut melihat sang paman hanya berdiam diri sedari tadi. Tak merespon kepulangan keponakan nya itu.

Mereka menikmati makan malam yang tak akan pernah mereka lupakan itu. Berkumpul dengan keluarga Steve membuat hati Nia terenyuh melihat nya.

Pikiran Nia melayang " bagaimana jika mereka tau identitas diriku yang sebenarnya??" Batin Nia bergejolak.

Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam, waktu semua orang untuk beristirahat.

Kini mereka sudah duduk di sofa ruang keluarga. Setelah makan malam mereka selesai.

" Mama belum mengantuk kah?" Tanya Nia melihat wajah sang mama yang hanya tersenyum padanya.

" Belum sayang "

" Ini sudah malam mama, sebaiknya kita beristirahat " ucap Nia meyakinkan sang mama.

" Benar sayang ini sudah malam " sahut papa.